Weak

1.6K 320 28
                                    

•Discography•

Ini merupakan kisah nyata dari seorang anonim yang merupakan teman Lucid, even though i'll put some effect to make it worth...

Latar tempat akan menggunakan Korea, termasuk perusahaan dan bidang pekerjaan akan dirubah total

Alurnya akan dibuat cepat karena Lucid hanya mengambil beberapa poin penting sebagai opening kisah ini, jadi harap maklum and enjoy!

.

I've got the permission to make her story being a fanfiction

©disclaimer

this story belongs to ®M

.

Hari itu, Lisa datang bekerja seperti biasanya. Mengikuti briefing, mengurus berkas dan tenggelam dalam tumpukan dokumen. Ia masih menerima tatapan-tatapan aneh itu, namun sang gadis lebih memilih untuk mengabaikan mengingat itu adalah hal terbaik yang dapat ia lakukan saat ini.

Ketika layar ponselnya menyala, Lisa tahu jika Taehyung terus melakukan panggilan telepon.

Namun Lisa memilih untuk mengabaikan, setelah segalanya, setelah setiap kebenaran yang diuraikan mamanya hari itu, Lisa merasakan hati dan dunianya yang hancur berantakan. Terlalu hancur, terlalu berantakan, hingga sang gadis begitu kebingungan dan tak berani menyentuhnya untuk mulai menata kembali kepingan-kepingannya.

Kenapa jatuh Cinta harus sesulit ini, Lisa hanya ingin hidup bersama Taehyung seperti harapan keduanya.

Namun waktu, orangtua, keluarga, keadaan, bahkan seluruh dunia seolah menentang hubungan keduanya. Ini tak seperti mereka merupakan pasangan kekasih dari dua negara bagian yang terus berperang, mereka hanya sepasang muda-mudi yang jatuh Cinta dengan begitu sederhana.

"Hey, Lisa!"

"Uh? Unnie?"

Ia tersentak, menoleh secepat tepukan ringan jemari lentik seorang gadis di atas bahunya.

"Ayo makan siang, kau mau tinggal sampai kapan?"

"Hah? Apa?"

Jisoo berkacak pinggang ketika Lisa memasang tampang bengongnya, gadis yang lebih tua menyodorkan arlojinya hingga manik Lisa membola. Sudah jam makan siang, sejak kapan? Tunggu, kenapa ia tak sadar? Aih! Lisa memijat pangkal hidungnya ketika merasakan pening sejenak, Jisoo langsung menyentuh lembut bahunya.

"Kau tak apa? Lis, kau terlihat pucat"

"Aku? Tidak, aku sangat sehat unnie. Ayo makan siang"

Bodoh jika Jisoo percaya begitu saja, namun ia memilih mengikuti langkah Lisa yang beranjak. Setidaknya itu lebih baik, jika dibandingkan dengan tetap disana hingga jam makan siang berakhir. Bukan di cafetaria perusahaan, Jisoo memilih membawa Lisa menuju sebuah restoran China di dekat sana. Tempat yang jarang didatangi rekan mereka, karena keduanya membutuhkan privasi untuk membahas hal ini.

Keduanya memilih tempat terujung yang jauh dari pengunjung lain, memesan sup tofu, Tangchuliji, La Ji Zi bersama Dumpling dan Siao Lung Pao sebagai side dish.

"Kamsahamnida"

Keduanya tersenyum pada pelayan yang menyajikan pesanan, kemudian mulai menyantap hidangan utama yang menjadi menu makan siang mereka. Ada yang harus segera dibicarakan, jadi mereka hanya menghabiskan makanannya dalam keheningan. Setelah pelayan menyingkirkan sisa makanan keduanya dengan sigap, tersisa camilan dan jus jeruk yang menghiasi meja keduanya.

Fated To Love You [END]Where stories live. Discover now