bab 2

34 4 5
                                    

[Today]
[3:23 AM] Kanaya: i know who i'll choose.
[3:23 AM] Kanaya: please don't contact me again.
[3:24 AM] Kanaya: thankyou :)
[ You Blocked Gevan ]

Aku tidak tau apa yang aku lakukan sekarang itu benar. Menurutku aku masih bisa bertemu dengannya.

• • •

Tok tok tok...
Bik Ani mengetuk pintu dengan sangat keras, berhasil membuatku terbangun.

"Kak, belum bangun? Sudah jam sepuluh kak, bangun!" teriak Bik Ani dari luar.

"Iya bik" jawabku lesu.

"Langsung mandi kak, habis itu makan."

Tanganku meraba-raba meja mencari hpku. Kulihat banyak sekali misscall dari bunda, ibunya Gevan, aku sangat dekat sekali dengan beliau.

[Today]
[4.05 AM] Bunda: Kakak, bunda mau pulang ke London. Kakak jangan lupa main kerumah ya.
[4.06 AM] Bunda: Kakak
[4.06 AM] Bunda: Kakak
[4.06 AM] Bunda: Tidur ya kak?
[9.44 AM] Bunda: 25 menit lagi, bunda berangkat ya kak. Kita bisa ketemu di bandara.

Aku kaget melihat pesan-pesan tersebut. Sebenarnya Gevan adalah orang asli London, ibunya yang berkewarganegaraan Indonesia menikah dengan orang London. Ia pindah ke Indonesia ketika berumur 4 tahun. Ya, jadi aku banyak belajar bahasa Inggris dengannya.

Dengan cepat, aku langsung memesan taksi online untuk mengantarkan ku ke bandara.

Usai menunggu 5 menit, taksi pun datang. Aku pun berangkat menuju bandara dengan penampilan berpakaian piyama ditambah jaket jeans, serta sandal dari hotel, dengan rambut yang dikuncir.

• • •

Sesampainya disana, aku bergegas mencari bunda dan Gevan, namun tidak kutemukan. Buru-buru aku langsung bertanya kepada petugas bandara disana.

"Mas, penerbangan ke London apa sudah berangkat?" tanyaku.

"Baru saja mbak. Ada yang bisa kami bantu?" Aku menggelengkan kepala.

"Terimakasih mas,"

Ku ambil langkahku dengan pelan, berusaha untuk tenang. Kali ini aku tidak menangis, mungkin air mataku sudah habis ketika kejadian semalam.

"Mungkin besok gw bakalan coba chat bunda ato Gevan," pikirku.

Aku tidak langsung pulang, sempat membeli roti lalu sarapan di restoran cepat saji.

Saat aku sedang menyantap menu sarapanku, seseorang menepuk bahuku. Reflek saja aku langsung menoleh kearahnya.

"Hei, ngapain disini? Mami pulang?" ya, dia adalah Darel. Mami yang dia maksud adalah mamiku, ya, mami dan papi sedang menjalankan bisnis di Kalimantan.

"Enggak, cuma pengen makan disini aja," jawabku.

"Kalo gitu kenapa g telfon aku si" ujarnya sambil menyubit hidungku.

"Rel," aku langsung memeluknya, tidak peduli itu tempat umum atau bukan.

"Kenapa? Kok tiba-tiba" ia terkejut heran.

"Maafin aku,"

Entah, aku merasa aku telah melakukan kesalahan kepada Gevan, dan Darel. Mereka sangat baik kepadaku, dan kupikir, aku begitu jahat kepada keduanya.

"Please, stay with me, forever. Don't leave me alone," bisikku.

"i will be with you, and grow old with you. I promise," ia menunjukkan jari kelingkingnya, yang artinya ia berjanji.

Setelah makan, aku dan Darel meninggalkan bandara, lalu menuju rumah.

• • •

"Sana mandi gih, ntar aku ajak jalan ya," katanya.

• • •

[ bersambung ]
Darel mau ngajak Naya kemana ya? Pantengin terus kelanjutannya!^_^

YouWhere stories live. Discover now