^Prolog^

40.9K 2K 68
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁

Satu pukulan berhasil diberikan siswa yang seragamnya sudah berantakan itu, kepada lawannya yang sekarang sudah tersungkur di lantai. Ia menatap lawannya yang sudah terkapar dan tak sanggup untuk melawan lagi.

Disentuh sudut bibirnya yang berdarah, kemudian mendengus marah. Matanya memancarkan kemarahan yang tak terbendung, apabila dua dari tiga sahabatnya tidak menahannya untuk tidak memukul cowok yang kini sudah berhasil ia kalahkan.

Semua murid yang melihat, hanya diam tanpa ada mau yang ikut campur. Ini sudah biasa terjadi di SMA Cemara, jadi mereka hanya akan menonton tanpa ada niat untuk ikut serta.

"BENUA, TOMI, IKUT SAYA KE BK. SE-KA-RANG!"

Teriakan menggelegar dan penuh penekanan itu berhasil memecah kerumunan para murid Cemara, dan memberikan jalan untuk Ibu Rida, guru BK di SMA Cemara.

__________

"Kalian berdua ini! Mau jadi apa kalian jika selalu berkelahi?!"

Ibu Rida tak habis pikir dengan dua murid di depannya ini, beliau seakan ingin menyerah untuk mengurusi mereka berdua.

"Tomi," tatapan guru berkacamata itu terarah kepada cowok yang mukanya sudah babak belur, membuat guru wanita itu meringis sebentar.

"Kenapa kamu bisa berkelahi dengan Benua?" tanya Bu Rida.

"Dia duluan, Bu. Padahal saya nggak tahu apa salah saya, dia dengan seenak jidat langsung mukul saya," bela cowok itu sambil menyentuh pipinya yang terasa ngilu.

Mendengar itu, bu Rida memalingkan tatapannya pada cowok di sebelah Tomi. Cowok itu hanya diam, sambil menatap lurus ke depan.

"Tomi, apa pun alasan kamu, kamu tetap dikenakan hukuman. Karena kamu terlibat dalam perkelahian itu, jadi kamu Ibu hukum bersihkan gudang lantai satu dan lantai tiga. Tidak ada penolakan! Silahkan keluar." ujar Bu Rida.

Tomi hanya mendengus kesal. namun tetap pergi keluar dan mengerjakan hukuman. Sekarang hanya ada bu Rida dan cowok yang bernama Benua.

"Kenapa lagi?" bu Rida bertanya pada muridnya yang hanya diam sedari tadi, tanpa melakukan pembelaan.

Benua menaikkan pandangannya ke arah guru berkacamata itu. Bu Rida bisa melihat ada kekosongan dalam tatapan itu. Sebagai lulusan jurusan psikologi, bu Rida tahu jika ada banyak rahasia yang disembunyikan oleh muridnya itu.

Dan sekarang, ia berharap jika Benua mau mengeluarkan keluh kesahnya. Namun, apa yang diucapkan Benua hanya bisa membuat guru BK itu menghela nafas lelah.

"Saya yang salah Bu, jadi nggak papa kalau ibu mau hukum saya."

__________

"LINTANG!"

Teriakan keras itu membuat semua yang ada di koridor sekolah menatap ke arah sang pelaku.

Sedangkan cewek yang sedang berjalan dan berhenti saat mendengar namanya dipanggil, langsung melambaikan tangannya dan tersenyum.

"Pagi Laras," sapa cewek yang bernama Lintang itu, setelah Laras sahabatnya yang berteriak tadi telah sampai di hadapannya, jangan lupakan cengiran khas cewek berponi itu.

"Pagi. Eh, lo udah udah selesai pr matematika belum? Gue belum nih, liat dong." ucap Laras disertai dengan wajah melas andalannya.

Lintang tersenyum, kemudian mengangguk. "Boleh, tapi kalau Bu Nana ngebolehin," jawab Lintang. Jangan lupakan senyuman lugu cewek yang terkenal polos itu.

Laras yang awalnya tersenyum saat mendengar diperbolehkan, sontak saja senyuman itu luntur dan digantikan dengan wajah bebek miliknya.

"Iihh, lo mah gitu. Bodo ah, yuk ke kelas. Ntar kalau si Astro masih liat lo berkeliaran sama gue, mampus gue." ujar Laras pada akhirnya.

Lintang tertawa kecil, kemudian mengikuti langkah Laras yang menyeretnya menuju kelas.

Namun, saat mereka akan melewati ruang BK, seorang siswa keluar dengan penampilan yang membuat Lintang maupun Laras mengeluarkan ekspresi berbeda. Laras yang hampir menjerit kesenangan, dan Lintang yang terkejut melihat penampilan berantakan orang itu.

Seseorang yang ternyata adalah cowok itu, menurut Lintang sangat berantakan.

Baju keluar dengan dua kancing atas terbuka yang memperlihatkan baju kaos berwarna hitam, rambut yang acak-acakan, dan yang lebih parah adalah wajahnya yang menurut Lintang dihiasi berbagai warna make up.

"Njir, Benua meskipun bonyok tetep gans gila."

Lintang mengernyitkan dahinya, saat mendengar gumaman Laras yang sekarang lebih mirip orang yang sedang menahan kencing.

Lintang menatap aneh sahabatnya itu, kemudian beralih kembali pada cowok yang kini juga menatap ke arahnya.

Tatapan mereka saling terkunci beberapa detik, sebelum cowok yang ternyata bernama Benua itu memutuskannya kemudian pergi dari depan ruang BK.

"Iiihh, sumpah Lin, itu si Benua tambah hari tambah ganteng bet. Makin kesem-sem gue," pekikkan tertahan dari Laras membuat Lintang semakin bingung.

"Ras," Laras menatap Lintang dengan senyum lebar saat namanya dipanggil.

"Kamu kenapa?" tanya gadis berambut sepunggung itu.

"Itu loh, si Benua. Most wanted-nya Cemara, ugh makin ganteng dia. Tapi sayang ya tadi mukanya, pasti berantem lagi." ucap Laras dengan menatap arah jalan Benua tadi yang sekarang sudah tak terlihat lagi.

"Ras," Lintang kembali memanggil, dan Laras menatapnya dengan alis terangkat.

"Benua siapa?"

Laras menghilangkan senyumannya, dan digantikan dengan ekspresi datar yang terdapat ekspresi kesal.

"BODO LIN, BODO AMAT. GAK TAHU GUE, GELAP DUNIA LIN. SUMPAH!" teriak Laras sambil meninggalkan Lintang yang masing termangu akibat teriakan menggelegar milik sahabatnya itu.

Ada yang salah ya, sama pertanyaan Lintang? Batin cewek itu.

Yaahh, namanya juga cewek polos kebangetan.

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-bcnsnja-

788 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang