14🍁Kelam

122 22 34
                                    

Gara asik berjalan di sepanjang koridor sekolah dengan wajah dingin miliknya, dia tak peduli dengan para perempuan yang menatapnya kagum.

"Gar tunggu woy! Tega bener lo ninggalin gue sendirian!" Teriak Dava sambil berlari mengerjar Gara. Namun Gara tetap saja tak menghentikan langkahnya dan tak peduli dengan cerocosan Dava yang sekarang menggangu telinganya.

"Lo ngeselin banget sih, Gar! Capek tau gue lari -lari ngejar lo, lo mah kalo lagi jalan kayak orang marathon, cepet banget," Cerocos Dava. Dava mendengus kesal karna Gara tak mengubris ocehannya.

"Gar, lo tau gak sih rasanya dikacangin itu sakit? Arghh gue sebel ya sama kalian! Udah gue ditinggalin sama sih El, ditinggalin lo juga. Nasib cogan--eh," Oceh Dava.

Gara tetap berjalan meninggalkan Dava yang sedang mencerocos tidak jelas. Pikiran Gara sedang tidak karuan, ia masih mencerna ucapan Dira.

Flashback

"Nyamperin pacar gue,"

"HAH!?"

"Iyh, lo pacar gue." Sahut Gara.

"Ish, gak usah ngaku-ngaku ya!" Jawab Thea.

"Gak kok,"

"Bodo ah!" Ucap Thea.

Thea meninggalkan Gara di rooftop sendiri. Gara tersenyum tipis melihat Thea yang sedang kesal, menurutnya sangat menggemaskan.

"GARA!?" Panggil seorang gadis yang ber- nemtag Indira Anantasyha. Ya itu Dira sahabat Thea.

"Lo liat Thea gak?" Tanyanya.

"Gak!" Jawab Gara.

"Lo beneran sayang sama Thea?" Tanya Dira. Gara mengangguk.

"Gue harap lo jangan kecewain sahabat gue, jangan beri dia harapan kalo ujung-ujungnya sebuah ketidak pastian dan jangan buat dia kecewa yang membuat dia terluka."

"Mungkin aja selama ini lo berfikir bahwa Thea yang lo kenal adalah cewek yang kuat, yang strong. Tapi percaya sama gue kalau sebenarnya Thea itu rapuh."

Dira menghela nafas. "Kalo selama ini lo menganggap Thea sebagai cewek bar-bar, kuat, galak dan sebagainya. Perlu lo ketahui, bahwa itu adalah cara Thea menutupi kesedihannya, dia gak mau dianggap lemah dihadapan para cowok."

"Gue percaya sama lo, jaga kepercayaan yang bang El kasih buat lo ngejaga Thea. Jangan pernah kecewain dia. Kalo lo berani ngecewain dia gue abisin lo!" Ujar Dira.

Dira melirik jam tangannya. "Gue balik dulu ya, udah masuk nih." Dira pergi meninggalkan Gara yang terdiam mencerna perkataannya.

Flashback off

Gara berjalan ke arah taman belakang. Ia ingin menenangkan pikirannya. Gara duduk sambil memajamkan matanya.

"Katanya gak boleh bolos, tapi sendirinya aja bolos!" Ucap seorang gadis. Gara mengenal suara itu. Gara membuka matanya perlahan. Ya itu Thea yang sedang berdecak pinggang.

"Ngapain?" Tanya Gara.

"Ck! Ngadem gue. Di kelas gak ada guru." Jawabnya.

"Lo sendiri ngapain disini? Bolos?" Tanya Thea menaikan sebelah alisnya.

"Gak!"

"Yaelah, gak usah ngeles gitu deh. Gue tau kok lo mumet kan jadi anak teladan? Makanya sekarang bolos gini?"

"Gak!"

"Huh, gak mau ngaku. Ngaku aja kali, gue gak laporin ini ke guru kok. Thea kan anak baik!"

GAREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang