2. Tenggelamkan!

3.7K 279 30
                                    

Nunggu cerita ini gak?
Wkwk, semoga kalian suka.
Nikmati secara perlahan.
Persiapkan hati kalian, soalnya abang Cakra ngeselin ya.

Wkwk
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Sayang kalian semua❤

Mimi Bahenol💞👸💞



.

.

.

.

.

Ana membuka mata dan menatap langit-langit kamarnya yang rendah. Kelopak matanya terasa berat untuk dibuka, ini pasti gara-gara tangisannya tadi malam. Ana duduk di tepi ranjang. Ingatannya kembali pada malam tadi. Rasa sakit hatinya masih jelas terasa hingga saat ini.

Awalnya, Ana sekadar menuruti keinginan opa serta omanya yang selama ini merawatnya, untuk berpacaran dengan Cakra. Tapi lama kelamaan, Ana menantikan saat dirinya tak lagi menjadi kekasih Cakra. Karena jujur saja, Ana merasa tertekan. Ada banyak hal yang harus ia capai dan ia turuti ketika menjadi pacar Cakra. Selama lima tahun ini, tidak banyak kenangan manis menurut Ana.

Ana meremas keliman baju kemarin yang masih membalut tubuhnya dengan sempurna. Hati Ana benar-benar tak nyaman, terganggu karena perkataan Cakra semalam. Ia marah. Lebih marah lagi saat tak tahu harus melampiaskan amarahnya pada siapa.

Karena jelas, jika ia melampiaskan amarahnya pada Cakra, ia tak akan merasa puas. Lebih tepatnya, Ana merasa takut untuk melakukannya. Karena Ana tak bisa membaca pikiran dan isi hati Cakra, pacarnya itu selalu melakukan apa pun yang ia mau, semua itu selalu saja membuat Ana tak berkutik.

Seperti saat ini, Ana yakin setelah terlalu lelah menangis dan tertidur di kamar Cakra, ia pasti membawa Ana pulang. Ana bangkit dan masuk ke kamar mandi, ia memilih membersihkan diri terlebih dahulu sebelum kembali memikirkan langkah apa yang harus ia ambil.

Ana adalah gadis yang menerapkan budaya hemat air, jadi ia tak membutuhkan waktu lama di kamar mandi. Sepuluh menit kemudian Ana telah tampil dengan celana training panjang dan kaos polos, rambutnya yang lebat diikat rendah. Ana akan berangkat ke kampus nanti siang untuk mengerjakan tugas kelompok, maka dari itu ia memilih untuk membangun suasana hatinya dengan menonton beberapa video.

Ana duduk di meja belajar dan membuka laptopnya. Begitu layar hdup, Ana terkejut bukan main saat melihat video seseorang yang begitu ia idolakan mengucapkan beberapa kata dalam bahasa korea. Perkataannya itu dengan mudah dipahami oleh Ana, karena Ana memang bisa berbahasa Korea.

Ana menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Ini sangat mengharukan baginya. Tangis Ana pecah saat sebuah telapak tangan besar bertengger di puncak kepalanya. Ana mendongak dan menatap Cakra yang menampilkan ekspresi biasa saja, padahal Ana merasa jika apa yang telah Cakra lakukan adalah hal yang luar  biasa.

Bagaimana tidak, Cakra dengan mudahnya membuat aktor sekelas Lee Dong Wook  mengucapkan rangkaian kata-kata manis yang ditujukan khusus untuk Ana. Lenyap sudah semua kemarahan Ana. Ana memang tipe gadis yang mudah merasa emosional, tapi semudah itu pula ia melupakannya. Kini Ana merasa sangat bahagia, dan berniat mengucapkan terima kasih pada pacarnya yang menyebalkan itu.

Cakra sendiri menatap layar laptop Ana dan berkata, “Aku rasa, Bhu harus cek kondisi mata. Bukankah Akra lebih tampan daripada Lee Min Ho?”

Tolong tenggelamkan Cakra!

***

“Kenapa harus repot berkumpul seperti ini sih?”

Ana yang semula tengah mengoreksi bahan yang akan dijadikan sebagai materi tugas kelompok segera mengangkat pandangannya. Ana mengerutkan kening, saat melihat seorang pemuda memasang ekspresi kesalnya.

Bhu & AkraWhere stories live. Discover now