"Yaudah gue pergi, ya. Tiati lo," Hyeongjun muter motornya.
"Iya, lo juga tiati."
"Siap." —Hyeongjun.
Hara jalan sampe ke depan rumahnya. Dia minta turun sebelum rumahnya. Gatau, males aja turun di depan rumah. Lagian pasti ada Hangyul.
Bener aja, Hara liat ada Hangyul yang lagi senderan di pintu mobil. Pas banget Hangyul langsung ngeliat Hara. Hangyul buru-buru nyamperin cewenya itu.
"Ra,"
"Iya,"
"Mau denger penjelasan gue, kan?"
Hara ngangguk.
"Gue sama Sua ga ada apa-apa."
"Iya, lo pasti bakal ngomong gitu."
"Gue beneran cuma temen sama dia."
"Iya,"
"Lo percaya gue kan, Ra?"
Hara ngeluarin hpnya. Terus buka roomchat dia sama Wooseok, dan ngeliatin foto-foto yang dikirim Wooseok ke dia.
"Gimana mau percaya kalo lo gini sama dia?"
Hangyul diem.
"Temenan kaya gimana sih kalian? Lo sama gue gak pernah segininya. Kita kalo jalan berdua ya mentok-mentok makan."
"Gak gitu, Ra."
"Lo bosen sama gue?"
"Enggak."
"Terus ini maksudnya apa?" Tanya Hara lagi sambil ngeliatin foto yang dikirim Wooseok.
"Dia bilang dia lagi kesepian waktu itu, dan dia ngajakin gue jalan."
"Dan lo mau aja gitu?"
"Maaf,"
Hara menghela napasnya. Nyesek bray.
"Lo sama Sua beda kelas, kan? Tadi kenapa lo yang nganter dia ke uks?"
"Ketemu di koridor, Ra."
"Kalo tadi gue gak nyela kalian ngomong, mau sampe kapan lo disana?"
Hangyul diem doang.
"Segitu doang penjelasan lo? Udah? Gue mau masuk."
"Gue beneran gak ada apa-apa sama Sua. Tentang foto-foto itu, gue cuma nemenin dia. Yang di uks tadi, gue ketemu dia di koridor. Dia pucet banget kaya mau pingsan, Ra. Makanya gue tolongin dia ke uks."