17

306 41 11
                                    

©uyunalvina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©uyunalvina.

//

Seharian penuh Langit enggan menatapku, saat melewatiku aku tersenyum padanya dan ia hanya membalas dengan senyum tipis.

Lalu aku menghampiri Langit ketika ia tengah sendiri di teras kelasnya sambil memasang earphone di telinga.

Aku menarik earphonenya dengan tiba-tiba, membuat pria itu tersentak kaget.

"Rasi kok maen tarik tarik aja sih!" ucapnya.

Aku duduk di sampingnya. "Habisnya kenapa lo cuekin gue seharian?"

"Siapa yang cuekin sih, gue biasa aja," elaknya.

"Biasa gimana? Biasannya lo suka ngintilin gue, lo suka dateng ke kelas gue dan lo suka gombalin gue!!" tegasku pada Langit dengan ekpresi marah.

Memang wajah Langit terlihat santai-santai saja, ia tak terlihat marah padaku, hanya saja ia seharian ini mengabaikanku.

"HAHAHA... EH ANJIR RAS, LO KANGEN GOMBALAN GUE? KEMAREN GUE NGINTILIN LO MULU, LO MARAH-MARAH SEKARANG MALAH KANGEN, YAAMPUN NGAKAK." Langit berujar sambil tertawa dengan keras, lelaki itu kini masih saja tertawa sambil memegangi perutnya.

Memang apa yang lucu. Aku hanya bertanya tidak melucu.

"Ih kok ketawa mulu sih!" Aku menjewer telinga Langit karena kesal dengannya yang terlihat mengejekku.

"Aduh sakit bege, lepasin Ras, gue aduin mami gue lo!" ujarnya sambil mengadu.

Dan, lagi-lagi Langit mampu menbuatku tertawa hanya karena tingkahnya.

Saat kami tengah bercanda, aku terkejut saat Biru tiba-tiba sudah ada di depan kami. Reflek aku berdiri dari duduk sambil melihatnya tak enak sedang Langit terlihat santai saja sambil mengelus telinganya.

"Biru, anu-"

"Apa? Udah santai aja," sela Biru. Setelahnya Biru malah tersenyum tipis kearah Langit yang dibalas senyuman juga oleh si pemuda.

Wahh konspirasi!!

"Tunggu deh tunggu, kok kalian pada senyum-senyuman? Bukannya Biru kamu gak suka yah sama Langit?" tanyaku pada Biru yang terlihat aneh pagi ini, mulai dari membuntutiku sampai kelas dan sekarang, malah terlihat baik-baik saja dengan Biru.

"Jelasin Lang," ujar Biru sambil memberi kode kepada Langit.

"Eh Ras, parah banget sih lo, masa lo pikir gue sama Biru musuhan, gue mah temenan sama dia. Yakali musuhan gara-gara cewek, mana ceweknya elo lagi. Yakan Ru, Hahaha...."

Wah bangsat juga ya si Langit, Biru juga!! Ia malah ikut tertawa saat Langit mengatakan kalimat barusan.

"Wah Lang, lo ngajak gelud ha!!" tantangku pada Langit sambil memperakan adegan ingin meninju.

Langit dengan cepat bersembunyi di belakang Biru sambil mengatakan ampun tapi tidak tulus, tetap dengan bercandanya.

"Ru, sahabat lo kayak nenek lampir anjir gue takut," rengeknya pada Biru.

"Iya gue juga bingung, kadang gue ngeri deket-deket sama dia," lanjut Biru.

Wah bener-bener ngajak gelud!! Bagaimana bisa Biru terus mendukung perkatan Langit, Aku baru sadar, Biru dan Langit jika digabungkan akan menjadi bencana besar.

"Oh gitu ya, oh oke! Lo ngeri deket-deket gue ya Ru!! Awas aja sampe nyamperin kerumah, gue gaakan ladenin!!" Sebelum memilih pergi, aku menjewer telinga Biru, lelaki itu mengaduh sambil tertawa kecil, dan Langit, aku menarik tangannya lalu menginjak kakinya dengan keras.

"RASI BANGSAT!!" teriaknya sambil mengusap sebelah kakinya.

Dan aku sudah melenggang pergi saja, ini adalah cara yang terbaik daripada tetap meladeni mereka dengan amarah.

Tapi? Langit dan Biru jika bersama seperti tadi terlihat sangat cocok, mereka sama-sama punya keturunan China, dan wajah mereka juga sebelas duabelas.

***

Sebelumnya, moment itu sungguh sangat membahagiakan, sebelum bencana datang. Biru, aku rindu, kapan menjadwalkan temu?

Kau ingat Biru, moment itu adalah moment tak terlupakan bagiku, kau dan Langit sangat terlihat serasi, bahkan sepertinya Langit mengalahkanku. Dan, semuanya tidak akan pernah bisa terulang lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang