01 My Hero (BenEarth AU 01)

458 7 1
                                    

Sebuah AU di mana Ben adalah seorang aktor muda yang sedang bermain dalam sebuah serial pahlawan di televisi dengan kode nama "Blue Wolf", sementara Earth, sang kekasih, adalah seorang pemuda biasa.

Liburan yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah sibuk berlatih untuk stage dan movie yang akan dibintanginya, Ben, sang aktor muda yang berusia 22 tahun ini akhirnya mempunyai waktu luang untuk beristirahat. Sudah lama dia menjanjikan akan membawa Earth ke sebuah taman bermain yang baru dibangun di kota mereka.

Sebuah tiket kereta dan dua buah tiket masuk sudah ada di genggaman tangan Ben. Tanpa membuang waktu, dengan sebuah tas ransel di punggungnya, dia segera berlari mendekati seorang pemuda yang sudah menunggu di depan sebuah pintu gerbang taman bermain yang 4 kali lebih tinggi dari dirinya.

"Earth!," sang pemuda melambaikan tangan kanannya seiring langkahnya mendekati pintu gerbang di hadapannya. "Maaf sudah membuatmu menunggu. Lama ya?," tatapan memelas terukir di wajahnya yang cukup untuk membuat kedua pipi pemuda yang berdiri di hadapannya menjadi merah.

"Ben! Jangan menatapku seperti itu," ucapnya sedikit kesal untuk menutupi rasa malunya. "Aku juga baru sampai kok, dan tidak usah khawatir, aku mengerti dan paham soal pekerjaanmu," ucapnya lagi sambil menggandeng tangan Ben untuk mengajaknya memasuki pintu gerbang.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini? Melelahkan, ya?," Earth mengeluarkan selembar tisu dari dalam tas kecilnya lalu menghapus keringat pada pipi dan kening kekasihnya.

Ben menggeleng dan menahan tangan Earth yang masih berusaha mengeringkan keringatnya. "Sekarang adalah waktunya berlibur. Aku tidak ingin membahas mengenai pekerjaan, okay?" ucapnya lagi seiring tangan kirinya kini merangkul bahu Earth, mengecilkan jarak antara mereka berdua. "Yosha!! It's time to have some fun!!"

Setelah memberikan kedua tiket pada penjaga booth tiket di pintu masuk, Ben dan Earth perlahan memasuki gerbang utama dan sejumlah permainan maupun pertunjukan kini di hadapan mereka. Hiasan lonceng, daun-daun, rusa maupun manusia salju sudah menjadi tema utama di taman bermain ini. Bahkan tidak jarang menemukan beberapa 'santa' yang sibuk membagikan balon maupun permen kepada pengunjung secara gratis.

Setelah memasuki beberapa toko dan memainkan beberapa permainan, langkah kaki mereka terhenti pada sebuah panggung yang cukup luas dan bangku penonton juga mulai dipenuhi oleh anak kecil. Tidak sabar dengan pertunjukan, tiba-tiba saja perhatian mereka teralihkan pada sebuah kesibukan yang tidak jauh dari panggung. Penasaran, Ben mengajak Earth untuk mengikutinya, untuk mencari tahu mengenai keadaan pertunjukan.

"Bagaimana ini! Jika 'dia' tidak ada, dan 'pahlawan'nya tidak lengkap, anak-anak akan kecewa!," seru salah satu staff dengan sebuah buku ditangannya.

"Ma-maafkan kami. Dia terluka di pertunjukan sebelumnya. Sepertinya dia sudah kelelahan dan sempat mengatakan kalau dia sedang tidak dalam keadaan prima," ucap yang lainnya yang tidak kalah terlihat paniknya.

"Maaf, ada apa sebenarnya," ucap Ben tiba-tiba tanpa basa-basi. Earth yang berdiri di belakangnya hanya bisa menatap dengan kebingungan.

"Kami ada pertunjukan terakhir namun 'pahlawan'nya tidak lengkap karena kelelahan. Padahal ini pertunjukan terakhir dan 20 menit lagi pertunjukan akan dimulai..."

Keheningan sejenak di antara mereka dan tiba-tiba saja Ben mengancungkan tangannya seperti seorang anak yang bersedia menjawab pertanyaan dari gurunya. "Bagaimana kalau aku yang menggantikannya?"

"EH?!" Staff maupun Earth hanya dapat tercengang. Namun Earth yang memahami 'kepribadian' kekasihnya dengan baik, hanya dapat tersenyum simpul. Earth kemudian mengambil tas Ben yang dibawanya.

"Be-benarkah itu? Apa kamu pernah bermain 'mini drama' seperti ini sebelumnya?," ucap salah satu staff yang sepertinya tidak menyadari 'latar belakang' Ben.

