Hertasning - AP Pettarani

63 13 5
                                    

- Ayana -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Ayana -

(02.10 pm)

"Yut, kenapa tadi gak lewat Syekh Yusuf? Kan lebih deket?"

"Mau ngambil baju pesenan Umi dulu."

Aku mengangguk saja. Mungkin yang dimaksud Yuta adalah baju untuk lebaran nanti. Setahuku biasanya Umi nya Yuta memesan baju khusus setiap menjelang lebaran. Aku selalu iri dengan keluarga Yuta. Kalau lebaran pasti lengkap dan bajunya sama. Lucu.

Jam dua siang. Jalanan ramai saat Yuta memarkirkan mobilnya di depan salah satu butik.

"Jangan lari." Yuta melepaskan seatbelt nya.

"Apaan? Mau lari kemana coba?"

"Lari-lari di pikiran aku."

"Cringe banget sumpah."

Yuta tertawa seperti itu adalah sesuatu yang amat lucu. Kemudian ia keluar dari mobil dan masuk ke dalam butik.

Dia masih sama. Konyol. Bodoh. Tapi sialannya sangat tampan dan mempesona. Bagaimana bisa seseorang bisa menjadi begitu sempurna dalam satu waktu?

Sejak hubungan kami berakhir, aku selalu merasa kalau hanya aku yang merasa begitu kehilangan. Sudah kuduga. Menjadikan hubungan persahabatan kami menjadi sesuatu yang lebih serius adalah keputusan yang keliru.

Entah Yuta atau aku yang terlalu tamak.

Tapi waktu itu kami saling membutuhkan. Yuta butuh aku untuk berhenti dari kebiasaan buruknya yang suka gonta-ganti pacar, dan aku membutuhkan Yuta untuk melepaskan semua kesakitanku setelah putus dari Mark.

Pada dasarnya hubungan kami dilandasi asas saling membutuhkan. Aku tidak yakin perasaan itu benar-benar ada selama hubungan kami dulu.

Sampai Yuta dan aku memutuskan berpisah. Dan aku menyadari bahwa aku mencintai Yuta, bahkan jauh lebih dalam dari yang seharusnya.

Kami berpisah baik-baik. Sungguh. Tidak ada dendam atau apalah itu.

"Oy, ngelamun aja!"

Aku mengerjap. Menatap Yuta setengah jengkel setelah dia dengan seenaknya menepuk keningku. Lagipula sejak kapan dia masuk ke mobil?

"Sakit tau!"

"Ngelamunin apa sih? Aku yah? Astaga, padahal tadi perginya gak lama. Masa iya udah sekangen itu?"

"Iyain biar cepet."

"Jadi emang kangen?"

"Berisik."

Yuta lagi-lagi tertawa. Segera menyalakan mobilnya dan membawanya ke jalan raya.

"Serius, tadi mikirin apa?" Yuta kembali bertanya.

"Judul skripsi."

"Kita kenal berapa lama, sih? Dua bulan? Dua tahun? Aku tau kamu udah punya judul skripsi. Udah punya bayangan nanti bakalan dapat dospem yang gimana. Nanti kalo penelitian dimana dan mau ngapain aja. Aku udah terlalu kenal sama kamu sampai tau kalau tadi kamu mikirin hal yang lain."

"Apa sih, Yut."

"Ay, kok kita kayak gini?"

"Gini gimana?" Jujur, aku tidak mengerti jalan pikiran Yuta.

Hening lagi sampai aku bisa mendengar jelas suara AC mobil.

"Gak apa-apa. Maaf, bikin kamu bingung."

Aku memilih diam. Hanya menatap menara Phinisi UNM yang semakin dekat.

"Kampusnya Mark." Ucapku tiba-tiba.

"Masih belum bisa move on dari Mark?"

"Udah move on."

"Oh."

Bagus. End of conversation. Aku enggan membahas masalah Mark.

Kuperhatikan Yuta kembali fokus menyetir. Jalan AP Pettarani padat seperti  biasa. Tapi Yuta tetap mengemudi dengan tenang. Sesekali mengikuti lirik lagu One OK Rock yang terputar di radio.

"Kalo dari aku?"

Aku menoleh cepat ke arah Yuta.

"Hah?"

"Udah move on dari aku?"

Aku memilih diam sejenak. Merasakan desir aneh di setiap celah hatiku. Pertanyaannya sederhana, tapi jawabannya tidak pernah sesederhana itu.

"Gimana mau move on? Orang kita ketemunya tiap hari."

"Ah, iya juga yah. Berarti mendingan kita gak usah ketemu dulu? Kasih aku waktu buat move on."

Aku melirik Yuta, mengangkat sebelah alis sambil tersenyum asimetris. "Mau?"

"Gak sih, kalau bisa jangan."

"Ya lalu?"

"Biar dicariin aja sama kamu." Yuta memasang wajah sok polos yang malah membuatku ingin sekali memukulinya.

"Ngomong sana sama spion!"

Yuta tertawa lagi. Sepertinya tertawa adalah hobinya.

Diam-diam aku merasa lega. Artinya bukan hanya aku yang belum sepenuhnya melepaskan.

Tapi kami berdua sedang dalam fase mencoba mengikhlaskan.

****

Tbc

Fyi Yuta nyetirnya santai

Iya tau krn sering dianterin ke kampus sama Yuta:')

*kemudian gue dijewer Sehun*

Pulang ✔Where stories live. Discover now