bab 3

17 4 3
                                    

Sesampainya di rumah, aku hanya diam, sesekali memainkan hp. Dan sepertinya Darel mengetahui suasana hatiku, lalu menunda niatnya yang mau mengajakku untuk jalan.

"Kok badmood si, mau jalan?" tawarnya.

"Pengen dirumah aja," aku menolak.

"Are you okay?" Aku menggeleng. Ia memelukku, sambil berkata "you can lie to others, but you can never lie to me. Cerita ke aku,"

Kali ini aku tidak bisa berbohong lagi, aku bercerita dalam pelukannya sambil menangis. Menceritakan segala hal, dan mengaku aku tidak bisa memilih keduanya, ia dan Gevan.

"Jadi kamu mau minta udahan? that's your right," kataku.

"Kamu lupa? Tadi di bandara aku bilang apa? I'll stay with you, for you." jawabnya, pelukannya pun semakin erat.

"Thank you," ucapku lirih.

Melihat awan semakin gelap pertanda hujan akan datang, Darel memutuskan untuk pulang.

• • •

Aku terbangun, mimpi yang tadi kulewati kurasa sangat indah walaupun aku tidak ingat. Ku lihat handphone, terlihat pesan dari mami dan mengatakan bahwa ia akan pulang ke Jakarta Minggu depan. Tak lupa aku bercerita kepada mami bahwa bunda pulang ke London, dan akan stay disana, ternyata, mami sudah tahu sejak 1 bulan yang lalu.

Saat asyik berselancar di dunia maya, bik Indah memintaku untuk membeli beberapa bahan dapur di minimarket untuk makan siang nanti.

• • •

Sepulang dari minimarket, aku berencana melewati jalan pintas yang otomatis melewati rumah Gevan, tujuanku hanya supaya lebih cepat sampai.

Saat aku melewati rumahnya, seorang petugas sampah keluar dari rumah Gevan membawa beberapa kotak. Aku sangat familiar dengan salah satu kotak yang di angkut petugas sampah tersebut.

"Pak, ini dari rumah Gevan?"

"Iya non, ini disuruh pak Sheeran." jawabnya.

"Boleh minta kotak yang disitu pak?"

"Boleh, pilih saja, " aku langsung mengambil kardus itu dan mengatakan ucapan terimakasih lalu melanjutkan perjalanan ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar.

Aku tidak segera membuka kotak tersebut, ku tatap dan sesekali aku kocok supaya merasakan ada sesuatu didalamnya. Ku ingat jelas, kotak ini kuberi berisikan foto-foto kami beserta jaket tepat pada ulang tahunnya yang ke 17.

Hingga kisaran 15 menit kutatap, aku membukanya. Aku terkejut melihatnya, didalamnya berisi fotoku dan lipatan kertas yang depannya bertuliskan 'Halu'. Tulisannya hampir hilang, namun masih bisa terbaca dengan jelas. Kubaca dalam hati, sambil memaksa air mata untuk tidak jatuh.

Kertas itu bertuliskan;
"Kanaya Dandelion Zeevanna. Cantik, selebihnya tidak dapat kujelaskan. Jikalau aku bisa menjelaskan, mungkin tidak akan kujelaskan, biarkan aku saja yang dapat menikmati indahnya.

Hei dunia, asal kalian tau, aku suka sekali dengan curhatannya. Tapi aku gasuka kalo Naya crying, that's annoyed.

then, i love her, very much."

Aku melipat kertas itu kembali dan meletakkannya dibawah kasurku. Aku berusaha untuk tenang, mengambil laptop dan mengirim email kepada akunnya yang sudah lama tidak dipakai, menyampaikan semua isi hatiku.

• • •

( bersambung! )
sampai ketemu Naya di bab selanjutnya!(^^)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YouWhere stories live. Discover now