LPY 21

4.3K 460 75
                                    

Hari ini Yoongi bisa bernafas lega, pasalnya ia tak lagi dikurung dalam satu ruangan berbau obat-obatan yang membuat hidungnya gatal. Meski sama saja, ia hanya akan disuruh istirahat, setidaknya di rumah ia bisa menonton TV di ruang tengah, jalan-jalan ke taman belakang rumah jika bosan dan tentunya bisa tidur nyenyak dalam pelukan kumamon besarnya.

"Kau ingat 'kan pesan Bogum hyung?" Yoongi mendengkus di atas tempat tidur. Kira-kira sudah lima kali sejak tiga jam yang lalu ia sampai di rumah, saudara tertuanya itu tak bosan-bosan bertanya, bahkan Yoongi yang ditanyai saja sudah hendak muntah rasanya karena terus dijejali pertanyaan bernada sama.

"Hyung, aku mau tidur." Yoongi sudah bersiap menyembunyikan diri di balik selimut tebalnya, tidak lupa tangan yang berada di bawah selimut itu sudah menggenggam erat tangan kumamon yang berbaring di sebelahnya, bersiap untuk menariknya jika Jin sudah keluar dari kamarnya nanti.

"Tapi ingat, kau--" ucapannya terpotong telak.

"AISH ... IYA ... IY-- ughh." Yoongi mengernyit sambil meremas baju bagian dadanya. Yoongi yang menyentak selimutnya kasar dan langsung terduduk membuat gerakan tiba-tiba itu menyebabkan dadanya kembali terasa nyeri. Jin yang melihatnya langsung menghampiri Yoongi yang masih memejamkan matanya menahan sakit.

"Yoongi, hey ... kau tak apa?" Sedikit nafas lega bisa Jin dapatkan saat Yoongi memberinya anggukan samar. Jin lalu membaringkan Yoongi kembali dan menyelimutinya.

"Tidurlah, jika butuh apa-apa panggil Hyung, ya. Hari ini Hyung ijin tidak masuk kelas." Entah karena tubuhnya yang masih merasakan sakit atau mungkin terlampu ingin segera beristirahat, Yoongi hanya mengangguk saja lalu mencari posisi nyaman untuk tidurnya.

Jin keluar dari kamar setelah memastikan Yoongi benar-benar terlelap. Ia melirik jam, pukul satu siang.
Sebenarnya ia masih punya waktu untuk bersiap pergi ke kampus karena kelas akan dimulai pukul dua siang, tapi ia tak tega jika harus meninggalkan Yoongi di rumah. Meski satu jam lagi Jimin, Namjoon dan Hoseok akan pulang dan bisa menggantikannya menjaga Yoongi, tetap saja ia tak tega. Takut-takut jika Yoongi bangun dan Yoonie mengambil alih.

Jin lalu melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat makan siang. Tadi dia hanya membuat bubur untuk Yoongi, meski menolak tapi Jin tetap memaksa. Yoongi sedikit bisa menerima bubur buatan Jin karena rasanya yang lumayan dan tidak terlalu hambar seperti di rumah sakit. Juga karena Jin menambahkan kornet dan telur mata sapi kesukaannya.

Beberapa masakan sudah siap, ia menatanya di atas meja makan, menunggu adik-adiknya pulang. Saat ia meletakkan piring terakhir di meja makan itu bertepatan dengan suara pintu utama yang terbuka.

"Kami pulanggg!" Jin tahu jika itu suara Jimin, mungkin ia pulang bersama dengan Namjoon atau Hoseok.

"Waahh ... Jin Hyung masak banyak. Eh ... Hyung tidak pergi kuliah?" Hoseok melirik arloji pada pergelangan tangan kirinya, memastikan jika sekarang waktunya kelas Jin dimulai. Jimin pulang bersama Hoseok, Namjoon belum pulang karena ada urusan dengan temannya.

"Tidak, aku ijin, aku mau menjaga Yoongi. Singkirkan tanganmu! "

"Aww! Kenapa Hyung memukul tanganku, sih?" Jimin menggosok punggung tangannya yang baru saja dipukul Jin menggunakan sendok sayur.

"Cuci tanganmu, baru makan. Kau sudah gendut jangan sampai perutmu membuncit karena cacingan." Jimin berlalu sambil terus menggerutu kecil. Hoseok hanya terkekeh dibuatnya dan mengekori Jimin menuju westafel untuk mencuci tangan.

"Yoongi, apakah dia tidur?" tanya Hoseok di sela makannya, Jin hanya mengangguk memberi respon karena mulutnya yang penuh dengan nasi dan daging asap.

[ END ] Little precious YoongiWhere stories live. Discover now