27.

5.6K 329 41
                                    


Dua pasang insan tengah saling menggenggam, menautkan jari mereka satu sama lain.
Wajah pucat Alex benar-benar membuat Ara khawatir. Mata yang tengah terpejam membuat Ara semakin merasa kasihan. Suaminya terlalu bekerja keras. Ara tidak akan membiarkannya lagi.

"Lex ..."

Alex membuka matanya dan menampilkan sebuah senyuman tipis. "Why, honey?"

"Aku udah telpon Dokter,"

"Kamu udah ngasih tahu itu, yaang ..."

Ara hanya tersenyum. Entahlah, ia tidak mengerti kenapa pikirannya selalu berpikir yang tidak-tidak. Ia hanya ingin memastikan Alex baik-baik saja dalam tidurnya.

"Aku tahu kamu khawatir, but calm down honey ... I'm fine."

"No, you're not." Sahut Ara.

Alex terkekeh pelan. "Aku udah mendingan, yaang ..."

"Yah, kamu harus cepet sembuh. Okay?" Ara mencium bibir Alex sekilas.

"Okay ..." Sahut Alex dengan senyuman.

Drrt ... Drrrt ...

"Hp kamu bunyi, bentar aku ambilin ..."

Ara beringsut untuk mengambilkan ponsel milik Alex yang tersimpan di atas nakas samping lainnya tempat tidur.

"Dina ... Ini, Dina yang nelpon." Ucap Ara yang kini sudah kembali di samping Alex.

"Aku kan minta dia buat ke sekolah anak-anak, apa dia gak ke sana yah? Tapi masa sih, ini kan udah mau jam pulang juga ..."

"Coba angkat," ucap Alex.

Ara mengangguk dan mengangkat panggilan dari adik ipar angkatnya itu.

"Hal--"

"Ra! Ara, Arthur ... Dia sesak nafas dan sekarang kita ada di Hospital City, Dokter kenalannya Papah langsung bawa Arthur ..."

Ara langsung menutup sambungan telponnya. Matanya memerah dengan cepat. Air matanya langsung menumpuk di pelupuk mata.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Alex saat Ara meraih tas dan kunci mobil yang biasa Alex gunakan.

"Aku izin keluar dulu, nanti--"

"Aku gak pernah ngizinin kamu nyetir sendiri."

Ara menatap Alex dengan berkaca-kaca. Wajahnya terlihat sangat panik. "Aku harus pergi, Lex ..."

"Enggak. Kamu, Ara kamu--"

"Arthur masuk rumah sakit." Potong Ara.

Tanpa pikir panjang, Alex langsung beringsut turun dari tempat tidurnya. "Okay, kamu yang nyetir."

"Alex, tapi kamu--"

"Arthur butuh kita. Ayo!"

Mereka pun bergegas menuju rumah sakit untuk memastikan bagaimana keadaan putra kecil mereka.

***

Alex terus memperhatikan Ara dan juga jalanan, pasalnya ini adalah pertama kalinya Ara kembali menyetir, ia tidak ingin Ara panik dan melakukan kesalahan.

Uhuk ... Uhuk ...

"Are you okay?" Tanya Ara pada Alex.

"Kamu fokus aja sama jalannya, i'm good. Don't worry..." Jawab Alex.

"Di depan belok kiri," ucap Alex mengarahkan.

Setelah melalui perjalanan yang terasa lambat, akhirnya mereka pun sampai.
Dengan cepat, Ara keluar dan berlari ke dalam rumah sakit. Di susul oleh Alex yang terlihat semakin pucat saja.

Story Of Our LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora