BAB SATU

5.4K 184 55
                                    

LOMBOK, INDONESIA

Satu demi satu pohon yang menjulang tinggi itu ditumbangkan. Berbagai peralatan berat seperti forest harvester dan delimber digunakan untuk menumbangkan pohon-pohon besar. Terlihat beberapa Bulldozer pun digunakan untuk mengangkat bebatuan yang menancap keras pada tanah serta menggemburkan tanah yang nantinya akan didirikan sebuah bangunan mewah di sana.

Tak lupa para pekerja pun sibuk memotong-motong batang pohon yang telah ditumbangkan menggunakan chainsaw. Suara bising khas kontruksi menjadi satu-satunya yang terdengar di area tersebut.

Area itu awalnya sebuah hutan belantara dengan luas tanah sekitar 200 hektar yang rencananya akan dibangun sebuah resort mewah oleh sebuah perusahaan bernama Ernesto Group.

Tepat di belakang hutan berdiri kokoh sebuah gunung non aktif yang katanya menyimpan kisah mistis menurut penuturan penduduk sekitar. Mereka percaya gunung tersebut dihuni makhluk buas dan menyeramkan yang sangat membenci area di sekitarnya dijamah manusia.

Di tengah-tengah kesibukan para pekerja, tampak seorang pria berperawakan kurus namun cukup berotot berusia 25 tahunan, tengah fokus memotong sebuah batang pohon dengan menggunakan chainsaw di tangannya. Dia memilih mengerjakan area yang cukup sepi, berjauhan dengan pekerja lainnya. Suara bising yang berasal dari alat-alat berat mengusik konsentrasinya, jadilah dia memilih untuk melanjutkan pekerjaannya di area yang cukup jauh dari peralatan berat itu berada.

Dia tampak teliti mengerjakan tugasnya, tak ingin sedikit pun melakukan kesalahan yang mungkin saja akan mencelakai dirinya sendiri.

Dia matikan mesin chainsaw begitu batang pohon yang dipotongnya telah selesai dia potong. Menyeka keringat bercucuran dari pelipisnya dengan punggung tangannya. Dia hirup oksigen sebanyak-banyaknya sekaligus berusaha menormalkan kembali deru napasnya yang sempat terengah.

GGGRRRR

Si pria mematung di tempat, meneguk salivanya susah payah saat meyakini telinganya baru saja menangkap suara geraman menyerupai geraman hewan buas. Cepat-cepat dia membalik badan, memicingkan kedua matanya menatap area hutan dimana pohon-pohon disana belum ada satu pun yang ditebang.

Hutan itu tampak gelap gulita, cahaya matahari tidak bisa masuk ke dalam karena terhalangi rimbunnya dedaunan. Pohon-pohon disana sangat besar, tinggi dan berdaun lebat.

Si pria menggulirkan bola matanya ke sekeliling hutan yang berada tepat di depannya. Memasang telinganya setajam mungkin mengantisipasi suara geraman tadi kembali terdengar.

" Huuh ... kayaknya salah denger." Gumamnya dikala meyakini suara itu tak lagi dia dengar. Atau mungkin suara tadi murni halusinasinya semata.

Lantas dia pun kembali berbalik badan, menatap sekilas pada hasil pekerjaannya dan memutuskan untuk melanjutkannya. Dia akan kembali memotong-motong batang pohon yang belum dipotongnya.

GGGRRRR

Sang pria kembali mematung, suara geraman itu terdengar lebih kencang dari sebelumnya seolah entah makhluk apa pun yang menjadi pemilik suara itu tengah berdiri tak jauh darinya. Rasa penasarannya membuat dia ingin kembali membalik badan dan menatap lagi ke arah hutan, memastikan sekali lagi makhluk apa yang memiliki suara geraman semengerikan itu.

Namun ... saat hembusan angin dari dalam hutan membuat bulu kuduknya meremang seketika, nyalinya pun menciut entah kemana. Dia lemparkan chainsaw di tangannya, berlari sekencang yang dia bisa menuju rekan-rekannya berada. Kini dia yakin ada hewan buas di dalam hutan yang kapan pun bisa menerkamnya jika dia tak cepat-cepat pergi dari sana.

Malamnya ... semua pekerja beristirahat di tenda yang didirikan di luar area kontruksi. Hutan yang menjadi area kontruksi tepat berada di belakang tenda mereka. Beberapa dari mereka memilih untuk tidur saat perut mereka telah selesai diisi. Tubuh lelah mereka sudah saatnya diistirahatkan karena besok pagi mereka harus kembali melanjutkan pekerjaan.

THE MYSTERY OF ERNESTO RESORT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang