PART 20

2.8K 313 6
                                    

Mentari yang seharusnya menyinari akhir musim gugur hari ini tertutup oleh awan tebal berwarna abu yang membawa ratusan ton air yang akan ia turunkan di Pulau Jeju dengan angin yang terasa cukup kencang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mentari yang seharusnya menyinari akhir musim gugur hari ini tertutup oleh awan tebal berwarna abu yang membawa ratusan ton air yang akan ia turunkan di Pulau Jeju dengan angin yang terasa cukup kencang.

Udara terasa semakin dingin dengan suhu yang mencapai 12 derajat celcius. Bunyi lonceng kini terdengar beradu hingga pria berkulit tan itu mengerjapkan matanya setelah semalaman terjaga karena pendampingnya terus mengalami batuk dan tak bisa tertidur hingga pukul tiga pagi.

Taehyung segera bangkit setelah sekian kalinya merasakan kasur disampingnya kosong dan terasa begitu dingin, maniknya seketika membuka dan kesadarannya kembali begitu cepat, meraih jubah tidur miliknya dan juga Jungkook. Maniknya pun berpencar mengelilingi rumah, hingga ia menemukan Jungkook yang tengah duduk pada kursi bar dekat jendela.

"Kookie?"

Pemilik nama itu melirik kearah suara dan mengukir senyumnya sambil menggerakan tangannya agar Taehyung kembali mendekat. Taehyung pun bergegas setelah mendapati gelas berisi air pada meja bar. Ia pun menangkupkan jemarinya pada kedua pipi Jungkook.

"Hei—Gwenchana? Apa tersedak lagi? Kenapa tidak memberitahuku?" ucap Taehyung dengan raut wajahnya yang begitu khawatir takut jika Jungkook tersedak karena itu begitu berbahaya. Ia pun menghela nafasnya dan merengkuh tubuh Jungkook, melupakan jubah tidur yang kini tergeletak diatas meja.

"Aku tidak ingin merepotkan hyungie—Aku sudah membuat hyungie tidak tertidur semalam" Lirih Jungkook yang kini merasa bersalah. Namun, Taehyung melepaskan pelukan itu dan menggelengkan kepalanya pelan sambil mengecup kening Jungkook.

"Jangan merasa seperti itu"

"Uhuk—Uhukk—Uhuk"

Taehyung segera mengambil kantong kertas dan mendekatkannya pada bibir Jungkook agar pemuda itu mudah membuang dahaknya. Im Ahjumma datang dengan membawa segelas air hangat dan juga sedotan besi lalu memberikannya pada Taehyung yang kini cukup panik walaupun telah berkali- kali mengalami hal seperti ini.

Wajah Jungkook terlihat begitu memerah dengan air mata yang terlihat membasahi iris hitam itu. Ia terdiam, setelah meminum air mineral yang diberikan oleh Taehyung dengan dadanya yang kini terasa begitu nyeri, membuatnya ingin menangis.

"Apa ada yang sakit?" Tanya Taehyung yang kembali mengusap pipi Jungkook begitu lembut dengan tatapan sendunya, ketakutannya bertambah karena Jungkook tampak begitu rapuh dengan mata sayunya.

"Aniyo—" Bohong Jungkook yang kini kembali tersenyum tak ingin membuat Taehyung kesulitan dan memilih untuk melingkarkan lengannya pada tubuh Taehyung, meraup aroma lavender yang begitu menenangkannya.

"Aku ingin keruang utama—gendong aku?" ucap Jungkook yang kini melirik pada Taehyung dengan mata sayunya, hingga Taehyung pun menganggukkan kepalanya dan mengangkat tubuh itu seperti koala, membiarkan Jungkook berisitirahat pada bahunya karena pemuda itu kurang beristirahat.

MORE THAN BLUE [TAEKOOK]Where stories live. Discover now