2. Kapan bertemu, lagi?

1.9K 261 23
                                    

"Jika sudah seperti ini, mau bagaimana lagi?"

•••

Bukan hanya sekadar rasa biasa, ternyata ini lebih berbahaya dari yang kuduga. Kamu telah berhasil, benar-benar berhasil mencuri separuh hatiku yang telah lama membeku. Membawanya pergi entah kemana— tanpa jejak, tanpa permisi.

Apa kamu tahu, Yoon?

Hari ini, harum parfummu masih juga membekas di indera penciumanku. Itu sangat menggangguku, di jalan, di mall, di mana pun tempat umum yang aku kunjungi— aku selalu berusaha mencari-cari harum parfummu lagi. Berharap seolah kamu juga ada di sekitarku. Menyapaku kembali, memberikan senyum manis yang masih sama membekasnya dengan harum parfummu.

Gila, kan? Memang!

Tapi, efek bertemu dengan kamu lagi setelah sekian lama itu luar biasa rasanya. Daya tarikmu seperti magnet. Susah lepas. Maunya ingin bertemu, tapi aku tidak tahu bagaimana cara untuk mengajakmu lebih dulu.

"Akhir tahun, aku wisuda," katamu, saat kita masih jarang untuk mengabari satu sama lain. Kamu terlalu sibuk dengan tugas akhirmu, sedangkan aku sangat sibuk merindukanmu. Perbedaan yang luar biasa menyebalkan.

"Kamu punya janji untuk datang," lanjutmu saat aku hanya membaca pesanmu saja. Ya, saat itu aku benar-benar bingung, ingin datang tapi tidak mau jika sendirian.

"Aku akan datang jika ada teman."

"Ajak temanmu."

"Siapa?"

Kamu lalu membalasnya dengan cepat, "terserah, tapi kalau bisa ajak temanmu yang cantik, mau aku ajak kenalan."

Aku diam membisu.

Benar-benar hanya diam, namun otakku terus berputar memikirkan kalimatmu yang ternyata diam-diam menyakitiku.

"Oke. Aku datang jika jadwal bimbinganku kosong!" hahaha, alasanku itu tidak mutu sama sekali. Tapi aku sudah terlanjur kesal. Rasanya tidak ingin datang saja, ingin menghilang lagi dari hidupmu agar hatiku juga kembali tenang.

Sejujurnya, aku benci perasaan ini, namun tak sebesar aku yang lebih membenci diriku sendiri yang diam-diam telah jatuh hati akan pesonamu.

Merasa seolah aku telah menjatuhkan perasaan kepada seseorang, tapi sayangnya tidak pernah merasa ditangkap. Sial sekali.

"Aku berharap kamu datang. Tapi, jika benar-benar tidak bisa. Aku akan mencoba mengerti."

Dan,

Saat itu aku langsung tersenyum dalam diam saat membaca pesanmu.

'Ah, apa itu adalah bentuk kecewamu jika aku benar-benar tak datang, Min Yoongi? '

[]

/Lanjot ngga? :D/

✔️ Love is (not) over.Kde žijí příběhy. Začni objevovat