[26] - ZENOLYA BIRTHDAY (1)

37.8K 3.8K 1K
                                    

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM!

anw, part 25 belum tembus target tapi bro dengan baik hati tetep update buat kalian. apresiasi kalian adalah penyemangat bro sebagai penulis, kalau kalian udah enggak antusias sama cerita ini bro juga jadi gak bakal antusias buat nulisnya. so selagi kalian nikmatin cerita ini, tinggalin jejak ya🖤

Perempuan dengan piyama gold itu masih tenggelam dalam bunga tidurnya. Begitu nyenyak dengan penutup mata di wajahnya. Hingga indra pendengarannya diserang oleh bunyi sesuatu yang berhasil menariknya dari dunia mimpi. Bunyi ketukan pintu.

Bunyi itu sangat mengganggu berhasil membangunkan putri tidur yang baru saja melepaskan penutup mata. Ia mengedarkan pandangnya mencari sumber suara. "Sial. Siapa yang ketuk pintu jam segini sih?"

Zenolya tersentak kaget sebab bunyinya semakin besar. Ia menyadari jika bunyi itu bersumber dari pintu balkon kamar. Seketika jantungnya berdebar tidak karuan, badannya tiba-tiba gemetaran, napasnya tertahan begitu juga dengan bulu kuduknya meremang.

Siapa yang mengetuk pintu sliding itu? Pembunuh? Pencuri? Penjahat kelamin? Kuyang?

Perlahan ia melirik jam weker di atas nakas. Pukul 00.01. Zenolya menelan salivanya secara paksa. Ia beranjak bangun dari ranjang secara hati-hati, mengambil tongkat baseball besi—barang random yang dulu diberikan Valerie untuknya melindungi diri— dari samping kasur bernuansa merah muda itu.

Apa panggil Benjamin sama Moriz aja ya? Ia membatin tapi kakinya tetap melangkah mendekati pintu. Bunyi ketukan itu tidak berhenti. Zenolya dikunjungi rasa penasaran tinggi sekaligus ketakutan.

Pelan tapi pasti, Zenolya menarik gorden dari kain chenille yang bertekstur tebal secara hati-hati. Menyisakan vitrase gorden yang tipis. Samar-samar ia tidak menemukan siapa pun di sana. Bahkan bunyi ketukan itu berhenti.

Zenolya mengerutkan dahinya, seperti tokoh di film horor yang lebih mementingkan rasa penasaran dibanding ketakutannya, Zenolya menarik pintu sliding itu dan memastikan ke luar dengan tangan mencengkram tongkat baseball besi semakin kuat.

"Zenolya."

Begitu suara itu terdengar, dengan spontan ia bergerak ke samping dengan tongkat baseball yang diayunkannya sambil berteriak ketika melihat sosok serba hitam yang menutupi wajahnya dengan ski mask putih. "Who the fuck are you?!"

Mungkin saja tongkat baseball silver itu akan melukai kepalanya jika tangan kanan kekar itu tidak berhasil menahannya. "Hermosa, calm down. Calm down."

Zenolya mengerutkan tebal keningnya dengan kedua alis yang terangkat naik melirik sosok yang bersembunyi di balik ski mask lalu pada pergelangan tangan yang terpasang gelang naga. Ia tersentak kaget. "Iroz?!"

Hairoz menurunkan dan merampas tongkat baseball yang sudah tidak digenggam erat lagi oleh Zenolya. Meletakkannya ke bawah. "Iya sayang, ini gue."

Zenolya mendecak sebal. "Udah gila lo ya lo! Bikin gue sport jantung! Datang-datang kayak ninja warior! What are you doing here—" Kala melihat sebuah kue cantik berbentuk hati berwarna merah muda dengan tulisan 'happy fucking birthday, Hermosa' di atasnya terdapat banyak lilin.

"I just want to give you a surprise," jelas cowok itu. "Because seventeen years ago, a beautiful princess was born to earth." Dengan kaku, Hairoz menyanyikan lagu happy birthday.

Begitu nyanyian selesai, Hairoz berkata, "Happy legal day, Hermosa. Milik Iroz."

Tidak sanggup ditahan, Zenolya menarik kedua sudut bibirnya secara lebar bahkan matanya ikut berkaca-kaca. Apa yang telah dilakukan Hairoz sekarang menghanyutkan gadis itu. "Thank a bunch, Iroz."

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang