Chapter 3 - Putri Tidur dan Pahlawan Kematian- Part 3

7 2 0
                                    

"Dasar sombong!!!"
"Tapi aku cuma ing--..."
Dengan seketika salah seorang gadis mendorong gadis lain yang membuatnya terjatuh ke lantai dengan keras.
"Kau kira kami bodoh! Aku tahu kau cuma mau mengejek kamikan!!!" dengan wajah yang di penuhi kepencian gadis itu menatap gadis yang ada di bawahnya.
"Ehh, benarkah?"
"Ya, kudengar itu yang terjadi."
Tanpa disadari banyang orang yang melihat kearah mereka tetapi tidak satupun yang mencoba menolong gadis yang terjatuh itu. Alih-alih menolong mereka saja cuma melihat dan mulai membicarakan berbagai gosip yang tak jelas tentangnya.
"Kau itu selalu membuatku muak. Kau selalu menyombongkan diri dengan nialmu yang sempurna dan memamerkannya keseluruh kelas..." wajah gadis itu bertambah muak sedangkan gadis dibawahnya menunjukkan ekspresi sedih.
_____

18 Juli 2024 17:14.
Perlahan demi perlahan cahaya memasuki kelopak mata Gratia. Dengan ingatan yang samar-samar dia membuka matanya.
"Dimana ini?" dengan masih setengah bangun Gratia bertanya kepada dirinya sendiri. "Bukankah tadi kami sedang melawan slime raksasa di gua drakef?"
Dengan keras Gratia menggali ikatannya bagaimana dia bisa terpindahkan kedalam ruangan yang seperti kamar tidur ini.
"Ahh..."
"Eh?"
Terkejut ketika mendengar suara Gratia langsung melihat kearah asal suara tersebut yang tepat berada disebelahnya dan tertutupi oleh sebuah selimut.
"Lchto?!"
Terkejut dengan yang didapatinya Gratia memandanginya dengan rentang waktu cukup lama, kemudian selang beberapa lama Lchto juga ikut terbangun.
"Emm... Hooaahhh... Pagi."
Seraya meregangkan seluruh tubuhnya dan kemudian mengusap-usap kedua bola matanya, Lchto bangun dengan wajah kebingungan.
"Dimana kita?"
"Aku juga tidak tahu akan itu. Mungkin kita sudah berada di kota terdekat atau sesuatu."
"Kenapa kita berada di ranjang yang sama? Apakah mungk-..."
"Tolong jangan berpikir yang aneh-aneg dulu."
Sebelum selesai bicara, omongan Lchto di jegat oleh Gratia dengan cepat.
"Sebelum itu..." sebelum selesai bicara Gratia tersadar bahwa dia memiliki satu pesan yang belum terbaca.
"Ada apa?" tanya Lchto dengan setengah sadar.
"Ada pesan dari Ainz. Aku akan membukanya."
Gratia melihat gambar berbentuk amplop surat semi transparan, Gratia mengulurkan tangannya ke tanda itu dan membukanya setelahnya tiba-tiba muncul tulisan.
[Maaf, aku memindahkan kalian tanpa izin, tapi aku juga tak bisa meninggalkan kalian sendirian di sana apa lagi kalian sedang tak sadarkan diri. Kuharap kalian dapat melupakan kejadian barusan.
P. S. Dan semoga kalian tidak terlambat makan malam.]
Terlambat makan malam?
Dengan ke kalimat itu tergiang-giang dikepalanya.
Gratia mulai sadar apa makna dari kalimat itu setelah melihat jam yang berada di sebelah kiri atas layar dimana sudah menunjukkan pukul lima sore lewat.
"Maaf Lchto aku harus cepat logout..." dengan wajah panik Gratia mengutak atik layar menu dan memilih pilihan option, setelah menekannya muncul beberapa pilihan dan Gratia meneruskan menggesernya ke paling bawah dimana di dapatinya tulisan logout. Setelah menekan tulisan logout kemudian muncul tulisan.
[Apakah anda yakin akan keluar? Yes/No]
Setelahnya Gratia menekan tulisan Yes.
_____
18 Juli 2024 17:25.
Seorang gadis terbaring di tempat tidurnya dengan mengenakan suatu alat aneh di kepalanya.
Alat itu berbentuk seperti helm sepeda motor berwarna hitam dengan tulisan BD 3D yang tertulis di bagian kiri dengan warna perak dan di bagian belakang terdapat kabel yang di tancapkan ke colokan listrik.
BD 3D adalah nama dari alat itu dan memiliki fungsi untuk menyelam kedalam dunia virtual secara penuh. Alat ini dikembangkan tiga tahun yang lalu oleh perusahaan bernama BrainSmart yang tergolong dalam perusahaan baru kerena masih sangat muda yaitu berumur empat tahun.
Sang gadis melepaskan BD 3D dari kepalanya, rambut pirangnya yang panjang terurai indah dan kulitnya yang putih terlihat sangat cantik memantulkan cahaya lampu kamarnya.
"Gawat... Aku harus cepat-cepat membuat makan malam."
Dengan cepat gadis itu keluar dari tempat tidurnya dan berjalan kepintu kamarnya. Setelah sampai diluar kamarnya di berjalan kekamar mandi dan mulai untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dia berjalan kekamarna untuk mengambil pakaian, pakaian yang dipilihnya adalah pakaian tidur berwarna merah muda dengan pola mawar merah yang cantik.
Setelah selesai berpakaian dia berjalan ke dapur dan melangkah menuju lemari es kemudian mengambil beberapa telur disana, setelahnya dia melangkah ke kompor dan menyalakannya dan mulai memasak telur dadar di sertai dengan nasi goreng sebagai menu makan malamnya.
Setelah selesai makan malam dia pergi lagi ke kamarnya dan berjalan kemeja belajar dan membuka beberapa buku.
_____
19 Juli 2024 14:35.
Emlef Forest - Savartalfheim
"Awas!!!"
Suara teriakan seseorang menggema di dalam hutan lebat yang berasal dari berbagi orang yang sedang melawan monster pohon yang berbentuk seperti cacing raksasa.
"Steven menunduk!" Lchto memberikan peringatan untuk seorang laki-laki yang di panggilnya Steven.
Setelah Steven menunduk Lchto meluncurkan panah yang mengarah ke mulut monster itu dan dilanjutkan dengan serangan berat dari atas oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba hijau yang membuatnya terlihat seperti katak.
Setelah serangan kombinasi itu dilanjutkan oleh sihir support dari Gratia untuk meningkatkan status Steven, setelah menerima buff itu Steven mengayunkan pedangnya dan membelah monster itu menjadi dua.
"Kerja bagus semuanya. Aku merasa kita sudah cukup hari ini mari kita kembali ke kota Elnig." kata Steven seraya berjalan mendekati teman-teman partynya.
Hari ini mereka berburu untuk meningkatkan status mereka seperti biasanya dan berpetualang menelusuri berbagai lokasi di dalam game.
Orang-orang yang ada disini semuanya berjumlah empat orang termasuk Gratia dan Lchto, dan mereka semua adalah teman sekelas yang bersekolah di sekolah menegah atas yang sama.
Dari yang bernama Steven, dia adalah seorang pejuang garis depan dengan berbagai skill yang dikususkan untuk bertarung dan memakai pedang besar sebagai senjata utamanya. Selanjutnya ada Leonardo, dia yang memakai pakaian aneh seperti katak yang memiliki keahlian khusus seperti assasin dan memakai sepasang pedang dengan satu sisi tajam yang seperti sering di gunakan oleh para para samurai.
"Kebetulan sekali..."
Tiba-tiba Gratia mendengar suara femiliar dan mulai mencari asal dari suara itu dan begitu pola dengan teman-temannya yang lain yang ikut mencari asal dari suara itu.
"... Di atas sini."
Seketika setelah mendengar kata-kata itu mereka dengan serentak menongak ke atas. Di atas sana didapati oleh mereka seorang laki-laki yang memiliki kulit agak kecoklatan dan rambut putih runcing sedang berdiri di atas dahan pohon.
"Siapa kau?"
Dengan wajah curiga Steven menatap Ainz dan memegang erat pedang miliknya yang siap dipakai kapanpun.
"Ainz?!"
"Eh? Kalian mengenalnya?"
Steven terkejut dengan kata-kata yang Gratia dan Lchto keluarkan.
"Ya dia yang kami berjumpa dengannya kamaren."
"Ya, aku kamaren bertemu mereka di kota Elnig ketika aku sedang bengong."
Wajah Steven yang asalnya tengang berubah menjadi melongo setelah pernyataan itu keluar dari mulut Ainz begitu juga dengan wajah yang lainnya.
"Sejak kapan kau berada disana?" Steven bertanya dengan nada dan tatapan kecurigaan.
"Sejak tiga jam yang lalu..." Ainz menunjukkan wajah yang bangga dan terjun ke bawah dengan gaya yang keren. "... Karena ketiduran."
Wajah semua orang langsung berubah menjadi tegang karena pernyataan Ainz sekali lagi.

Cross WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang