Chapter 10

260 44 0
                                    

13.08.1996
Lokasi syuting

"Oke Cut!" Sang sutradara akhirnya menyudahi syuting hari itu. Karina sudah bekerja keras untuk scene terakhirnya. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya bagi Karina menjadi pemeran utama. Tapi ternyata tak banyak scene yang menampilkan dirinya karena film tersebut lebih terfokus pada pemeran utama pria. Tapi Karina bersyukur karena ia merasa masih belum pantas untuk memerankan peran yang lebih dari ini

Karina hendak melangkahkan kakinya menuju ruang ganti. Namun langkahnya terhenti saat melihat orang yang sangat dikenalnya sedang berdiri tak jauh dari tempat syuting barusan

Karina melangkahkan kakinya dengan mantap mendekati pria itu. Semakin dekat langkahnya semakin berat. Entah mengapa menemui orang yang kini sedang bersandar di tembok, menatap ujung sepatunya yang hanya beberapa langkah di hadapannya terasa berat. Padahal dulu Karina akan langsung berlari dan memberi pelukan padanya

"Karina?"

Suara itu mengalihkan Karina dari lamunannya. Ia langsung menggelengkan kepalanya dan mendekati Adi, kekasihnya. Ya mereka masih sepasang kekasih. Dan Karina juga masih mencintai pria itu, namun ada sedikit keraguan di hatinya beberapa waktu ini membuat hatinya terus gelisah jika memikirkan pria itu

"Mengapa kau datang tanpa mengabariku?"

"Tak apa, aku senang memberi kejutan. Kau tahu kan?"

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Masih ada beberapa yang perlu diurus di kantor"

"Begitukah?"

Untuk sesaat tak ada yang berbicara. Suasananya menjadi sangat canggung bagi keduanya. Dan Adi merasakan hal yang berbeda dari kekasihnya. Rasa hangat yang dulu tak sama lagi. Adi merasa perlu menanyakannya, namun ia merasa ini bukan waktu yang tepat

"Syutingmu sudah selesai? Aku akan mengantarmu pulang"

"Kalau begitu aku ganti baju dulu"

"Karina"

"Ya?"

"...Apa kau tidak ingin memelukku?"

"Tentu saja" Karina kembali mendekat pada Adi dan memberi sebuah pelukan pada kekasihnya. Bagi Karina, rasanya masih sama, ia merasa hangat dan nyaman dalam pelukan kekasihnya. Ia yakin perasaannya masih sama, ia hanya tak tahu apa yang mengganjal dalam hatinya

"Baiklah, kau boleh pergi sekarang" Ujar Adi namun Kirana tak lekas melepas pelukannya. Ia justru semakin mengeratkan pelukannya

"Biarkan aku begini beberapa menit lagi. Udara sangat dingin"

Adi tak bisa menolak. Ia juga masih ingin memeluk kekasihnya. Ia sangat merindukan Karina. Ia tersenyum tipis mendengar keinginan kekasihnya

"Apa kau mau mengantarku ke ruang ganti?"

"Apa aku diizinkan masuk?"

"Tidak"

"Kk.. baiklah, ayo bergegas agar kita bisa cepat pulang"

"Kk.. baiklah. Tunggu saja di dalam mobil" Ujar Karina kemudian segera berlari kecil ke ruang ganti. Sementara Adi menuruti perinta Karina untuk menunggu di mobil

Ceklek!

Tak lama Karina masuk ke dalam mobil Adi, namun..

"Maaf lama, tadi aku perpisahan dengan aktor lainnya dulu, dan—hm!"

Karina mengerjapkan matanya saat Adi tiba-tiba mengecup bibirnya. Karina membulatkan matanya sambil terdiam kaku karena otaknya menolak untuk bekerja selama beberapa saat. Sementara Adi sudah mulai melumat lembut bibirnya yang membeku karena udara di luar memang sedang dingin

Orange Chocolate [END]Where stories live. Discover now