41

22.9K 2.2K 279
                                    

Masa Perempuan Menjadi Singa, alias Masa PMS gue akhirnya udah usai. Mungkin itu yang ngebuat kak Taeyong pagi ini udah senyum-senyum ke gue dan berani nempel-nempel.

Coba dua hari yang lalu. Peluk-peluk gue, siap dibaku hantam.

"Ada kuliah gak hari ini?" tanya kak Taeyong, dengan posisi dia mengurung gue di tembok diantara kedua tangannya. Sedangkan gue lagi make'in dia dasi.

"Enggak. Aku hari ini dirumah aja," jawab gue.

Sebelah alis kak Taeyong terangkat, "tumben? Gak main sama Seulgi, Joy, Wendy?" tanyanya.

Gue menggeleng, "nggak ah, males."

"Yaudah. Kalo gitu nanti makan siang bareng ya?" ajaknya, sambil menyampirkan anak rambut gue ke belakang telinga.

Gue menampakkan senyum manis, "okeey."

Setelah rapi, kak Taeyong kemudian mencuri ciuman di bibir gue sekali. Lalu, dia mencium kening gue sebelum akhirnya pamitan mau pergi ke kantor.

"Jangan capek-capek, ya," inget kak Taeyong dari ambang pintu. Gue mengangguk dan memberi isyarat agar dia cepet berangkat kerja. Udah mepet waktu masuk kerja soalnya.

Eh gue lupa, dia kan direkturnya.

"Telpon aku nanti!" suruh kak Taeyong.

"Iya-iya!!"

Dan akhirnya, kak Taeyong beneran pergi dari apartemen. Meninggalkan gue yang sendirian disini.

Makin dirasa, rumah gue dan kak Taeyong ini terasa ngebosenin banget deh. Sepi, kosong, hampa. Nggak ada yang bikin seru.

Apa ini efek karena gue masih tinggal berdua aja sama kak Taeyong ya?

•••


"Gimana? Enak nggak?" tanya kak Taeyong, waktu gue baru menelan suapan pertama gue.

"Enak kok. Aku suka banget sama sambalnya," jawab gue.

Kita lagi ada di rumah makan ayam gepreknya Yunhyeong, temennya kak Taeyong.

Namanya, ayam geprek Aa Yoyo.

"Mau nambah lagi nggak? Nih," kak Taeyong ngasihin sambel bawangnya yang terpisah dari ayam geprekannya itu, ke depan gue. Tentu aja gue terima dengan senang hati.

"Jangan lupa nanti malem ada makan malam sama temennya Papi, loh," inget kak Taeyong.

Disela kegiatan makan gue, gue mengangguk-angguk.

"Jam berapa aku harus siap?" tanya gue.

"Hmm, jam 7?"

"Okei," gue mengangkat jempol. Kak Taeyong senyum manis.

"Kak Taeyong gak pulang dulu dong jadinya?" tanya gue. Kak Taeyong menghela napas, lalu menjawab, "aku ada banyak kerjaan. Nanti aja aku tunggu kamu di lobby ya,"

Setelah itu, makan siang gue dan kak Taeyong akhirnya selesai juga. Kak Taeyong awalnya mau maksa antar gue dulu ke apartemen, tapi gue nolak. Yaiya lah.

Kak Taeyong sibuk banget soalnya daritadi hp nya gak berhenti bunyi notif, gitu-itu masih mau antar gue ke apartemen yang jaraknya lumayan jauh.

"Sayang, aku anter sampe stasiun aja ya?" tawar kak Taeyong. Gue masih menolak, "jalannya padat banget kak. Kalo kak Taeyong mampir ke stasiun dulu, bakal telat nanti meetingnya."

Lewat kaca mobil yang dia turunkan, kepalanya dikeluarin sehingga berada tepat di depan wajah gue, "nanti kamu capek,"

Gue menarik sudut bibir, "enggak kak. Yaampun. Alay banget sih," komen gue sambil mengusap wajahnya dengan telapak tangan gue. Untung gak protes.

Nikah Muda [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang