10. SoOL

6.1K 447 15
                                    


Ketika bel pulang berbunyi, tawa senang langsung terdengar dari setiap kelas. Terlihat Arthur berlari menghampiri Meyra, sedangkan Arsen terlihat berjalan dengan santai seraya melambaikan tangan kepada temannya yang pulang terlebih dahulu.

"Okay, kita pulang!" Seru Alex seraya mengeluarkan kunci mobilnya.

Arsen dan Arthur berjalan beriringan tepat di hadapan Ara.

"Kalian tunggu di luar gerbang, yah." Ucap Alex.

Ara pun membawa si kembar untuk menunggu di luar gerbang sekolah. Dan tak sengaja ia melirik ke arah kanannya, ternyata Siti masih berada di sana, gadis kecil itu terlihat duduk bersandar pada tembok sekolah.

"Arthur,"

Arthur menatap Ara.

"Siti masih di sana, tuh!" Tunjuk Ara.

Arthur langsung melihat ke arah yang Ara tunjuk, ia menatap Ara kembali untuk meminta ijin menghampiri Siti.

"Okay, kita kesana..." Mereka pun berjalan menghampiri Siti yang sedang menatap lalu lalang teman sebayanya yang baru saja pulang sekolah.

Siti mengernyit heran ketika bayangannya tiba-tiba saja tertimpa bayangan lain. Ia mengangkat pandangannya, saat itu juga senyumannya terukir begitu saja.

"Arthur," ucapnya. "Tante," tambahnya ketika ia melihat Ara.

"Ada aku juga,"

Siti melirik Arsen dengan senyuman, "hai Arsen!" Sapanya.

"Kamu lagi ngapain? Lumah kamu kan jauh dali sini," tanya Arthur.

Siti menunjukan sebuah kantung plastik berwarna putih, "aku baru beli obat buat nenek aku, karena panas jadi aku neduh di sini, temboknya kan tinggi..." Jawabnya.

Ara terdiam. Ia hanya bisa menatap gadis kecil itu dengan iba dan takjub. Gadis seusia putranya sudah bisa berjuang sendiri untuk kesembuhan neneknya.

Ara merundukan tubuhnya, "orang tua kamu di mana?"

"Orang tu--

"Kalian lagi--

"Alex, diem dulu." Ucap Ara menginterupsi.

Alex mengangguk paham saat melihat Siti berdiri di hadapan kedua putranya.

"Di mana sayang?" Ulang Ara.

"Mereka udah meninggal Tante, Nenek bilang, Papah aku kecelakaan dan saat itu Mamah suka sakit-sakitan Tante..." Jawabnya dengan polos.

Kepolosan itulah yang membuat mata Ara berkaca-kaca. "Kamu--kamu udah makan?" Tanya Ara.

Siti tersenyum seraya menggeleng pelan. Lalu gadis kecil itu menangis. Melihat itu, Ara langsung membawa tubuh kecil Siti ke dalam pelukannya. Ara sudah tidak bisa menahan tangisannya, ia hanya ingin memeluk gadis kecil itu.

Alex mengusap kepala Ara dengan lembut, "kalian berdua masuk mobil dulu yah,"

Arsen mengangguk dan langsung menarik lengan Arthur pergi ke dalam mobil bersamanya.

"Mamah gimana, dong?" Tanya Arthur menatap Alex sedih.

Alex tersenyum dan, "nanti Mamah nyusul kok." Mereka berdua pun berlalu menuju mobil.

"Ra,"

Ara melepaskan pelukannya dari gadis kecil yang menurutnya sangat luar biasa. Ia hapus air mata gadis kecil itu.

"Ikut Tante yah? Kita makan dulu,"

Siti menggeleng pelan dengan masih terisak.

"Kenapa heun?" Tanya Ara.

Story Of Our LifeWhere stories live. Discover now