12. Tell Me About Yourself

4.2K 544 109
                                    

Mingyu kembali ke asrama hampir jam sebelas malam. Remaja itu berjalan lunglai. Saat tepat di depan pintu kamarnya, ia terdiam. Berdiri mematung dengan hatinya yang bergemuruh.

"Hyung tidak bertanya kenapa Cherry bisa ada di kelasmu dan menangis?"

"Kau pikir siapa lagi yang membuatnya menangis selain Wonwoo? hanya ada mereka berdua di kelas itu."

"Apa Hyung tidak berpikir kenapa seorang seperti Wonwoo sunbaenim yang tidak pernah berinteraksi dengan siapapun di sekolah bisa membuat Cherry menangis? Bagaimana kalau aku katakan kalau Cherry yang membuat Wonwoo sunbaenim terluka?"

"Aku tidak tahu apa permasalahanmu dengan Cherry sampai kau tidak menyukainya. Kau pikir aku percaya? Cherry kekasihku, dan aku yang paling tahu bagaimana—"

"Hyung sekarang tahu kenapa Wonwoo sunbaenim tidak menjelaskan apapun? Karena apapun yang dia katakan, Hyung pasti lebih memilih percaya dengan Cherry. Sebesar apapun cinta Hyung untuk Cherry, jangan pernah hilangkan pemikiran kalau dia bisa saja berbuat kejahatan."

Mingyu menarik nafasnya dalam-dalam mengingat percakapan itu. Setelah menyelesaikan kalimatnya, Hansol langsung pergi begitu saja. Membiarkan dia terlihat kacau dan kebingungan tanpa berniat untuk menjelaskan.

Tangan Mingyu terangkat ke kenop pintu. Namun tangan itu terasa berat untuk memutar kenop di tangannya. Hanya terus mematung di tempat.

"Kalau Wonwoo benar-benar terluka, apa ini artinya Cherry sengaja melakukan semua ini? Tapi untuk apa? Cherry bukan seseorang yang bisa melukai orang lain."

Mingyu merasakan ketakutan menjalar ke hatinya. Takut harus menerima kenyataan kekasihnya tidak sebaik yang ia pikirkan. Ia takut dengan kenyataan kalau ia juga melukai Wonwoo dengan kata-katanya.

Setelah memantapkan hati, Mingyu membuka kenop pintu. Yang pertama ia lihat adalah kegelapan. Wonwoo sudah mematikan lampu dan tidur dengan lelap. Dengan hati-hati ia menekan saklar lampu. Beruntung Wonwoo tidak terganggu dengan cahaya lampu itu.

Saat ia bisa melihat seisi kamar itu dengan jelas, tatapannya langsung terpaku pada tangan Wonwoo. Ia bisa melihatnya dengan jelas. Luka memanjang itu begitu kontras dengan kulit putihnya.

Tubuh Mingyu tersandar lemas ke dinding. Perasaan bersalah dan kecewa bercampur menjadi satu. Untuk pertama kalinya ia begitu kecewa dengan kekasihnya. Dan untuk pertama kalinya juga ia begitu merasa bersalah dengan sang roommate. Membuatnya ingin membangunkan remaja manis itu dan bersimpuh di depannya.

Mingyu berjalan mendekat tanpa melepas tatapannya. Bersimpuh di samping ranjang remaja yang masih lelap itu. Dadanya semakin bergemuruh hebat melihat luka di punggung tangan Wonwoo.

"Apa yang kau lakukan sampai dia menangis seperti ini?"

"Aku tidak melakukan apapun dan tidak mengatakan apapun."

"Kau pikir aku percaya?"

"Kau harus minta maaf sekarang juga!"

Mingyu menundukkan kepalanya. Matanya tertutup saat ingatan itu memenuhi kepalanya. Terus berputar ulang yang membuat perasaan bersalah menghujam tanpa henti.

"Apa yang sudah aku lakukan?" batinnya frustasi.

"Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?" Mingyu mengangkat wajahnya. Menatap Wonwoo yang masih memejamkan mata. Alisnya berkerut melihat Wonwoo yang tampak gelisah. Tanpa sadar tangannya terangkat ke dahi sang roommate.

"Dia berkeringat dingin? apa yang terjadi? Apa dia mimpi buruk?"

Mingyu langsung beranjak dari tempatnya. Naik ke ranjangnya dan langsung berpura-pura memejam mata. Takut Wonwoo terbangun dan melihat keberadaannya.

The Precious BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang