Bagian Tiga

59 3 3
                                    


Gerakan SinB masih selincah, bahkan lebih lincah dari terakhir yang Moonbin ingat. Tubuh SinB bergerak sangat sharp dan indah. Jadi kangen masa-masa nari bareng SinB... Ah... Rasanya Moonbin pengen banget ngobrol dan balik lagi ke masa lalu sama SinB..

"SinB jago banget ya dancenya." Celetuk Eunwoo.

"Iya.. basket juga jago. Berantem juga jago." Tanpa sadar, Moonbin menyahut seperti itu yang bikin Sanha bingung. Kok bisa Moonbin tahu?

Sadar kalau dia keceplosan, Moonbin pura-pura main HP supaya ngga ditanya-tanya sama Eunwoo dan Sanha. Padahal Eunwoo malah senyum setelah mendengar respon Moonbin. Ternyata Moonbin itu masih inget sama SinB kayak gimana SinB juga masih inget banget sama Moonbin. Tapi mereka cuma terlalu gengsi untuk minta maaf dan baikan.

Setelah Sowon dan SinB menunggu, akhirnya bu Hyoyeon memutuskan, "Won, Bi, saya dan bu Yoona sudah memutuskan bahwa peran utamanya akan dimainkan oleh SinB ya."

Tersenyum, SinB berterimakasih pada kedua gurunya dan berlari memeluk Dahyun yang sejak tadi menonton seleksinya. Banyak yang tidak percaya bahwa SinB memang bisa menari sebaik itu, dan mengalahkan Sowon dalam seleksi itu.

"Selamat ya Biiiii!" Ucap Dahyun sambil melepas pelukannya dari SinB.

Ketika itu, Eunwoo, Moonbin dan Sanha datang mendekat. Eunwoo tersenyum dan malah mengacak rambut SinB, "Wah, jadi nanti lawan main aku itu kamu ya."

SinB dan Moonbin secara bersamaan membulatkan matanya. SinB sih senang karena lawan mainnya itu Eunwoo, sepupunya sendiri. Jadi dia bakal lebih nyaman latihan bareng Eunwoo. Lah Moonbin? Buat apa dia ikutan kaget ya.

Ck. Moonbin langsung meninggalkan mereka tanpa berkata-kata, membuat Dahyun, Sanha, Eunwoo dan SinB kebingungan.




Uh... PR Matematika itu ternyata sulit sekali ya. Moonbin paling ngga suka dengan mata pelajaran itu. Tapi ya, memang dia ngga suka dengan semua mata pelajaran sih. Tapi, kali ini, mamanya udah mengancam, kalau nilai matematikanya merah lagi, kartu kredit dan motornya akan disita dan dia harus ke sekolah naik angkutan umum. Dan demi itu semua, Moonbin berjuang keras supaya ancaman itu semuanya ngga jadi nyata.

"Binnie..." Panggil mamanya yang masuk ke kamarnya sambil bawa minuman dan roti, "Udah selesai belajarnya? Makan dulu sayang."

Sudah pukul 12 malam, tapi Moonbin masih belum selesai mengerjakan PRnya. Menjawab mamanya, dia malah cengengesan, "Belum ma. Susah banget nih PRnya."

Menarik napas, mamanya menjawab, "Coba aja Eunbi masih disini ya... Pasti dia akan bantuin kamu."

Nama itu membuat Moonbin terdiam. Memang dari dulu SinB banyak banget bantuin Moonbin belajar karena SinB itu memang pintar dan rajin belajar dibandingkan dirinya. Tapi kenapa ya mamanya tiba-tiba harus sebut nama itu.

"Ma... Sebenarnya..." Moonbin ragu apa sebaiknya dia bilang kalau SinB sekolah di sekolahnya atau tidak, "Eunbi... Eunbi itu... Sekolah di sekolah aku ma..."

"Hah??" Jaejoong cukup kaget, "Yang bener kamu, Bin?"

Mengangguk, "iya ma.. SinB itu murid baru tahun ini di kelas aku..."

Mencubit pipi Moonbin gemas, senyum Jaejoong mengembang, "Duh Bin, kenapa baru bilang sih sayang... Terus kenapa ga diundang main ke rumah, Bin? Mama kan kangen banget sama Eunbi."

Eunbi memang namanya kecil SinB. Dan bagi Jaejoong, SinB itu bagai anak perempuannya sendiri. Karena ngga punya anak perempuan, Jaejoong sayang banget sama SinB yang dulu tetanggaan sama mereka dan sering main ke rumah mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love AgainWhere stories live. Discover now