Bagian 6

2.4K 82 0
                                    

Setelah libur akhir Minggu akhirnya Kevin dan Dina kembali masuk kerja seperti biasa, dengan kebiasaan rutin setiap hari yaitu pergi ke tempat kerja masing-masing dengan kesibukan masing-masing. Hari ini jadwal pasien yang datang tidak begitu banyak, tidak seperti biasanya yang setiap hari selalu ramai bahkan pasien selalu bertambah dalam hitungan hari, hari ini Dina bisa istirahat tepat waktu bahkan mungkin ia akan pulang cepat sesuai dengan jam normalnya, namun ia tidak mau berkhayal sebelum waktunya benar-benar terjadi, karena jika ia berkhayal seperti itu bisa saja kondisinya tiba-tiba berubah tanpa disadari.

Berbeda dengan Kevin yang waktu kerjanya sudah sangat santai dan lebih banyak kosongnya, kecuali jika ada rapat besar dan penting lalu ada kontrak kerja yang harus di selesaikan tepat waktu barulah Kevin akan sibuk, bahkan ia juga bisa sampai lembur berhari-hari. Pagi ini ia hanya melakukan rapat kerja biasa bersama dengan beberapa divisi kerjanya, topik utamanya hanya membahas soal menaikkan pemasukan bahan utama untuk penjualan mereka, belum lagi barang yang di perjualkan oleh perusahaan Kevin cepat menghabis dan langsung mendapat pesanan pengisian ulang dengan hitungan perbulan atau bahkan perhari, maka dari itu Kevin perlu membicarakan soal pemasukan bahan agar tidak mengalami kendala hingga tertundanya proses produksi mereka.

Seusai rapat bersama karyawan Kevin kembali keruangannya sendiri, membaca ulang isi berkas-berkas pentingnya sebelum diberikan kepada pihak yang melakukan kerja sama dengannya, pekerjaan Kevin sudah mulai mudah karena ia sudah membangun perusahaan ini sejak beberapa tahun silam, jauh sebelum dia menyelesaikan kuliahnya perusahaannya sudah berdiri dibantu oleh ayahnya Reza yang juga seorang pengusaha namun berbeda bentuk, perusahaan Reza lebih menonjol kearah bahan material pembangunan yang selalu dicari oleh orang-orang rekonstruksi besar, jika Reza adalah pengusaha bahan bangunan maka Kevin adalah pengusaha penghasil pakaian mewah, anak dan ayah itu bagaikan dua anak kembar, kesukaan mereka sama dan cita-cita mereka juga sama yaitu menjadi seorang pengusaha walau di bidang yang berbeda.

Berjam-jam mengurusi berkas-berkas yang tiada habis-habisnya berdatangan, Kevin pun mengambil jam istirahatnya lebih cepat agar ia bisa kembali fokus dengan kerjaannya dengan waktu yang lebih banyak. Kevin keluar dari ruangannya, ia melewati meja sekretarisnya yang saat itu sedang bergosip asik dengan temannya begitu melihat Kevin melintas mereka seketika memberi sapaan ramah, Kevin tidak menggunakan lift untuk turun ke lantai lobby, melainkan ia menggunakan tangga padahal ruang kerjanya berada di lantai 10, lantai tengah dari gedung perusahaannya yang jika bisa dilihat sudah mencapai lantai 20, lantai paling atas adalah rooftop terbuka yang biasanya digunakan para karyawan untuk beristirahat santai sambil melihat pemandangan kota dari sana.

Kevin baru sampai di lantai ke 8, ia masih belum merasakan lelah turun dari tangga namun langkahnya harus terhenti kala seorang karyawan memanggilnya, Kevin pun membalikkan badannya lalu berhadapan dengan karyawan laki-lakinya yang dari bagian penanganan pengisian bahan.

"Ada apa ya?"

"Begini Pak, saya dapat info dari bagian informasi kalau bapak dapat panggilan untuk menemui partner bisnis dari kota Semarang yang posisinya sedang ada di cafe depan kantor, ada yang ingin beliau bahas dengan pak Kevin,"

"Oh baiklah, terima kasih." Setelahnya karyawan laki-laki itu meninggalkan Kevin.

Ketika mendapat kabar seperti itu Kevin harus segera bergegas menemui rekannya dengan cepat jika tidak mau terjadi sesuatu, Kevin pun mengurungkan niatnya untuk turun menggunakan tangga lalu beralih menggunakan lift. Kevin keluar dari kantornya, ia menghampiri sebuah cafe sederhana yang ada di seberang kantornya, disana ia benar-benar bertemu dengan rekannya lalu mereka pun langsung membahas soal perdagangan. Kevin pun menunda istirahatnya sejenak.

"Huffft–" Kevin menghembuskan nafasnya gusar, pembahasannya dengan rekan kerjanya tadi cukup menguras tenaga, bahkan sampai sekarang Kevin belum menyantap satu pun makanan untuk mengisi kekosongan perutnya.

KEVIN & SYEHRAZAT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang