We are crazy already

9.3K 2.6K 226
                                    

"Tempat ini keren parahhhh!!" seru Shera kagum memandangi seluruh isi penthouse Darren.

Kali ini Ara mengundang sahabatnya untuk datang menemani di kala weekend karena Darren baru akan pulang besok malam.

Ara belum sempat berbulan madu karena, menurut suaminya yang gemar sekali memberi kejutan, mereka akan melaksanakan bulan madu dalam waktu yang cukup panjang. Sebelum pergi, dia selaku pengusaha super sibuk harus menyelesaikan macam-macam terlebih dahulu agar tidak ada gangguan dalam perjalanan mereka nanti.

"Gue udah kebayang tempat Darren bakal sekeren apa, tapi gak nyangka kalau sampai ada akuarium jelly fish segala. Dua biji pula! Duit laki loe beneran luber-luberan ya, Ra! Envy!" Kali ini Tania yang membuka suara.

Ara tertawa. "Percaya, deh. Gue aja syok pas baru pertama kali masuk ke sini. Mister, boleh angkut kulkasnya ke apartemen saya gak??"

"Setuju! Dapurnya memang impian chef mana pun!" seru Annisa.

"Berapa kamar, sih?" tanya Shera.

"Harusnya sih empat, tapi sekarang cuma jadi tiga kamar aja. Yang satu dijadiin ruang kerja D."

"Abis ngintip walk in closet loe tadi, langsung merasa kayak rakyat jelata. Kenapa lebih gede dari kamar anak gue?" protes Shera tak rela.

"Minta Damian beli yang kayak gini, Sher!" usul Tania.

"Iya ntar, dia gue suruh gadai ginjal dulu deh biar bisa kebeli kontan."

Mereka semua tertawa, malah tambah meledek bukan cuma ginjal doang yang harus digadai. Liver sama jantung juga sekalian. Yang artinya sudah saatnya Shera ganti suami baru.

"Tapi kadang gue suka kangen apartemen gue, loh," aku Ara tiba-tiba.

Tania yang duduk persis di sebelah Ara langsung menoyor keningnya. "Kurang syukur, loe! Balik lagi ke sono, gih, ntar gue yang nempatin ini."

"Ya kaga gitu jugaaaa, Malihhh! Gue cuma kangen jajanan di apartemen lama. Itu aja, sih."

"Mie tek-teknya ya, Ra," ledek Anissa jahil.

Ara mengacungkan jempolnya. "Mie tek-tek pembawa jodoh, loh, itu. Hutang budi parah gue sama itu abang!"

Shera tertawa kencang. "Jodohku karena diare. Aduh humorkuuuu!!!"

"Kalau beli di situ lagi, kasih tip seharga dua bungkus, Ra, buat balas jasa," ledek Tania membuat semua orang kembali tertawa kencang.

"Loe beneran gak ada clue mau honeymoon ke mana?" selidik Annisa setelah dia sudah berhenti tertawa.

Ara menggeleng. "Gak ada clue sama sekali. Cuma pasti ke luar negeri, sih, soalnya paspor gue udah diminta Darren dari bulan lalu. Dia juga udah minta gue urus manajemen Moi's soalnya kami perginya akan lama. Ya udah, terpaksa gue minta tolong Kak Septy buat ambil alih lagi untuk sementara," jelas Ara.

"Lah, bokap loe gapapa tapi kalau kakak loe balik ke Moi's? Sekarang keuangan usaha bokap udah dipegang Kak Septy semua kan?" tanya Shera.

"Kalau buat sementara aja kayak gini ya gapapa. Lagipula kompensasi, lah, buat gue sama D gara-gara pas resepsi kemarin dia bikin gue malu lagi," jawab Ara yang sekarang cemberut.

Tania menggelengkan kepala, ekspresinya terlihat jijik. "Itu Betina emang gak ada malunya, ya. Jijik, sumpah!" makinya.

Acara pernikahan Ara dan Darren nyaris berjalan sempurna jika saja si artis yang baru keluar dari penjara tidak membuat ulah.

Ara tak menginginkan kehadirannya dalam acara apapun yang berkaitan dengan pernikahannya. Dia melarang keras wanita itu untuk datang bahkan sekadar menginjakkan kaki ke lobi hotel tempat resepsinya berlangsung saja Ara tak sudi. Akan tetapi, wanita itu malah membuat drama sendiri untuk menarik berita.

Miss AraWhere stories live. Discover now