Dilema 13.2

1.7K 69 0
                                    

Tak terasa malam ini adalah malam takbiran, yang menandakan esok hari adalah hari raya umat muslim yaitu idul fitri. Malamnya, Shena dan Youra sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan baju yang akan mereka gunakan untuk halal bihalal besok dan baju yang akan mereka gunakan selama mudik kembali ke kampung halaman nenek di Kebumen.

Sembari memasukan pakaian kedalam koper, Shena nampak sibuk memainkan ponselnya membalas ucapan minal aidzin dari teman-teman dan keluarga yang masuk lewat pesan WA. Ia menghela nafas pelan lantaran belum mendapatkan satu pesan pun dari Bhanu yang sebenarnya sudah ia tunggu-tunggu sedari tadi.

Hubungan mereka terasa lebih erat seiring berjalannya waktu, terutama setelah Bhanu megumumkan hubungan mereka secara sepihak. Memang benar kata orang jawa " witing tresna jalaran seko kulino".

Hari raya idul fitri telah tiba, setelah pulang dari lapangan untuk menunaikan shalat ied Shena dan Tasya segera melakukan tradisi lebaran yaitu sungkeman pada kedua orang tua mereka. Suasana berubah menjadi haru saat Shena memeluk ayah dan ibunya. Gadis itu menghapus air mata yang menetes di pipi Youra sambil tersenyum simpul. Setelahnya giliran Tasya yang mengucapkan kalimat minal aidzin wal faidzin seimut mungkin berharap segera di berikan THR dari kedua orang tuanya.

Selepas melakukan lebaran bersama keluarga, mereka lalu melakukan lebaran dengan para tetangga di masjid kompleks. Banyak warga yang sudah berkumpul di sana mengingat jam sudah menunjukan pukul 09.30 siang. Setelah lebaran bersama tetangga sekitar selesai, Shena dan keluarga kembali ke rumah untuk sarapan dengan menu khas lebaran seperti ketupat opor dkk. Setidaknya mereka harus makan untuk bekal melakukan perjalanan menuju ke rumah nenek.

2 jam berlalu, beruntungnya jalanan tidak macet di hari pertama lebaran ini. Sesampainya di rumah nenek mereka langsung turun dan disambut oleh keluarga besar yang sudah sampai lebih dahulu. Ayah Shena sibuk mencari tempat parkir yang sudah dipenuhi oleh mobil keluarga yang terjejer rapi di depan halaman rumah.

Seketika Susana rumah berubah menjadi suasana pasar, nenek Shena yang mempunyai 2 putra dan 1 putri yang masing-masing memiliki 3 anak, 4 anak dan Youra sebagai bungsu yang memiliki 2 putri yang cantik sudah cukup dapat membuat rumah menjadi ladang untuk bercengkrama dan bersenda gurai melepas rindu.

Paman 1 Shena, Budi Wijayanto bekerja di Semarang yaitu di sebuah perusahaan BUMN dan mendapatkan istri yang bekerja di salah satu bank swasta di kota yang sama. Mereka memiliki 3 putra yaitu Aga yang telah bekerja menjadi seorang polisi, Danang yang sedang menyelesaikan skripsi, dan Kenzo yang masih berusia 5 tahun. Sedangkan paman ke 2 Shena bernama Satrio Wibowo yang bekerja di Bandung, ia adalah seorang perwira TNI-AU yang memiliki 2 orang putra dan 2 orang putri yang kembar. Ivan, Fais yang duduk di bangku kuliah dan Sekar,Aisyah yang masih duduk di bangku SMA.

Cucu-cucu Marliyah segera menggerombol di lantai 2 rumah setelah melakukan sungkeman. Mereka saling bertukar cerita sementara cucu laki-laki sibuk memainkan game di ponsel dan memainkan game PS. Aga memisahkan diri dari gerombolan anak lelaki dan segera menggabungkan diri bersama sepupu perempuannya. Ia memberi kode pada Shena untuk mengikutinya ke halaman belakang rumah, tempatnya dulu pernah berduaan dengan Bhanu.

Sesampainnya di sana, Aga langsung duduk di bangku taman, ia mengisyaratkan kembali Shena untuk duduk di sampingnya.

"gimana kabar calon ipar?" ucapnya membuat pipi Shena semerah tomat.

"dines dimana sih dia?" tanyanya.

"di Jogja aja" jawab Shena.

"sebenernya begitu tau kamu uda punya cowo aku mau langsung tanya lewat WA tapi gaenak, toh juga mau lebaran nanti pas ketemu mau aku tanyain langsung"

"emang mas Aga mau nanya apa? Jangan susah-susah nanti aku bingung mau jawab apa " canda Shena yang membuat Aga tertawa kecil

"kayanya nih ya, aku liat dia kemaren pas ada acara pertemuan di Semarang"

DilemaWhere stories live. Discover now