1/4

15.1K 470 27
                                    

"Kamu udah gila ya?!"

Jimin memijit keningnya kasar dan melengos begitu saja kearah dapur, meninggalkan gadis berpipi gembul yang masih duduk tenang di sofa ruang tengah apartemen Jimin. Nampak tidak terganggu sedikitpun dengan respon yang ia terima.

"Aku gak mungkin ngelakuin itu sama kamu Seul, kita gak mungkin ngelakuin itu!" Teriak Jimin frustasi.

Seulgi memutar bola mata sipitnya kesal lalu berdiri dan menghampiri Jimin yang sedang menyenderkan tubuhnya dimeja dapur dengan wajah memerah menahan sebal.

"Kamu kan udah sering ngelakuin itu Jim, apa susahnya sih ngelakuin itu sama aku, lagian kan aku cuman minta diajarin bukan minta jadi partner kamu"

Seulgi tetap kekeuh dengan keinginannya sementara Jimin mulai mengacak rambutnya gusar.

"Gak. Pokoknya aku gak mau!"

"Jimin ayolaaah~" Rengek Seulgi dengan ekspresi memelas sembari menarik-narik kaos Jimin.

"Gak bisa. Aku gak mungkin ngelakuin hal itu sama kamu Seulgi, kamu itu beda dan yang jelas kamu bukan perempuan kayak gitu"

Kali ini sorotan memelas juga diberikan Jimin pada Seulgi berharap gadis sipit itu mengerti bahwa dia benar-benar tidak bisa membantu Seulgi dalam mengajarinya melakukan hal itu.

"Kamu berlebihan banget sih Jim, perempuan kayak gimana maksud kamu? Lagian temen-temen aku semuanya udah pernah ngelakuin sex kok dan cuma aku yang masih virgin"

Seulgi menggembungkan pipinya sebal, ia sudah 20 tahun dan sudah siap melepas keperawanannya seperti yang telah dilakukan teman-temannya dikampus. Bahkan Seulgi merasa malu karena hanya ia sendiri yang belum pernah melakukan hal itu. Lagipula ia hanya ingin belajar dari Jimin yang ia pikir sudah sangat ahli dalam hal ini. Ya, hanya itu.

Jimin menghela napas panjang berusaha menenangkan gejolak dihatinya sembari memikirkan alasan yang lebih logis agar Seulgi mau menyerah akan keinginannya.

"Gini deh, kamu gak lupa kan Seul kalau aku ini sahabat baik kakak kamu, coba kamu pikir gimana respon dia kalau dia tau aku nidurin adek kesayangannya?" Jimin menatap Seulgi dengan gusar. Sepertinya ia telah terjebak ucapannya sendiri.

FLASHBACK

Pagi itu, Jimin mengetuk pintu apartemen Kang Daniel sahabatnya.

"Hai sayang" sapa Jimin ketika ia melihat Seulgi yang memakai apron pink membukakan pintu untuknya, mempersilahlan masuk.

"Aku bukan jalang kamu ya Jim, enak aja manggil sayang-sayang" sahutnya ketus.

Jimin yang mendapat respon seperti itu hanya tertawa ringan sambil mengekori Seulgi menuju dapur, ia sangat suka sekali menggoda Seulgi karena saat digoda kelakuan Seulgi layaknya anak kecil yang gampang merajuk. Seulgi memang memiliki usia 2 tahun dibawah mereka, namun ia tidak mau memanggil Jimin kakak seperti ia memanggil Daniel.

"Daniel udah bangun kan Seul?"

Jimin duduk di meja makan dan membuka toples kaca berisi cookies cokelat. Jimin dengan santai memakan cookies itu, ia sudah menganggap apartemen Daniel dan Seulgi sebagai rumah keduanya karena Jimin adalah anak tunggal yang tinggal sendirian di apartemennya sedangkan kedua orang tuanya adalah pasangan pebisnis yang tidak menetap disatu kota sama halnya seperti orang tua Daniel dan Seulgi.

"Eh Jim kok dimakan sih?!" Seulgi yang baru selesai menyimpan apron dan mencuci tangannya terkejut saat melihat cookies yang ia buat hanya tersisa setengah didalam toples.

Teach Me [M]Where stories live. Discover now