Bantaeng

33 7 0
                                    

- Yuta -



(06.45 pm)

Kita singgah buat istirahat sekalian isi perut di rest area. Gue doang sih, Ayana lagi gak mood makan. Dia cuma mainin hapenya. Mungkin ngechat si Felix Felix itu.

Intinya kita gak banyak ngomong dari tadi. Dan suasana jadi makin aneh saat Ayana tiba-tiba berdiri dan keluar ke area parkir.

Kayaknya ada telfon dari Felix.

Ck. Gue akui kalo gue cemburu setengah mampus sama si muka bayik itu.

Tapi gue gak bisa apa-apa. Kalimat Ayana tadi jadi pukulan telak buat.

Dia gak mau gue ikut campur sama urusan percintaanya.

"Udah makannya?" Tanya Ayana. Oh dia udah selesai telfonan ternyata.

"Iya."

Setelah ngebayar makanan gue tadi, kita lanjutin perjalanan. Udah hampir jam 7. Padahal biasanya perjalan cuma sekitar 5 jam. Emang tadi gue sengaja bawa mobilnya pelan-pelan. Sekalian nikmatin waktu sama Ayana.

"Tadi Felix yang nelfon?" Gue berusaha bikin percakapan.

"Iya."

"Ngomong apa?"

"Cuma masalah lomba sama konferensi nasional di Bandung November nanti."

"Aku kira dia nembak kamu."

"Emang."

"Hah?!"

Goddamn it.

"Biasa aja kali, gak usah kaget kayak gitu."

"Jadi kamu jawab apa?"

Gue penasaran? Iyalah!

Ayana gak jawab, malah natap lurus ke jalan sambil sander-sander asoy.

Gak. Gak bisa kayak gini.

Gue harus dapetin jawaban Ayana dan perihal Felix dan masalah hati yang gak selesai-selesai ini.

"Eh, eh, kita mau kemana?"

Ayana panik pas gue belokin mobil ke kanan dan bukannya lurus terus di lampu merah.

"Yuta!"

"Pantai Seruni."

****

Tbc

Pendek? Sengaja.

Pulang ✔Where stories live. Discover now