Part 2

7K 459 10
                                    

"Hyung, Kookie pulang saja, nde? Kookie tidak papa kok di rumah sendirian," ujar Jungkook yang langsung di hadiahi gelengan kelapa oleh sang kakak.

"Ani, kau tetap harus ikut Hyung ke kampus, Kookie. Hyung tidak akan bisa tenang jika meninggalkanmu di rumah sendirian."

Yah, memang setiap harinya Taehyung selalu membawa Jungkook ke kampusnya. Taehyung sama sekali tidak perduli dengan tatapan-tatapan aneh, atau pendapat orang tentangnya. Yang Taehyung tahu, ia tidak akan pernah tega meninggalkan adiknya sendirian.

Apalagi dengan kondisinya yang semakin membuat Taehyung tidak tahan meninggalkan sang adik terlalu lama. Bisa di bilang, di mana ada Taehyung, di situ pasti ada Jungkook. Karena, Taehyung selalu saja membawa Jungkook kemanapun ia pergi. Jika bisa mungkin Taehyung juga akan membawa Jungkook saat ia ke kamar mandi, sedikit berlebihan mungkin. Tapi, itulah faktanya.

"T-tapi, Hyung ...."

"Tidak ada tapi-tapian, Kookie. Lagi pula pihak kampus juga tidak keberatan selama itu tidak mengganggu pelajaran, Hyung. Dan Kookie sama sekali tidak mengganggu, justru Hyung jadi semangat belajar karna ada Kookie."

Taehyung tetap kekeuh pada pendiriannya. Jika seperti itu Jungkook pun sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, Jungkook hanya bisa menurut saat Taehyung menggenggam tangannya hingga mereka sampai di kelas Taehyung.

"Ck! Anak itu lagi!"

"Kenapa dia selalu membawa adik cacatnya itu ke kampus ini?!"

"Merusak pemandangan saja!"

Kira-kira itulah yang setiap hari Taehyung dan Jungkook dengar. Taehyung mengepalkan tangannya kuat mencoba menahan emosinya mendengar ejekan demi ejekan yang mereka tujukan untuk adiknya. Ingin sekali Taehyung menyumpal satu persatu mulut laknat itu jika saja Taehyung tidak sudah berjanji pada Jungkook untuk tidak berkelahi, dan ... terlebih lagi itu hanya demi membelanya saja.

"Gwaenchana, Kookie tidak apa-apa kok, Hyung," ucap Jungkook mengerti akan kekhawatiran Taehyung.

"Tapi, Kook ...."

"Ingat, Taetae Hyung sudah berjanji pada Kookie, loh?"

"Huft, arraseo. Tapi sekali Hyung dengar mereka mengejekmu. Akan Hyung pastikan mereka tidak akan bisa bicara lagi," ancam Taehyung yang justu membuat Jungkook terkekeh.

"Kkk, jangan sok jagoan, Hyung. Sama kecoa saja takut, hahaha ...." ejeknya.

"M-mwo? I-ini tidak ada hubungannya sama kecoa, Kookie," ujar Taehyung tak terima, "aish, sudahlah. Lebih baik kita duduk sambil menunggu Ssaem datang," lanjutnya menuntun Jungkook untuk duduk di sebelahnya.

*****
"Huh, akhirnya istirahat juga. Kookie pasti lapar, kan?" tanya Taehyung.

"Hm, sedikit, Hyungie," jawab Jungkook.

"Tunggu sebentar, nde? Hyung akan ke kantin sebentar dan membawakan makanan untukmu," ucap Taehyung seraya mengusak lembut rambut Jungkook kemudian melangkah pergi menuju kantin.

Namun, belum genap satu menit Taehyung pergi. Terlihat tiga orang namja menghampiri Jungkook. Namja itu tidak lain adalah para namja yang tadi mengejek Jungkook.

Bragh!

Satu dari tiga namja itu menggebrag meja Jungkook dan membuatnya terkejut .

"S-siapa?" tanya Jungkook dengan suara bergetarnya.

*****
"Kookie, lihat! Hyung sudah membelikan makanan kesuk-"

"Kookie!"

Terkejut, Taehyung merasa terkejut sekaligus marah melihat keadaan adiknya. Jungkook yang tengah menangis di lantai, dan juga terlihat tongkat Jungkook yang sudah patah menjadi dua.

"Taetae Hyung, hiks ...."

"Yaak! Apa yang kalian lakukan pada adikku, hah?!" Taehyung berteriak kemudian berlari menuju Jungkook dan membantunya berdiri.

"Kookie, kau tidak papa, Saeng?" tanyanya khawatir.

"Adik cacatmu itu ternyata sangat lemah, Tae. Baru kusentuh sedikit saja sudah jatuh," ejeknya membuat Taehyung semakin tersulut emosi.

Taehyung mengepalkan tangannya kuat. "Brengsek! Tidak akan kuampuni kau, Kim Namjoon!" pekik Taehyung dan...

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Taehyung memukuli Namjoon tanpa ampun sampai kedua teman Namjoon datang dengan membawa Jung Ssaem yang tidak lain adalah wali kelas mereka.

"Hentikan! Apa yang kau lakukan, Taehyung-ah?!" pekik Jung Ssaem menarik Taehyung menjauh dari Namjoon.

"Taehyung memukuli saya tanpa sebab, Ssaem," bohong Namjoon.

"Aniya, itu tidak benar, Ssaem. Namjoon lah yang memulai duluan, dia yang mengganggu adik saya, Ssaem."

"Taetae Hyung benar, dia mengganggu Kookie dan mematahkan tongkat Kookie juga. Hiks ...." isak Jungkook.

"Apa itu benar, Namjoon?" tanya Jung Ssaem. "Tidak! Itu tidak benar, Ssaem. Mereka berdua berbohong!"

"Tidak Ssaem, saya tidak bohong. Namjoon lah yang berbohong!"

"Cukup! Ssaem tidak tahu siapa yang berbohong atau tidak di sini. Tapi, terlepas dari itu semua, tidak seharusnya kau bertindak kasar, Taehyung-ah," kata Jung Ssaem membuat Taehyung menundukkan kepalanya. 

"Dan maaf, dengan terpaksa Ssaem memutuskan kau akan di scors selama satu minggu," final Jung Ssaem.

"T-tapi Ssaem, saya tidak-"

"Jangan ulangi kesalahanmu lagi, Tae. Kau adalah murid yang berprestasi di sini, jadi, jangan sia-siakan beasiswamu dan membuat Ssaem kecewa."

"Nde, Ssaem."

Mau tidak mau Taehyung pun harus menerima keputusan Jung Ssaem, sedangkan Namjoon? Jangan tanya lagi, namja itu terlihat tersenyum puas mendengar keputusan Jung Ssaem.
























Mau tidak mau Taehyung pun harus menerima keputusan Jung Ssaem, sedangkan Namjoon? Jangan tanya lagi, namja itu terlihat tersenyum puas mendengar keputusan Jung Ssaem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc...

My Young Brother✅Where stories live. Discover now