The real problem is ....

14.2K 3K 202
                                    

Dua bulan berlalu dan berita di luar yang beredar malah semakin ngawur saja membuat Ara diam-diam sudah mengambil keputusan sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan Darren.

Semua kekacauan ini membuatnya muak. Hidupnya berubah drastis. Dia tak bisa pergi ke mana-mana tanpa merasa curiga akan ada handphone jadul yang menguntitnya. Selama dua bulan ini Ara membagi hidupnya hanya dengan terkurung di apartemen atau di bekerja dapur Moi's.

Pertemuan dengan Darren pun sangat dia batasi. Atas permintaan Ara karena berita di luar sudah sangat gila, Darren menurut saat diminta kembali ke Penthouse-nya, tidak tinggal di gedung yang sama dengan Ara lagi.

Gunjingan soal betapa dia tidak pantas menjadi pasangan Darren, dia juga dituduh sebagai pengguna narkoba, berkelakuan minus dan sosial climber sudah sangat melekat dalam image yang beredar tentang dia di luaran sana. Bahkan ada beberapa forum khusus yang dibuat hanya untuk menjelek-jelekan Ara.

Foto-foto dia saat masih muda, belum mengenal skin care, foto saat dia masih jadi anak muda gaul yang suka ke club pun muncul lagi di sosial media. Entah bagaimana caranya mereka mendapatkan foto-foto tersebut padahal Ara dari dulu sudah membuat mode private pada semua sosial medianya.

Seakan belum cukup, foto-fotonya dengan Timothy dan Didit saat mereka menjalin hubungan pun ikut tersebar. Narasi buruk tentang bagaimana kacaunya Ara sehingga semua mantannya meninggalkannya beredar dengan tambahan bumbu-bumbu yang jauh sekali dari kenyataan.

Yang terburuk adalah saat ada wacana kalau Ara pernah hamil dan menggugurkan kandungannya untuk menutupi aib.

Melihat kebohongan soal hamil yang jadi bahan perdebatan di forum, All about Aurora Salim, Ara menangis histeris karena sudah tidak tahan lagi dengan mulut dan jari sampah para penggosip.

Walau Darren berulang kali menegaskan kalau dia tak percaya dengan gosip apapun yang beredar tentang Ara, tetap saja tidak bisa membuat Ara tenang.

"Aku gak pernah aborsi, Darren!!" jerit Ara nyaris histeris di telepon.

"I know! Trust me, I know, Ra!"

"Aku bahkan gak pernah hamil!!" ucapnya terbata-bata karena masih terisak-isak.

"Yes, I know, karena kamu bahkan jauh lebih hati-hati dari aku."

Ara terdiam, menghapus sisa-sisa air matanya. "Ini kapan berakhirnya, D? Aku gak tahan lagi ...."

"Soon, Ara, soon. Aku lagi coba cari solusi untuk kita semua. Kamu yang sabar dulu ya   walau aku tau kamu udah sangat sabar. Kalau kamu berminat mengajukan tuntutan pencemaran nama baik, aku akan bantu, Ra."

Ara menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. "Apapun langkah yang aku ambil, pasti akan dianggap salah, D. I don't know what should I do ...."

"Take a deep breath, Ra. Tunggu ya ... Tunggu sebentar lagi. And please, jangan pernah merasa kamu hanya sendiri."

Ara mematikan sambungan telepon setelah mereka berdua saling mengucapkan selamat malam. Dia rebah di kasur, memikirkan kelanjutan hubungan mereka.

Urusan tak penting ini pun sangat mempengaruhi Darren. Agenda pemilihan CEO saat RUPS Pramudya Group ditunda karena ada pembicaraan di belakang soal ketidakpercayaan mereka akan Darren sebagai pemimpin.

Berita soal papa Ara yang dipenjara karena menjadi pemakai narkoba, hubungan Darren dengan Ara, menjadi salah satu faktor keengganan para petinggi karena menganggap image Darren juga ikut tercoreng.

Saat ini, lobi soal kursi pimpinan masih dilakukan dengan gencar karena masih juga ada yang waras dan berpendapat kalau urusan pribadi Darren tak bisa dicampur-adukkan dengan urusan perusahaan dan juga dari peristiwa ini, masih ada hal positif yang bisa diambil. There's no such thing as bad publicity. Anggap saja promosi gratis soal Pramudya group.

Miss AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang