/𝘴𝘩𝘦/

1.4K 140 12
                                    

𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂𝗄𝗎 𝗃𝖺𝗐𝖺𝖻𝖺𝗇, 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂𝗄𝗎 𝗃𝖺𝗐𝖺𝖻𝖺𝗇, 

"Apa yang kau lakukan disini?"

Aku baru keluar dari rumah, sepatuku masih agak longgar. Percikan-percikan air hujan yang menghujami tanah membuat lantai terasku agak basah. Dan dia ada di sana, dengan payung transparannya, berdiri di depan pintu rumahku yang kebetulan kosong tidak berpenghuni---selain aku yang menghuninya untuk saat ini.

"Menjemputmu," dia berucap, "um, tali sepatumu longgar."

"Oh." Itu adalah ucapanku yang kuberikan padanya tepat saat punggungku menekuk untuk membetulkan tali kelonggaran tadi. Aku sedikit penasaran tentang pria yang berada di hadapanku, tapi urung untuk menanyakan lebih lanjut.

"Begini, maaf datang secara mendadak seperti ini dan tanpa sepengetahuanmu. Awalnya aku masih ragu, jadi aku belum mengetuk pintu rumahmu dari tadi. Bukan karena aku menyesali perbuatanku ini, lebih tepatnya karena-"

"Tidak masalah." Aku berdiri. Lalu menepuk-nepuk rok yang sedang kukenakan. "Akaashi, aku benar-benar tidak merasa keberatan." Senyum yang terukir itu nyata, jadi aku melanjutkan diri untuk melebarkan sisinya.

"Ah. Iya." Dia menipiskan bibir, membuatnya menjadi sebuah garis tipis di wajah yang agak sedikit melengkung ke atas. "Terima kasih."

Hujan yang hanya rintik-rintik ini membuatku ingin menerobosnya. Aku benar-benar tidak tahan. Namun Akaashi Keiji bukanlah pria yang akan membiarkan seorang gadis hujan-hujanan---walau tindakan gadis itu adalah keinginannya sendiri. Jadi badanku berbalik, menuju rumah yang belum ditutup, lalu mengambil payung di sebelah pintu.

"Ayo?" tanyaku sambil membuka payung.

Akaashi Keiji menatap mata ini, lalu bilang, "Ayo."

Dan kemana payung transparan itu?

Saat jam makan siang, aku biasanya menghabiskan waktu untuk makan di kantin dengan teman satu kelasku. Namun kali ini, aku telah menyiapkan bekal. Cukup rumit karena harus bangun pagi-pagi dan menyiapkan segala hal sebelum waktu berangkatku tiba. Namun kalau dipikir-pikir, hasilnya cukup memuaskan (uang jajanku dapat kutabung sampai orang tuaku kembali dari dinas mereka).

Teman-teman memutuskan untuk tetap makan di kantin, itu karena makan di kelas cukup merepotkan, mereka juga bilang untuk meninggalkanku sendirian. Aku memperbolehkannya. Lagipula, makan sendiri sekali-kali bukanlah suatu hal yang menyedihkan.

𝐚𝐦𝐮𝐬𝐢𝐧𝐠 ᎒ 𝖺. 𝗄𝖾𝗂𝗃𝗂  Where stories live. Discover now