❝Ini emang kelihatan seperti pengemis.Tapi tolong kasih aku waktu dua bulan untuk bareng kamu. Setelah itu kamu boleh lupain atau bahkan buang aku seperti sampah. Ya?❞ - Lucas.
Rumah sakit? Obat? Jarum infus? Suntik? Cuci darah? Itu sudah biasanya b...
Mark mengangguk. Lalu kembali menyalakan motornya. "Kamu masuk ke rumah sana. Udah mendung nih"
Kini giliran aku yang mengangguk lalu berbalik dan segera masuk rumah setelah Mark melambaikan tangan dan memutar balik motornya.
Rumahku seperti biasa. Sepi. Tidak ada yang menyambutku ketika pulang sekolah.
Oh! Ada kok. Pelayan. Mereka menyambutku dengan membungkuk.
Huh! Membosankan.
Kalau kalian bertanya dimana kedua orang tuaku, mereka terlalu sibuk untuk mengurus aku. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Papa sibuk dengan kantornya. Sedangkan Mama sibuk dengan bisnis fashionnya.
Iya.iya. Aku tau kok kalau orangtua bekerja untuk aku juga. Makanya aku tidak ambil pusing.
Tapi yah―namanya juga seorang anak, aku juga ingin dimanja dengan kasih sayang oleh kedua orang tuaku. Bukan hanya materi.
"Makanan Nona sudah siap dimeja makan..." ujar kepala pelayan ketika aku hendak ke lantai atas untuk ke kamar.
"Iya, nanti aku makan" balasku tanpa menghentikan langkah menaiki tangga.
"Baiklah,Nona"
Hhh...
Jika kalian ingin tahu bagaimana rasanya jadi aku? Hahaha. Jawabannya tetap sama.Membosankan.
Bayangkan saja hidup kamu dilayani oleh orang-orang yang seperti robot. Kaku. Dan jangan lupa kamu bertemu mereka setiap hari.
Hell...
BRUK!
Aku menghempaskan tubuh ke atas kasur. Lalu memejamkan mata sebentar. Sudah terbayang bagaimana kedua orang tuaku marah-marah nanti ketika mereka tahu nilai ulanganku gagal lagi.
Mereka pasti menyalahkan biola ku yang tidak berdosa―tanpa mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu.
Harusnya kamu belajar dan fokus sama nilai-nilai kamu !
Kapan sih kamu bisa bikin mama bangga?
Apa perlu papa bakar semua biola kamu itu,hah?!
Kamu dengerin papa sama mama ngomong tidak ?!
"Arggghhh !!!!" aku segera merubah posisiku menjadi duduk. Suara-suara menyebalkan itu terus saja ada dipikiranku.
Tok tok tok!
"Nona? Apa ada masalah didalam?"
Itu suara salah satu pengawal rumah―Johnny.
"I'm okay" jawabku malas.
Baiklah, daripada ada yang mengetuk pintu kamarku lagi, aku memutuskan untuk segera mengganti pakaianku dan turun keruang makan.