Enam: Here We Go!

3.8K 246 6
                                    


Jisoo berjengit seusai menutup pintu depan. Ia lupa kalau rumahnya tak lagi kosong. Ada vampir gila yang tengah menumpang di rumahnya. Melalui kedua matanya Jisoo menangkap laki-laki itu tengah sibuk menggonta ganti chanel televisi di ruang tengah. Jisoo menggelengkan kepala berusaha mengabaikan pemandangan yang dirasanya aneh itu.

Jisoo menuju pantry. Ia mengambil segelas air bening. Di sekolah tadi akhirnya ia memutuskan membatalkan pengajuan pemindahannya ke sekolah lain. Toh ia sudah setengah jalan menjemput mimpinya, masalahnya hanya Kim Jennie, dan Jisoo rasa sudah punya senjata bagaimana menghentikan penindasan nenek lampir itu.

Bersyukur hari ini Jennie tengah berada di luar kota untuk pemotretan, sehingga hari ini bisa dilaluinya tanpa perundungan macam-macam.

Baru minum seteguk, Jisoo merasa Taeyong mulai memperhatikannya dari sudut matanya. Seketika Jisoo mencium ancaman di dekatnya. Rasa hausnya berganti jadi degup ketakutan baru. Membuat Jisoo urung menghabiskan minumannya dan meletakkannya di meja makan, karena menyadari tangannya gemetaran meskipun tak terlalu nampak. Jisoo bersumpah, demi apapun dia berusaha meredam ketakutan itu. Ia meraih tas yang sempat diletakkan di meja, bergegas ke kamarnya. Berusaha menghindari Taeyong. Jisoo berani bertaruh, ia tidak siap kalau kalau Taeyong menagih janji dan menyerangnya brutal seperti kemarin.

Tapi sayang rencananya digagalkan total oleh Taeyong.

Laki-laki itu sudah mendekatinya. Meskipun Jisoo berusaha menghalau pikiran Taeyong akan memangsanya sekarang juga, nyatanya gerak-gerik Taeyong menunjukkan demikian. Jisoo jadi kikuk.

"Lo takut ya sama gue?" ledek Taeyong.

Jisoo memaki laki-laki itu dalam hati. Bisa-bisanya ia mengucapkan kata-kata menganggu itu.

"Enggak."

"So, bisa kita lakukan sekarang? Gue bosan, lagipula dari kemarin gak ada yang bisa gue makan."

"Tapi gue baru pulang sekolah, Yong."

"So what?" Taeyong mulai jahil merapatkan dirinya. Memasang tatapan aneh, sengaja mulai memancing reaksi Jisoo. "Lo tinggal rileks, Jis, biar gue yang lakuin sendiri." Bisiknya.

Jisoo gelagapan mendengar kalimat itu.

"Apa lo mau nunggu gue kalap lagi dan jadi kasar sama lo?"

"Lo ngancam gue, hah?" ucap Jisoo yang disambut kekehan Taeyong.

Laki-laki itu mengulum senyum memandangi Jisoo. Meskipun Jisoo berlagak cuek tapi diam-diam ia tahu Jisoo mempertimbangkan ucapannya barusan. Ya, bisa dibilang Taeyong tahu dan hafal semua arti gestur tubuh gadis itu dari pertama kali melihatnya. Termasuk bagaimana ketika Jisoo berusaha menghindari matanya dan berusaha mengalihkan pikirannya ketika mendapati diri Taeyong yang begitu menarik. Taeyong tertawa dalam hati.

"Tapi lo janji ya gak main kasar kayak kemarin," ucap Jisoo akhirnya.

Gotcha! Taeyong mensyukuri kepolosan gadis yang baru saja dikibulinya itu.

"Jisoo, gue vampir, gue selalu menepati janji," balas Taeyong seraya meraih lengan gadis itu. Ia menuntunnya dan mendudukkan Jisoo di kursi sofa ruang tengah. Dan Taeyong terberkati karena Jisoo sangat mudah menuruti apa yang dimaunya.

Taeyong menyentuh dagu Jisoo, mendongakannya, lalu memalingkannya sedikit. Ia ingin melihat leher Jisoo lebih jelas. Untuk itu disingkirkannya helai-helai rambut Jisoo yang jatuh di pundaknya ke belakang tengkuk. Dari jarak sedekat itu ia bisa melihat leher jenjang itu nampak begitu cantik, menggoda. Urat-uratnya halus, membuat Taeyong tak kuasa untuk tidak mengecup dan menjilatnya. Jisoo memejamkan mata dan menahan napas mendapat kejutan perlakuan dari Taeyong yang tiba-tiba itu.

Amorphous | [Taesoo (Taeyong - Jisoo)]Where stories live. Discover now