"Tenang saja! Serahkan saja padaku!," ucapnya dengan percaya diri. "Jadi, bagaimana situasinya?"

Mendengar hal tersebut, para staff segera menjelaskan jalan cerita yang harus dimainkan oleh Ben. Setelah mendapatkan informasi dan sedikit latihan, Earth hanya dapat tertawa ketika Ben mendapatkan kostum di tangannya.

"Blue Wolf, huh," celetuk Earth, dan Ben langsung menutup mulut Earth sebelum terdengar staff lainnya. "....ini benar-benar kebetulan, ya..."

"Maafkan aku, ya.. Maaf sudah menghancurkan semuanya..."

Earth menggeleng. "Tidak apa-apa. Ini sudah 'jalan'mu dan tidak mungkin aku menghalanginya..."

Tanpa kata, Ben langsung melingkarkan kedua tangannya pada tubuh kecil Earth dan memeluknya dengan erat seiring suara bel yang mulai berbunyi. "Terima kasih Earth... Jya... wish me luck..."

"...Good luck..."

Pertunjukan berlangsung selama 15 menit dan berkat bantuan Ben, pertunjukan dapat berjalan dengan lancar. Ben bahkan sempat membuat beberapa 'lelucon' yang selalu ditunjukkan olehnya pada kesehariannya. Earth yang berada di sisi panggung ikut tersenyum menyaksikan 'aksi' kekasihnya di panggung dan sebuah senyuman lebar terukir di wajahnya ketika mendengar beberapa komentar mengenai kekasihnya seperti,

"Kemampuan pengunjung itu benar-benar hebat!"

"Ya, padahal hanya 10 menit dia berlatih namun dia bisa sehebat ini?!"

"Dia pasti menjadi orang sukses jika menjalankan profesi seperti ini di luar sana"

"Ya... padahal dia masih muda, tapi talentanya dapat terlihat dengan jelas. Sungguh membanggakan..."

"Ya... andai anakku seperti dia..."

Earth hanya dapat tersenyum dan tertawa kecil ketika salah satu staff mulai menduga-duga usia Ben. Meskipun tubuhnya tinggi besar, wajahnya dan tingkah lakunya masih seperti anak kecil, sehingga sudah menjadi hal yang wajar jika orang-orang berfikir kalau dia masih berumur belasan tahun.

"Kerja yang bagus. Terima kasih banyak atas bantuannya." Ucapan selamat diberikan dari seluruh staff kepada Ben. Sebuah botol air dan sekotak makanan menjadi 'hadiah' khusus dari mereka atas bantuan yang sudah diberikan oleh Ben.

Setelah berganti pakaian, Ben dan Earth kembali melanjutkan perjalanan mereka dan langkah mereka terhenti pada sebuah cafe yang cukup sepi dan tenang. Cukup untuk mengistirahatkan pikiran dari keramaian.

Earth langsung menuju counter untuk memesan minuman dan makanan kecil untuk mereka berdua sementara Ben langsung menuju tempat duduk yang berada di dekat jendela.

"Nice work Ben," ucap Earth sambil meletakkan segelas kopi dan piring berisi makanan kecil lalu duduk di hadapan sang kekasih.

"Thank you Earth. Maaf ya, sudah mengacaukan kencan kita..."

Earth menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku senang bisa melihat aksimu secara langsung..."

Senyum Ben mengembang. Dengan sigap dia berpindah tempat dan menduduki kursi di sebelah kiri kekasihnya. Kemudian tangan kanannya dilingkarkan pada pinggang Earth dan kepalanya disandarkan pada bahu kiri kekasihnya itu. "Thank you very much na. I love you," bisiknya di telinga Earth.

"I love you too," bisik sang kekasih sambil tersenyum simpul.

"Tapi, tetap saja kencan kita gagal. Padahal kita sudah menunggu-nunggu cukup lamauntuk bisa pergi berdua. Pokoknya aku janji, lain kali kita akan pergi kencan ke tempat yang lebih oke." Ben memberengut.

"Sudah kubilang tidak apa-apa. Lagipula, menurutku kencan kita tidak gagal kok. Aku senang bisa melihat Blue Wolf in action. My hero," ujar Earth sambil tersenyum.

Ben akhirnya membalas senyuman kekasihnya dengan senyum lebar khasnya sambil mengacak-acak rambut Earth dengan lembut.

Pasangan muda itu pun melanjutkan obrolan mereka sambil menikmati kopi dan penganan kecil yang ada di hadapan mereka.

THE END

PS : Maaf tulisannya kacau balau. Ini ff pertama saya XD Dan maaf kalau settingnya kacau. Karena konsep awal ff ini menceritakan tentang aktor pemain tokusatsu Jepang hehehe

The Rainbow and The UnicornWhere stories live. Discover now