Part 4

4.7K 369 9
                                    


"Huh, membosankan. Kookie tidak selera makan jika bukan Taetae Hyung yang menyuapi Kookie," gumam Jungkook seraya terus mengaduk-ngaduk makanan di depannya.

Jika kalian tanya di mana Taehyung? Maka jawabannya ia memang sedang tidak di rumah. Meskipun sedang libur, ah, tidak, lebih tepatnya sedang menjalani hukumannya, Taehyung tidak tinggal diam di rumahnya.

Taehyung memanfaatkan itu untuk mencari pekerjaan sebelum malamnya ia harus bekerja sebagai pelayan di sebuah Restaurant. Sedangkan Jungkook terpaksa ia tinggal di rumah, tidak mungkin juga kan Taehyung mengajak Jungkook kesana-kemari sedangkan Taehyung sendiri tidak tahu kemana ia akan pergi?

"Ini salah Kookie, seharusnya kemarin Kookie tidak mengatakan semua itu pada Taetae Hyung. Akibatnya sekarang Taetae Hyung jadi semakin memaksakan diri untuk bekerja dan mencari uang untuk operasi mata Kookie."

Jungkook tampaknya menyesali apa yang telah ia lakukan kemarin, Jungkook berpikir dengan melakukan itu justru Jungkook semakin menambah beban pikiran kakaknya.

"Pengecut, tidak berguna! Apa kau hanya bisa menyusahkan Hyung mu saja Jungkook? Kau ini bukan anak kecil lagi, usiamu bahkan sudah tujuh belas tahun. Dan, bukannya membantu, kau justru semakin menambah beban Hyung mu hanya untuk keinginan konyolmu itu?" kesal Jungkook pada dirinya sendiri.

"Tidak, kau tidak bisa terus seperti ini, Kim Jungkook. Jangan jadikan kekuranganmu sebagai kelemahanmu. Kau tidak bisa terus berdiam diri dan membiarkan kakakmu menanggung semua beban di pundaknya." Sepertinya namja itu sudah mulai berpikir yang tidak-tidak.

"Yah, Kookie akan membantumu, Taetae Hyung. Kookie tidak tahu apa yang bisa Kookie lakukan. Tapi Kookie akan berusaha meringankan bebanmu, Taetae Hyung, kau harus bisa Jungkook! Fighting!" tukas Jungkook menyemangati dirinya sendiri, namja itu mengambil tongkat yang baru saja Taehyung beli kemudian keluar dari rumahnya tanpa tahu kemana arah tujuannya.

*****

Hari sudah semakin siang, matahari yang begitu menyengat tak menghentikan semangatnya untuk terus berjalan menyusuri setiap tempat yang mungkin saja bisa membuatnya menemukan pekerjaan.

Dengan hanya mengandalkan tongkat, Jungkook terus berjalan dan tetap kekeuh pada pendiriannya. Langkah Jungkook terhenti di sebuah Cafe yang terletak di pinggir jalan, Jungkook berjalan dengan tongkatnya lalu masuk kedalam Cafe tersebut.

"Permisi, apa lowongan pekerjaan di sini?" tanya Jungkook yang peka akan keberadaan orang di depannya.

Orang dihadapan Jungkook melihat Jungkook dari ujung kepala hingga ujung kaki sebelum menjawab pertanyaannya.

"Tcek, apa yang bisa di lakukan oleh orang buta sepertimu, eoh?" ucapnya.

"S-saya bisa mencuci piring, tuan. Saya sudah terbiasa, sungguh. Tolong berikan saya pekerjaan, tuan. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini," mohon Jungkook.

"Kau pikir aku perduli? Dan apa yang kau katakan tadi? Mencuci piring? Haha, aku yakin. Bukannya mencuci, justru kau akan memecahkan semua piring-piringnya," tukas orang itu.

"Sudahlah, aku tidak membutuhkan orang cacat sepertimu, pergi! Merusak pemandangan saja," lanjutnya sarkatis.

Jungkook tidak menyerah, ia terus-terusan memohon dan membuat si pemilik Cafe geram, membuatnya dengan sengaja mendorong Jungkook hingga tersungkur ke lantai.

"Sudah ku bilang, aku tidak membutuhkan orang cacat sepertimu, bodoh! Apa selain buta kau juga tuli, hah?!" bentaknya.

"M-mian, tuan. S-saya akan pergi, permisi." Jungkook berdiri dengan bantuan tongkatnya dan hendak pergi dari tempat itu, namun, langkahnya terhenti saat seseorang mengatakan jika penyanyi yang seharusnya tampil di Cafe itu tidak bisa datang. Jungkook pun kembali membujuk pemilik Cafe tersebut untuk membiarkannya menyanyi menggantikan orang itu.

"Saya mohon, tuan. Sungguh. Saya bisa bernyanyi, ijinkan saya menggantikannya, tuan. Saya mohon, beri saya kesempatan untuk menunjukan kemampuan saya."

"Tidak ada pilihan lain, bos."

"Aish, baiklah, kuijinkan kau menggantikannya. Tapi ingat, sampai kau tidak menyanyi dengan baik. Kau akan menerima akibatnya."

Jungkook mengulum senyum mendengar persetujuan si pemilik Cafe. Jungkook pun naik keatas panggung, ia duduk di kursi dengan mic yang sudah berada di depannya dan mulai bernyanyi menyanyikan salah satu lagu dari Boyband terkenal di korea yang biasa di sebut BTS.

Riuh tepuk tangan terdengar sesaat setelah Jungkook menyelesaikan lagunya, Jungkook pun turun dari atas panggung itu dan menerima bayarannya.

"Terima kasih, tuan," ucap Jungkook.

"Hm, sudah pergilah."

*****

Setelah pergi dari Cafe itu, saat ini Jungkook tengah berjalan menuju jalan pulang. Jangan heran kenapa Jungkook bisa sampai ke Cafe itu dan kembali lagi kerumahnya dengan keterbatasan yang ia punya.

Namja itu sudah hafal jalan-jalan tersebut karna hampir setiap hari Taehyung mengajaknya berjalan melewati jalan itu.

"Taetae Hyung pasti senang Kookie mendapatkan uang, meskipun sedikit. Tapi, setidaknya Kookie sudah berusaha," gumam Jungook tanpa menyadari jika sedari tadi ada seseorang yang terus mengikutinya.

Orang itu terus mendekati Jungkook dan...

Puk!

Orang itu menepuk bahu Jungkook, membuat Jungkook refleks menghentikan langkahnya.

"S-siapa?" ucap Jungkook seraya membalikkan badannya.

"Tidak perlu takut, apa benar kau orang yang menyanyi di Cafe tadi?" tanya orang itu.

"N-nee."

"Hm, kenalkan. Namaku Junmyeon. Aku seorang produser, dan aku sedang mencari penyanyi solo sepertimu, jadi  ... maukah kau bekerjasama denganku?" ucapnya membuat bola mata Jungkook membulat sempurna.

"J-jinjayo?"

"Nee."



























Tbc...

My Young Brother✅Where stories live. Discover now