#4

204 6 3
                                    

Sabrina mempercepat langkahnya menuju ke apartemen miliknya, ia menekan tombol-tombol lift tersebut dengan keras disertai dengan perasaan yang kesal.

Seketika pintu lift tersebut terbuka dan ia masuk ke dalam lift tersebut.

"Udah, dia yang salah malah nyalahin orang lain pula" Ujar Sabrina

Pintu lift kembali terbuka dan Sabrina pun mulai masuk ke dalam apartemennya, lalu ia menuju ke kasurnya dan duduk di atasnya. Ia pun merapikan pasta yang jatuh ke bajunya.

Seketika Laras pun keluar dari kamar mandi dan melihat Sabrina yang sedang membersihkan pakaiannya.

"Mana pastanya, Sab"

"Semua pastanya sudah berada di bajuku sekarang!" Ujar Sabrina sambil menunjuk bajunya.

"Loh, ada apa?"

"Ada seorang pria yang menabrakku dan menjatuhkan semua pastanya ke bajuku, sungguh pria yang sangat menyebalkan"

Laras pun mendengus perlahan.

"Baiklah,hari ini kita makan mie instan dulu, kau pergilah mandi"

Sabrina pun beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Keesokan harinya.....

Matahari mulai mengeluarkan sinarnya dan memasuki apartemen kedua gadis itu. Tampak Sabrina yang sedang menyisir rambutnya di hadapan kaca dan Laras yang sedang memasang anting di telinganya.

"Aku udah siap ni,Sab"

"Aku jugaa, ayo kita pergi" Ujar Sabrina sambil mengambil tasnya

Mereka kemudian menuju ke pintu keluar dan pergi menaiki mobil online.

Sesampainya di kampus....

"Sab, kita pisah ya disini kamu ke fakultas ilmu musik dan aku ke fakultas bisnis"

"Aku gak tau dimana fakultas ilmu musik,La"

"Nanti kamu tanya aja sama satpam atau orang gitu, soalnya aku juga udah mau masuk ni"

Laras kemudian memeluk Sabrina lalu Laras hilang dari pandangan Sabrina.

Sabrina pun berjalan sambil melihat-lihat pemandangan yang ada di sekitarnya.

Tampak seorang pria tinggi, berbaju hitam dengan celana panjang berdiri tak jauh dari hadapan Sabrina.

"Mungkin, aku bisa menanyakan pria itu dimana fakultas ilmu musik"

Sabrina pun berjalan ke arah pria itu.

"Permisi, saya ingin menanyakan sesuatu"

Pria tersebut pun membalikkan badannya dan melihat ke arah Sabrina.

Alangkah terkejutnya Sabrina melihat wajah yang tidak asing.

"Kamu??"

Pria tersebut juga menunjukkan ekspresi terkejut melihat wajah Sabrina.

"Loh,mbak pengacau??"

Sabrina pun menunjukkan ekspresi marah di wajahnya.

"Kenapa, kamu bisa ada disini? Kenapa selalu mengikutiku? Gak puas semalam sudah menjatuhkan semua pastaku sehingga aku tidak bisa makan semalam??" Ujar sabrina sambil mengeluarkan telunjuk kanannya ke hadapan pria itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love in Melody Where stories live. Discover now