3/4 [M]

19.5K 349 9
                                    

Terbangun dipagi hari tidak pernah terasa sebahagia ini bagi wanita itu. Jika saja waktu dapat dibekukan, sungguh ia tidak akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Setengah jam sejak ia terbangun dari tidur nyenyaknya, Seulgi tak pernah melepaskan pandangan dari lelaki yang sekarang tengah merengkuh tubuhnya erat. Mengagumi wajah tampan itu dengan khidmat dari jarak dekat. Mengabaikan fakta bahwa pipinya memerah setelah sadar bahwa tubuh mereka masih bersatu.

Jantung Seulgi berdegup sedikit cepat merasakan pergerakan lelaki itu yang merengkuh tubuh telanjangnya semakin erat, menempel tanpa ada batas apapun. Seulgi mengangkat tangannya mengusap rambut halus yang menutupi dahi Jimin dengan sangat lembut, tidak ingin mengganggu tidurnya sama sekali. Sedikit meringis kecil saat dirasanya kejantanan pria itu bangun lebih dulu daripada pemiliknya.

Namun hatinya tiba-tiba menyendu, merasa bahwa misi yang baru dimulainya kemarin mungkin akan berakhir dalam waktu dekat ini, mengingat kenyataan bahwa Jimin adalah tipe lelaki yang bebas, biasa melakukan hubungan seks tanpa cinta dan kenyataan lain yang mengatakan bahwa Seulgi tidak mungkin menjadi teman tidurnya, Jimin hanya ingin membantunya, ia pasti hanya menganggap Seulgi adiknya. Tidak lebih.

Seulgi menghela napasnya pelan, setelah apa yang mereka lakukan semalam, Seulgi tidak yakin apakah ia masih bisa bersikap baik-baik saja setelah kesepakatan mereka berakhir dan ia melihat Jimin bergonta-ganti teman tidur seperti yang biasa lelaki itu lakukan.

Rasa cemburu merayap pelan kedalam hatinya, kaca sebening kristal melapisi mata sipitnya dengan perlahan. Diusapnya pipi tembam Jimin dengan lembut, baru membayangkan saja respon tubuhnya sudah seperti ini, bagaimana jika nanti ia menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri. Sepertinya ia sedikit tidak tahu diri sekarang, padahal dari awal ia sudah menanamkan pemahaman itu dalam hatinya, bahwa memiliki Jimin adalah suatu hal yang mustahil. Dadanya berdenyut sakit namun ia sadar ia tidak boleh berharap lebih dari ini.

Dipeluknya erat tubuh Jimin, wajahnya bersembunyi dileher lelaki itu. Tanpa ia ketahui, Jimin sebenarnya sudah bangun dari beberapa menit lalu, usapan lembut Seulgi membangunkannya ditambah dengan bibir wanita itu yang menempel dilehernya membuat libidonya merangkak naik.

"Seul.."

Seulgi dengan cepat mengangkat wajahnya, menyaksikan mata sipit nan tajam itu terbuka perlahan. Jimin menatap sayu, dada kerasnya yang menempel sempurna di dada empuk Seulgi membuat detak jantungnya sedikit gila. Belum lagi kejantanannya yang masih tenggelam ditubuh wanita itu.

"Gimana keadaan kamu pagi ini?"

Seulgi hanya mengernyitkan keningnya dengan bingung. Jimin baru bangun dan langsung menanyakan keadaannya.

"Baik kok Jim, emang aku keliatannya gimana?"

Mendengar jawaban itu, Jimin segera bangkit dan menindih tubuh Seulgi membuat sang wanita terkesiap mendapati serangan tiba-tiba seperti ini. Jimin menarik selimut tipis yang membalut tubuh mereka lalu membuangnya ke sembarang arah hingga kini tubuh telanjang mereka yang bersatu tidak tertutup apapun lagi. Tangan kekarnya turun melebarkan paha Seulgi lalu menekan pinggulnya kebawah membuat Seulgi mendesah pelan lalu dibaliknya posisi mereka membuat Seulgi kini berada diatasnya. Tangannya perlahan naik ke pinggul wanita itu, mendorong pelan agar badannya tegak, mendudukinya.

"Nghh kamu ngapain sih!" Seulgi berseru ketus untuk menutupi kegugupan dan lenguhannya. Posisi ini membuat kejantanan Jimin melesak dalam ditubuhnya, bahkan Seulgi bisa merasakan penis Jimin sudah keras dan menegang sempurna padahal mereka belum melakukan pemanasan apapun. Tangannya menumpu pada perut keras Jimin.

"Aku mau mulai pelajaran kita pagi ini"

Mendengar hal itu Seulgi membulatkan matanya, ia tidak berpikir pelajarannya akan dimulai secepat ini. Semakin cepat hal itu terlaksana maka akan semakin cepat pula hal itu berakhir, dan Seulgi belum siap jika ia harus berjauhan dengan Jimin setelah apa yang mereka lakukan tadi malam.

Teach Me [M]Where stories live. Discover now