Part 19 : Kenyataan

1.9K 95 14
                                    

~~~~~

"Aly!" panggil Bima yang berlari kearah Aly yang tengah melihat data di papan clipboardnya.

"Dokter Bima, ada apa?" tanya Aly.

"Aku hanya ingin memberitahukan dirimu, operasi pengangkatan ginjal Pak Juni telah berhasil"

Aly memasang wajah lega, "alhamdulillah, selamat dokter Bima"

Bima hanya mengangguk, "Aly sebentar" cegat Bima saat Aly akan meninggalkannya, "aku akan kembali ke Jakarta tugasku menggantikanmu sementara dah selasai, jadi setelah ini kau harus lebih berhati-hati terhadap sekitar" ucap Bima sambil menyentuh kepala Aly yang memiliki tinggi sebahunya.

Aly tersenyum dan mengambil tangan Bima yang berada di kepalanya, Aly mengaitkan kelingking nya dengan kelingking Bima "janji" .

Bima memasang wajah terkejut, "kau sudah ingat?" tanya Bima senang karena Aly mengingat kebiasaan Zakra yang menyatukan jarinya dengan jari Aly saat akan berjanji.

"Iya sedikit"

Setelah Bima pamit, Aly beranjak kearah kantin untuk mengambil makanan yang kini sedang menjadi favoritnya. Pudding.

"Sejak kapan kau suka pudding? Seingatku kau itu maniak ice cream bukan pudding" tanya David yang baru masuk kantin bersama Arif.

Aly menarik kursi kosong depan David, dan memakan pudding yang telah ia sendok, "sudah lama, tapi masih Cinta kok ama ice cream" ujar Aly yang masih menyendok puddingnya, "Arif pesankan aku pudding 3 lagi ya!" seru Aly pada Arif yang masih memesan.

"Kau menjadi pecandu pudding" sindir David melihat Aly yang rakus memakan puddingnya.

"Biarin lebih baik daripada menjadi pecandu miras dan narkotika" balas Aly santai.

Arif datang dengan membawa 2 nampan di masing-masing tangannya, "kau sedang gila pudding?"

Aly langsung mengambil pudding yang tadi dia pesan setelah Arif menaruh kedua nampan itu dengan sempurna diatas meja, "kau cocok jadi pegawai restoran rumah padang. Kenapa kau tidak kerja disana saja daripada menjadi dokter spesialis dalam"

Arif membalas Aly dengan menunjukan wajah datar sedangkan David tertawa bahagia.

"Mana Ayda, Iza dan Alfi?" tanya Arif sambil celingak celinguk mencari 3 perempuan yang selalu bersama Aly.

"Ayda dan Iza masih tour pasien, sedangkan Alfi dia tadi bantuin Dokter Bima operasi pengangkatan ginjal" Aly terus memakan puddingnya membuat David menatap perempuan itu bingung.

"Kau memakan sesuatu dengan rakus saat kau sedang memikirkan sesuatu. Apa ada yang kau pikirkan?" tanya Arif sambil menyuap sendok berisi nasi kemulutnya.

"Apa jangan-jangan kau sedang memikirkan kapten tentara itu?" tebak David.

"UHUK!" Aly memukul dadanya kasar karena tersedak pudding bulat-bulat.

"Jangan makan cepat-cepat! Lihat pudding ini akan membunuhmu!" seru Arif yang kelabakan membuka penutup botol mineralnya.

Bugh

David memukul punggung Aly cukup keras yang membuat Aly memuntahkan puddingnya kelantai, "aku benar ya?" David menatap Aly yang masih mengatur nafasnya.

"Kau itu apaan sih!" protes Aly kesal.

Arif hanya geleng-geleng pelan dan David masih mencoba membuka segel tutup botolnya, "ni pabriknya lagi jemgkel apa ama aku. Sensi amat kagak mau buka!" Aly merebut botol itu dan membukanya dengan mudah membuat David tercengang dan Arif terkekeh pelan, "persetan"

My Love Is Kapten Where stories live. Discover now