Prolog

111 26 27
                                    

Now playing : Rixton - Me And My Broken Heart

Now playing : Rixton - Me And My Broken Heart

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau dia sayang sama kamu. Dia akan menjaga, bukan merusak."

🍃

Dengan senyum yang terpancar di bibirnya, dua gadis itu memutari Mall yang terbesar di kota Jakarta ini. Senyumnya tak pernah lepas, kakinya melangkah, dan matanya menyapu, melihat barang-barang bagus di sini atau melihat cowok ganteng lewat.

Setelah ujian nasional, mereka menghabiskan liburannya bersama. Entah itu setiap hari datang ke Mall, atau gabut bareng, intinya mereka selalu bersama. Selalu ada canda tawa di antara mereka. Senyumnya tak pernah pudar, tak kenal apa itu isak tangis.

"Minum, yuk! Tenggorokan gue haus, nih!"

Mereka berhenti di kedai kopi lain hati. Menikmati kopi sangatlah nikmat, apalagi ditemani angin malam.

Icha memberi uang pas kepada penjualnya. Setelah itu mereka kembali berjalan menikmati keramaian mall ini. Kakinya berhenti melihat dua orang membelakanginya.

"Itu Arka bukan, sih?" tanya Icha.

"Mana?" Relina mengikuti arah pandang Icha. "Iya, itu Arka!"

Icha memberi isyarat dengan menaruh telunjuk di bibirnya. Ia ingin mendengarkan apa yang mereka katakan. Pasalnya Arka ketika diajak jalan bareng, dia menolak.

"Boleh juga body-nya," ucap Rendy setelah melihat foto yang barusan disodorkan Arka.

"Gue bilang juga apa? Lumayan, kan?" Arka menyahuti.

"Itu Icha, kan? Bisa kali tuh, gue yang ajak dia ke hotel."

Arka membalasnya dengan senyum sumringah. Icha membungkam bibirnya. Sumpah demi apa pun?

"Kapan lo ajak dia? Kalau nggak mau, mending gue aja."

"Gue bingung, dia mau nggak?" Arka memijat batang hidungnya.

"Kalau dia cinta sama lo, dia bakal kasih keperawanannya kok buat lo."

Arka menarik napas panjangnya. "Co-"

Tangan Icha dengan refleks langsung menampar pipi Arka. Entah kapan datangnya, tiba-tiba ia sudah di depan Arka dengan wajahnya yang merah padam menahan amarah.

"Maksud lo, apa?" Panggilan aku-kamu sudah terganti menjadi gue-lo.

"Cha..."

"Coba jelasin apa yang lo omongin tadi!" Napasnya naik-turun. "Lo sebenarnya sayang nggak sih sama gue?"

"Gue sayang sama lo. Tapi apa masalahnya kalau gue minta itu?"

Icha menatap Arka dengan keadaan mata yang sudah berkaca-kaca. "Lo jahat, Ar. Gue benci itu." Icha menyeka air yang mengalir dari hidungnya.

"Kita putus." Icha yang berniat pergi namun lengannya dicengkal Arka membuatnya harus diam di tempat.

"Oh.. oke kalau itu kemauan lo."

Icha mengira kalau Arka akan menolak pernyataan putusnya, tapi realita tidak sebanding apa yang diharapkan.

"Lepasin gue!" Icha menghempaskan tangannya. Ia beranjak pergi dari sana, meninggalkan luka yang membekas di hati.

Setelah satu tahun berlalu sudah dia lewati bersama Arka, hancur sudah. Icha menyeka air matanya berniat pergi dari Mall ini. Sesak rasanya. Icha memukul dadanya, berharap rasa sakit itu hilang.

Tepat tanggal 10 Juli 2019 pada pukul 21.00 Icha dengan kekasihnya putus.

----------
@hadiddella
----------

PapilionemWhere stories live. Discover now