7. Hungry Attack

2.2K 263 7
                                    

Grogh! Grogh!

"Hahaha..!!" Senyuman Taehyung semakin melebar tatkala tawa milik seorang lelaki mungil yang tampak tenggelam pada sweater warna abu-abu yang begitu kebesaran di tubuhnya. Beruntung celana Treening warna merah bata kebesaran yang dipakainya tidak melorot ke bawah saat lelaki itu berlarian mengejar Yeontan.

Dengan nafas tersenggal Jimin menghampiri Taehyung, lalu mendudukkan dirinya di tempat kosong disebelah Taehyung. Ia sedikit tertawa kecil ketika Yeontan meloncat ke pangkuannya.

Taehyung terperangah ketika Jimin tiba-tiba menunjukkan senyuman lebarnya. Menunjukkan kepada Taehyung betapa cantikya ia. Dan untuk kesekian kali Taehyung mengakui jika ia benar-benar sudah jatuh pada kecantikan dari seorang Jimin.

"Jimin-ahh!!" mendengar namanya dipanggil, Jimin langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Di beranda rumah terlihat Jungkook yang tengah mencarinya. Raut mukanya tampak risau.

Taehyung berdecak kesal ketika Jimin berlari menghampiri Jungkook seraya berseru, "Daddy!!"

Tunggu, apa? Daddy? Apa Taehyung salah dengar? Teman macam apa yang memanggil temannya sendiri dengan sebutan Daddy? Sungguhan pasti ada yang tidak beres dengan hubungan keduanya.

Jungkook hampir saja terjungkal ke belakang  ketika Jimin tiba-tiba meloncat untuk memeluknya, untung saja ia bisa langsung menahan.

"Bagaimana bermainnya? Senang?" tanya Jungkook seraya meletakkan kedua tangannya pada pantat sintal Jimin-menahan agar lelaki berparas cantik itu tidak jatuh.

Wajah Jimin yang semula berada di ceruk leher Jungkook sedikit menjauh untuk menatap wajah Jungkook. Setelahnya ia menunjukkan senyuman lebarnya seraya mengangguk penuh semangat.

"Tannie.. Imut!" Bibir Jimin mengerucut saat mengatakannya dengan nada mirip seperti celotehan anak kecil. Apalagi sorot mata yang menunjukkan kepolosan membuatnya bekali-kali lipat lebih menggemaskan juga melelehkan hati yang melihatnya.

"Kenapa?" tanya Jungkook saat raut Jimin tiba-tiba berubah menahan sakit. Kedua tangan yang semula melingkar di leher Jungkook berpindah memegang perutnya. Menimbulkan rasa khawatir pada Jungkook.

"Eng.. S-sakit.." Jimin meringis dengan kedua tangannya yang semakin erat memegangi perutnya.

Dengan raut panik sekaligus khawatir Jungkook langsung membawa Jimin masuk dengan terburu-buru. Meninggalkan Taehyung yang menatap mereka dengan bingung.

Jungkook langsung mendudukkan Jimin di sofa yang ada di ruang tamu, lalu berjongkok dihadapan Jimin. Membuat Yoongi yang duduk di sana dengan laptopnya menatap kebingungan.

Tangan Jungkook terulur memegang perut Jimin yang terasa mengeras. "Sakit?" tanya Jungkook. Nada suaranya kentara sekali jika ia khawatir. Sedangkan Yoongi yang mendengar nada suara Jungkook yang seperti itu hanya mengernyit heran. Tidak biasanya Jungkook terlihat khawatir seperti itu pada orang lain-jangankan khawatir peduli pun tidak. Tapi semenjak kedatangan Jimin, Yoongi melihat hal-hal diluar kebiasaan Jungkook.

Krukkk...!!

Mata Jimin terbelalak-terkejut saat mendengar suara keras yang entah berasal dari mana. Setelahnya matanya mengedar mencari sumber suara dengan kedua tangannya yang meremas baju bagian pundak Jungkook. Melihat raut takut pada wajah Jimin membuat Jungkook tertawa kecil. Begitupun dengan Yoongi yang susah payah menahan tawanya.

"Kamu lapar?" tanya Jungkook. Tangannya terulur mengelus pipi tembam milik Jimin.

Jimin hanya menjawab dengan anggukan. Bibir penuhnya mencebik dan sedikit maju kedepan. "Jimin lapar.."

Serendipity Bubbles | KOOKMINWhere stories live. Discover now