01 : バスケットボールの試合 (Basukettobōru no shiai)

8K 894 56
                                    

Cinta itu sesuatu yang universal, yang dapat kita rasakan pada siapa saja

-kv-

.

.

.

.

.

Basket adalah pilihan utama Jeon Jungkook, dia memilih olahraga yang satu ini karena basket adalah satu-satunya pelepas stres. Entah bagaimana dia bisa menyebut yang satu ini pelepas stres, tapi begitulah baginya.

Tiap kali dia stres hanya dengan mencetak angka dalam ring rasanya dapat membuat beban pikirannya sedikit tenang.

Beberapa hari ini kegiatan klub memang sangat sibuk, mungkin karena Jungkook ada di tingkat akhir dan pertandingan tengah semester ini yang membuatnya berkerja keras dengan lebih.

Tapi siang ini Kang Jaesoon mendatanginya pagi-pagi sekali di depan gerbang. Gadis itu nampak ragu dan canggung, baru pertama kalinya bicara dengan Jungkook berdua seperti ini. Entah apa alasan gadis cantik itu merasa canggung dan malu, padahal tidak perlu. Wajar saja bukan, jika seorang manajer klub basket bicara dengan kapten basketnya?

"Umm... Jungkook, aku memutuskan untuk come out dari klub." Gadis itu menunduk, lebih memilih melihat sepatunya yang berjajar dengan sepatu Jungkook di depan kaki kecilnya yang berbalut sepatu warna merah muda.

Jungkook memasukkan tangannya kedalam saku celana, entah mengapa dia tidak suka pilihan gadis ini. Bukan karena suka tapi turnamen beberapa bulan lagi akan tiba dan adanya manajer yang berpengalaman seperti Jaesoon memang di butuhkan.

"Apa alasanmu keluar dari klub?" Suara berat Jungkook bertanya tak acuh, gadis itu terdiam sebentar mencari alasan. "Kalau tidak ada alasan, jangan keluar." Ucapan Jungkook selanjutnya membuat gadis itu terperangah.

"Bukan begitu!" Tiba-tiba Jaesoon memekik keras, Jungkook tak begitu kaget dengan respon gadis ini—berbeda dengan beberapa murid yang sedikit terganggu teriakannya.

"Aku—aku ada program pergantian pelajar...." Jungkook tahu sekarang, Minggu lalu ada tes dari pihak sekolah untuk pemilihan pergantian pelajar. Jaesoon yang akan di gantikan dengan anak sekolah dari negara lain.

"Maafkan aku sebelumnya, tapi ini kesempatan besar jadi—maaf kalau aku keluar dari klub." Jaesoon terus menunduk.

Jungkook menghela nafas, Jaesoon murid cerdas dengan nilai tertinggi di bawahnya. Ia tak menyangkal kalau ia pintar, selama ini Jungkook mendapati juara pertama antara tingkat dan antar jurusan. Untuk soal pergantian pelajar, jangan harap dia akan ikut, Jungkook benci hal-hal seperti itu.

"Tak apa, aku akan katakan ini pada pelatih dan anak lainnya. Nanti akan ku carikan penggantimu." Jungkook berjalan tak acuh menjauhi Jaesoon, melenggang masuk kedalam gerbang.

Ini benar-benar nasib buruk.

.

.

.

.

.

Taehyung makan sushi di restoran kecil pinggir jalan bersama orangtuanya. Katanya ada hal yang ingin dikatakan ayahnya. Tapi Taehyung tak acuh, dia hanya berharap mendapat sajian sushi, gurita dan cumi-cumi atau kepiting mungkin.

SENPAI(?)Where stories live. Discover now