Happy Reading sobat
Jangan lupa tekan tombol bintang di bawah,oke
Sinar matahari menerobos masuk, membuat seorang gadis terusik di bawah selimutnya.
"Eugh" tubuh mungil yang ada di balik selimut itu menggeliat menandakan bahwa ia sudah bangun.
"hah!"
"ya Tuhan! Aku kesiangan lagi!" teriak gadis itu setelah melihat jam yang ada di nakasnya, siapa lagi kalo bukan Yuna.
Yuna langsung berlari ke kamar mandi setelah melihat jam menunjukan pukul 07.00 tepat.
Sekolahnya memang masuk pukul 08.00, namun bagi Yuna untuk bangun jam 07.00 bukanlah hal baik, mengingat jarak sekolahnya yang cukup jauh belum lagi dia harus menyiapkan sarapan dan menunggu bus di halte.
Setelah siap,Yuna dengan telaten membungkus kotak makannya, ia sengaja tidak sarapan jika ia sarapan ia pasti akan telat nanti. Jadi, ia berinisiatif untuk membawa bekal saja dan setelah itu langsung berangkat.
Dret drett
ponsel Yuna bergetar, membuat Yuna meghentikan langkahnya.
"halo, Ayah "
"halo, kau sudah berangkat?"
"hmm, aku baru saja akan berangkat"
"kau tidak lupa membawa jimat mu kan? "
"tidak ayah, aku tidak akan melupakan benda penting itu"
"ya sudah kalo begitu, hati hati di jalan"
"hmmm"
Setelah itu Yuna menutup teleponnya dan meraih secarik kertas yang terlipat rapi di sakunya, itu adalah jimat yang di beri ayahnya. Ia harus membawa itu kemana-mana agar tidak ada hantu yang bisa mengganggunya.
Ya, seperti inilah hidup Yuna, bukan keinginan Yuna untuk dapat melihat arwah-arwah gentayangan itu. Tapi, itu adalah takdir dan ia hanya bisa menerimanya.
Setelah menempuh perjalan lebih dari 30 menit, Yuna sudah sampai di sekolah dengan nafas terengah-engah. Namun, na'as nasi sudah menjadi bubur.
Gerbang sekolah sudah tertutup menandakan bahwa ia terlambat lagi. Sudah 19 kali Yuna terlambat seperti ini dan alasannya sama, ia terlambat bangun dan itu dikarenakan setiap malam ia akan ketakutan sendiri karena mendengar suara-suara dari arwah gentayangan itu.
Alhasil ia tidak bisa tidur dan berakhir bangun kesiangan.
"ahh bagaimana ini, jika aku masuk pasti aku akan kena semprot dari Pak Baechan, lalu ayah akan di panggil ke sekolah"
Yuna berfikir sejenak, "tidak tidak, Yuna kau tidak boleh merepotkan ayah lagi tidak mungkin ayah harus bolak balik ke seoul hanya karena ulahmu" monolognya
Yuna hanya mondar mandir, bingung ingin melakukan apa hingga ada anak kecil lewat
"apa noona terlambat? " Yuna hanya diam menatap anak kecil tampan itu.
"noona takut di marahi?"
Yuna yang tadinya hanya diam akhirnya jongkok dan mensejajarkan tinggi nya dengan anak kecil itu.
"hmm, aku takut tapi aku tidak tau harus apa"
Anak kecil itu tampak berfikir,"kenapa noona tidak bolos saja, dulu Hyung ku sering sekali bolos lalu dia akan ke perpustakaan kota dan berbohong pada ibu kalo dia ada di sekolah "
Yuna tersenyum mendengar perkataan anak itu, "wow ternyata kakak mu itu nakal sekali, baiklah kalau begitu aku juga akan kesana "
Anak kecil itu tersenyum lalu pamit pergi.
YOU ARE READING
Don't Go - Baekhyun [END]
Fanfiction[COMPLETE] Takdir membawa dua hati yang tak seharusnya bersatu mengikuti alur dari tulisan sang ilahi, hingga sampai ke titik tersulit dan menyakitkan Lee Yuna gadis indigo yang di takdirkan bertemu dengan Baekhyun si arwah penasaran yang berharap...
![Don't Go - Baekhyun [END]](https://img.wattpad.com/cover/201695207-64-k66492.jpg)