4%

300 35 21
                                    

Guys, kalau misalnya ada typo tolong kasih tau ya ❤️

Jangan lupa juga vote sama comment, biar aku tambah semangat nulisnya❤️

Selamat membaca...







©Ourmyx

"Gagal ginjal kronis?"

Mark mengangguk. Lalu kembali menyalakan motornya. "Kamu masuk ke rumah sana. Udah mendung nih"

Kini giliran aku yang mengangguk lalu berbalik dan segera masuk rumah setelah Mark melambaikan tangan dan memutar balik motornya.

Rumahku seperti biasa. Sepi. Tidak ada yang menyambutku ketika pulang sekolah.

Oh! Ada kok. Pelayan. Mereka menyambutku dengan membungkuk.

Huh! Membosankan.

Kalau kalian bertanya dimana kedua orang tuaku, mereka terlalu sibuk untuk mengurus aku. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Papa sibuk dengan kantornya. Sedangkan Mama sibuk dengan bisnis fashionnya.

Iya.iya. Aku tau kok kalau orangtua bekerja untuk aku juga. Makanya aku tidak ambil pusing.

Tapi yah―namanya juga seorang anak, aku juga ingin dimanja dengan kasih sayang oleh kedua orang tuaku. Bukan hanya materi.

"Makanan Nona sudah siap dimeja makan..." ujar kepala pelayan ketika aku hendak ke lantai atas untuk ke kamar.

"Iya, nanti aku makan" balasku tanpa menghentikan langkah menaiki tangga.

"Baiklah,Nona"

Hhh...

Jika kalian ingin tahu bagaimana rasanya jadi aku? Hahaha. Jawabannya tetap sama.Membosankan.

Bayangkan saja hidup kamu dilayani oleh orang-orang yang seperti robot. Kaku. Dan jangan lupa kamu bertemu mereka setiap hari.

Hell...

BRUK!

Aku menghempaskan tubuh ke atas kasur. Lalu memejamkan mata sebentar. Sudah terbayang bagaimana kedua orang tuaku marah-marah nanti ketika mereka tahu nilai ulanganku gagal lagi.

Mereka pasti menyalahkan biola ku yang tidak berdosa―tanpa mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu.

Harusnya kamu belajar dan fokus sama nilai-nilai kamu !

Kapan sih kamu bisa bikin mama bangga?

Apa perlu papa bakar semua biola kamu itu,hah?!

Kamu dengerin papa sama mama ngomong tidak ?!

"Arggghhh !!!!" aku segera merubah posisiku menjadi duduk. Suara-suara menyebalkan itu terus saja ada dipikiranku.

Tok tok tok!

"Nona? Apa ada masalah didalam?"

Itu suara salah satu pengawal rumah―Johnny.

"I'm okay" jawabku malas.

Baiklah, daripada ada yang mengetuk pintu kamarku lagi, aku memutuskan untuk segera mengganti pakaianku dan turun keruang makan.

©Ourmyx

"Sellena?"

Mark mengangguk ketika Lucas memastikan nama yang ia dengar tadi.

"Emang kenapa? Kok nanya-nanya?" tanya Mark seraya memainkan ponselnya.

"Manis anaknya"jawab Lucas enteng seraya tersenyum menatap ke segala arah.

Kali ini Lucas sedang berada di rooftop rumahnya―tempat biasa mereka berleha-leha untuk menghabiskan waktu senggang.

Biasanya ada Dejun, tapi kali ini mereka berdua. Karena Dejun ada rapat Osis.

"Apa?" tanya Lucas lagi ketika menyadari Mark kini sedang menatapnya.

"Lo suka Selena,Cas?"

Senyum Lucas semakin lebar. "Iya nih"jawab Lucas tanpa berfikir panjang seraya menatap Mark.

"Lo temanan sama dia kan?" Lucas lanjut bertanya.

Mark hanya mengangguk, lalu kembali menatap layar ponselnya yang sudah padam. Mencerna kata-kata Lucas. Lucas menyukai Sellena? Secepat itu?

"Jangan bilang ke Sellena kalo gue suka sama dia ya?" Lucas menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Eh,bentar-bunda manggil"

Mark diam dan membiarkan Lucas kembali masuk ke rumahnya.

Lucas suka sama Sellena. Terus masalahnya apa? Toh, Sellena juga masih single. Jadi,Lucas tidak perlu menunggu Sellena putus dari pacarnya bukan?

"Tapi,gue juga suka sama Sellena" gumam Mark seraya meremas ponselnya.

©Ourmyx

Mark tiba-tiba izin pulang lebih cepat dari biasanya. Alasannya ada urusan yang harus diurus terlebih dahulu.

"Ya sudah,ngumpulnya besok-besok saja-" Balas Lucas seraya menepuk pundak Mark. Mark mengangguk."-Jangan ngebut lo"pesan Lucas kemudian.

"Iya, paling motor gua larinya seratus" Mark memasang helmnya.

"Buset. Nggak usah sok iye lo" Lucas terkekeh di iringi juga gelak tawa Mark.

"Gue cabut dulu,Cas" pamit Mark dan dibalas anggukan Lucas.

"Obat lo diminum, jangan bandel lo dibilangin Bunda"

"Iya bos. Dilaksanakan" Ujar Lucas malas.

"Drop lagi langsung gua kafanin" Mark langsung menancap gas―meninggalkan Lucas di halaman rumahnya.

"Punya temen gitu amat,Ya Tuhan" Lucas menggeleng-geleng. Lalu kembali masuk ke rumah dan menuju kamarnya.

Sesampai dikamar, Lucas menuju meja belajar lalu membuka buku fisika.

Lucas perlu belajar dua kali lebih rajin daripada teman-temannya―karena Lucas tahu ia ketinggalan banyak karena penyakit sialan ini.

Lucas menghela nafas. Lalu fokus pada buku cetakdan buku catatan yang ada didepannya.

Penyakitan boleh, goblok jangan .

Penyakitan boleh, goblok jangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc

Boleh minta votenya? Hehehe

Hanya Rindu Where stories live. Discover now