1. Janji 'Tuk Bersama

2.1K 156 13
                                    

“Dimaaas,” rengek Renata.

“Kenapaaa?” sahut seorang laki-laki yang baru saja masuk kamar.

“Pusing,” adu Renata lalu menidurkan tubuhnya lagi di kasur. Dimas mendekat.

“Pusing kenapa? Sakit kamu?” Dimas mulai duduk di tepi kasur, memandang sang istri dengan cemas.

Tak tunggu lama Renata langsung meraih tubuh itu ke dekapannya. Kehangatan langsung mengakusisi tubuhnya. Oh tunggu, sebenarnya yang sakit ini siapa?

“Pusing karena ga ada kamu pas aku bangun!” pekiknya. Renata tak melepas pelukannya, malah semakin erat dan menutup kedua matanya.

“Beneran? Jangan bercanda, ah.” Dimas merajuk. Melepaskan pelukan Renata dari lingkar pinggang.

“Coba cek.” Renata menarik tangan Dimas menuju keningnya. “Panas?”

“Engga.” Dimas jadi bingung sendiri.

“Alhamdu?”

“Lillah~” sambung Dimas kemudian tertawa. Ia menaikkan kedua kakinya dan ikut bersandar pada ujung ranjang.

“Ren, besok aku kembali kerja, ya?” izin Dimas. Matanya menatap foto pernikahan mereka yang baru dikirim 5 hari yang lalu.

Renata yang tadinya aman tenteram di pelukan Dimas, tiba-tiba melotot saat mendengar penuturan suaminya.

“Hah?!”

“Aku bosen di rumah, Ren. Gapapa, ya? Nanti aku usahain pulang cepet.”

“Jadi kamu bosen sama aku?!”

“Nggak, bukan gituu.”

Renata melepas pelukannya. Lalu turun dari tempat tidur dengan wajah ditekuk. Dimas melongo.

“Urus aja sana, aku ga marah!!”

Dimas terkekeh kecil, nyaris tak terdengar. Padahal aku ngga nanya kamu marah apa ngga, ahaha, batinnya. Lalu ia berdiri, berniat untuk menyusul istrinya.

“Renn...”

“Apa? Aku mau mandi, udah sana!” Dimas manyun, lalu mundur. Renata yang melihat itu langsung membuka pintu kamar mandi lagi dan terlihatlah perempuan dengan rambut tergerai dan bajunya yang tataannya sudah berantakan.

“Gak usah begitu mukanya.”

Dimas maju. “Abis kamunya jutek gitu. Yaudah aku ambil libur satu minggu lagi aja, deh.”

Renata membenarkan pakaiannya dan mendongak. “Ngga, kamu kerja aja. Usaha-usaha kamu harus dikontrol langsung sama pemiliknya.”

Dimas menatap istrinya yang berdiri dengan tangan dilipat.

“Jangan ngambek.”

“Nggak. Udah ya aku mandi, ikut gak?” godanya dengan kekehan.

“Ikut ke mana?”

Bukannya menjelaskan ke arah muaranya, Renata justru berdecih dan langsung menutup pintu. Ya begitulah, Renata Si Galak dan Dimas Si Polos.

*

Dimas memilih duduk di teras, menikmati angin sore yang cukup sejuk. Dengan baju koko putih dan celana bahan hitam, bagai setelan seorang Dimas Nugraha yang semakin nampak setelah menikah.

Baru satu minggu mereka menikah, berada di satu atap yang sama dengan perasaan yang semakin tak terkontrol lagi cintanya. Dimas tak meragukan lagi keputusannya untuk memutuskan hidup bersama Renata, dan selamanya keputusan itu harus tetap ada tanpa diganggu siapapun.

RENATA (2)Where stories live. Discover now