3

1.3K 144 10
                                    

Dan jika aku mengingatnya dengan baik, saat itu aku benar-benar bergairah. Terangsang lebih hebat dari saat aku melihat film porno yang berisikan wanita-wanita cantik nan sexy.

Dibayangan ku, phi Nine lebih cantik dan sexy dari wanita-wanita di film porno itu.

"Pavel, apa menurutmu aku tidak normal?"

"Normal seperti apa yang kau maksud?"

"Memang ada berapa macam normal di dunia?"

Pavel melempar bantal ke arahku tanpa berkata apapun

"Apa kau mengajak berkelahi?"

Aku sontak menoleh, melihat keadaannya di atas ranjang.

Pavel hanya melirikku sambil tersenyum.

Dia sudah mabuk.

Aku menempatkan bantal di bawah kepalaku lalu merebahkan tubuh.

"Joong. Sebenarnya, di dunia ini tidak ada yang benar-benar bisa disebut normal. Semua yang ada di dunia, semuanya gila"

"Kau yang gila" sahutku

"Kau yang gila" ujar Pavel

"Kau benar-benar gila, Pavel"

"Aku tahu, kau benar-benar gila. Berhenti mengakuinya"

.
.

Keesokan harinya.

Aku terbangun dengan rasa sakit menyergap kepalaku.

"Kau sudah bangun? Phi Nine tadi menghubungiku"

Aku bangkit sambil memijit pangkal hidungku.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku

"Masih pagi. Ospek di mulai jam 10, sekarang masih jam 7.30"

"Aku harus pulang"

"Tidak perlu. Phi Nine akan menjemputmu"

"Apa katamu?"

"Phi Nine akan menjemputmu. Apa kau tidak dengar yang aku katakan tadi? Phi Nine menghubungiku"

"Apa saja yang kau katakan padanya?"

"Aku bilang kau lelah karena acara ospek. Kau ingin aku mengatakan apa?"

"Tidak ada. Terima kasih"

Aku berjalan menuju kamar mandi

"Dasar. Kenapa dia masih saja membantah sesuatu yang sudah jelas?"

.

Depan gedung apartemen Pavel.

Tampak phi Nine menunggu di dalam mobilnya

"Halo, phi" sapa Pavel

Aku langsung masuk ke dalam dan duduk di sebelah kursi pengemudi. Di samping phi Nine.

"Terima kasih sudah merawat Joong" ujar phi Nine

"Tidak masalah, phi"

"Kalau begitu, sampai jumpa di kampus" ujar phi Nine

"Hati-hati, phi"

Sepanjang perjalanan kembali ke apartemen, phi Nine hanya diam sambil sesekali melirikku. Aku juga tidak berniat untuk membuka pembicaraan, aku terlalu lelah dengan semua yang ada dalam kepalaku.

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau menginap di tempat Pavel? Tidak biasanya kau seperti ini" buka phi Nine

Aku menghela napas. Aku terlalu malas untuk menanggapi.

Biarkan aku MencintaimuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant