PART 9

3.5K 463 43
                                    

Angin berseru, membentuk gelombang pada kolam renang dan juga mengayunkan pepohonan yang sedari tadi tampak tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angin berseru, membentuk gelombang pada kolam renang dan juga mengayunkan pepohonan yang sedari tadi tampak tenang. Suara gesekan daun itu tak mampu membangunkan Taehyung dalam lamunannya, membayangkan segala kemungkinan yang mungkin akan didengarnya. Namun, tawa Jimin sukses membuat sukses membuat Taehyung mengerutkan keningnya.

"Yak—Kau benar menyukainya?" ucap Jimin yang kemudia bangkit dan meraih latte yang baru saja tiba. Namun, Taehyung bahkan tak mampu tertawa karena pikirannya kini masih mengawang pada pemuda bergigi kelinci yang kini begitu dirindukannya.

"Hei—Dia baik- baik saja—Sudahlah" ucap Jimin yang kembali bersandar disela tawanya, cukup membuat Taehyung turut menyandarkan tubuhnya pada kursi, merasa tenaganya terkuras habis hanya karena ucapan Jimin bersama helaan nafasnya yang tampak begitu kasar.

"Jika kau memang mencintainya—kejarlah dia, Kim" ucap Jimin yang kini menatap langit dengan warna yang mulai terlihat lebih cerah dan juga awan tipis yang berarak menjauh dari laskar itu. Namun, Taehyung kembali terdiam dan tersenyum tipis dengan bayangan Jungkook yang kini menghampirinya.

"Aku hanya bertanya- tanya—Apa aku bisa membuatnya terus tersenyum seperti itu" gumam Taehyung yang kemudian bangkit dan menatap kosong pada sandal berlapis emas hingga helaan nafas yang terasa berat itu terdengar.

"Aku tak ingin menyakitinya" ucap Taehyung yang kini kembali menatap langit dengan violet yang mlai memudar, berganti menjadi biru sendu dan jingga yang mulai menyebar, warna itu bersatu begitu indah hingga membuat Taehyung tak mampu mengalihkan perhatiannya kai ini. Namun, Jimin menatap Taehyung begitu sendu, seolah langit tidaklah menarik untuknya.

"Cinta dan sakit beriringan, Kim" ucap Jimin yang mengingat dirinya cukup sering membuat Yoongi menangis, entah karena sekertarisnya, ataupun karena perjodohan orang tuanya yang begitu bodoh.

"Karena itu, aku ragu untuk terus mencintainya jika dia masih harus merasakan sakit" ucap Taehyung yang kemudian beranjak, meninggalkan Jimin yang masih menatapnya begitu sendu dan juga sandal yang ditinggalkan oleh pria bermarga Kim itu, membuatnya menghela nafas cukup panjang.

"Kau tidak mungkin menyakitinya, Kim—Karena kau terlalu mencintainya"

***

Pemuda bermarga Jeon itu melangkahkan kakinya pada pekarangan rumah sakit yang cukup ramai dengan hati yang kini cukup gelisah karena melupakan jadwal check up yang ditentukan pria pucat itu secara sepihak, setelah mendapatkan telepon berkali- kali sejak pagi tadi, membuat Jungkook cukup ngeri menemui Min Yoongi, pria berkulit pucat, mata sipit dan ucapan pedas yang selalu terlontar, namun Yoongi tetaplah Yoongi yang begitu menyayangi Jungkook. 

Ia melangkahkan kakinya menuju ruangan milik Yoongi, karena Yoongi telah dipindahtugaskan dari Seoul ke Jeju karena permintaannya sendiri dengan alasan Yoongi membenci Seoul dan merengek pada kekasihnya untuk pindah tugas setelah perdebatan berbulan- bulan.

MORE THAN BLUE [TAEKOOK]Where stories live. Discover now