MTIMH-02

44.1K 1.3K 37
                                    

Evano melepas helmnya ketika motor yang ia tunggangi sudah sampai rumahnya. Evano tak langsung masuk, matanya tak sengaja menangkap tetangga depan rumahnya yang lagi asik dengan bunga-bunga kesayangannya.

"Pantesan jomblo, bunga terus yang diurusin," gumam Evano.

Evano berniat menggoda Anindira.

"Eh, pantesan lo gak pernah di anter jemput cowok, ternyata cowok lu taneman!" Teriak Evano sambil terkekeh setelahnya.

Anindira yang mendengarnya sontak melotot dan berkacak pinggang "Eh oli bekas! Kalau ngomong baca bismillah dulu, seenak jidat ngatain jomblo!"

Evano makin terkekeh, "lah emang kan, Lo gak pernah dianter jemput sama cowok lu, apa tuh namanya kalau gak jomblo? Atau cowok lo gak punya kendaraan?" Tebak Evano.

Anindira melempar sandalnya ke arah Evano karena merasa sangat heran dengan laki-laki itu.

"Eits...! Gak kena!" Ejek Evano.

"Nih gue balikin!" Evano melempar sandal Anindira asal, alhasil sandalnya mengenai pundak perempuan itu.

"Cowok bangke!" Buru-buru Anindira lari mengejar Evano, namun cowok itu justru lari kedalam rumahnya.

"Awas lo!" Ancam Anindira dengan kesal.

"Dira kamu ini kayak Anak kecil main kejar-kejaran, kalau suka tinggal bilang gak usah pake ngejar-ngejar segala."

"Apaan sih ma, orang aku ngejar kucing garong karena dia yang mulai duluan," kesal Anindira sambil mengerucutkan bibirnya.

"Halah! Mama pastiin kalian bakal saling suka!"

"GAK AKAN!"

"Halah! Nggak usah ngelak kamu, mama malah seneng kalau kamu nikah sama Evano, jadi mama gak usah nyari tau seluk beluk menantu mama."

"Mama apaansih, ngomongnya aneh-aneh aja. Lagian nih ya, Evano bukan tipe Dira!"

"Terus tipe kamu kek siapa? Kek Asep?" Kaswari terkikik geli sendiri.

"Bukanlah! Yang kayak oppa-oppa Korea gitu, atau nggak kek Zayn Malik gitu."

"Jangan ngimpi dulu, kamu belum tidur nak!"

Anindira mendengus sebal, emang apa salahnya jika tipe cowoknya seperti Zayn malik. Lagi pula wajahnya juga seperti Gigi Hadid. Cantik.

"Udah, mending kamu bantuin mama bikin kue, soalnya pesenannya mau di ambil besok pagi."

Kaswari memang membuka orderan kue, entah untuk pernikahan ataupun acara yang lainnya. Dulu perempuan itu pernah bersekolah jurusan di tataboga.

Anindira masuk dan berjalan di belakang Kaswari.

Ibu dan anak itu mulai menyiapkan bahan-bahan untuk kue yang akan mereka buat. Anindira cukup membantu meladeni ibunya, ia belum mahir jika harus membuat adonan.

"Eh, anak sama istri papa lagi sibuk rupanya," ujar Mahesa yang baru pulang dari kantor.

"Mas, udah pulang?" Kaswari langsung menghampiri suaminya.

"Enggak masih di kantor, ini rohnya."

"Mas apaan sih... Bukannya lucu malah nakutin."

Mahesa hanya nyengir kuda.

"Pa, tumben gak pulang malam?" Kali ini Anindira yang bertanya.

"Iya, papa mau me time sama kalian."

Anindira memutar bola matanya malas "yang namanya me time kan buat diri sendiri, pa."

Mahesa menyengir kuda lagi "oh begitu ya?"

Awalnya Mahesa tidak kerja pada hari minggu, hanya saja ada rapat penting yang harus segera di rapatkan maka hari ini ia tetap bekerja walaupun hari libur.

"Anindira, kamu lanjutin ya, mama mau ngurus papa dulu."

Anindira mengangguk "iya ma."

Tiba-tiba hp Anindira berdering bertubi-tubi. Anindira kemudian mengeceknya, ternyata pesan group.

Anindira berdecak kesal ketika beberapa teman seprofesi nya mengirim gambar liburan mereka.

"Enak banget kalau ada pasangan, gue dulu juga gini sebelum putus sama Dido," Anindira jadi mengingat masa-masa bersama Dido.

"Ah! Udah lah, lagian ngapain sih gue iri ngeliat mereka! Lagian rata-rata juga belum sah secara agama dan hukum."

Anindira kembali kepada adonan kuenya.

Setelah menaruhnya dalam loyang dan memasukannya ke open Anindira duduk santai di kursi makan.

Ting Tung ... Ting Tung...

Anindira segera menuju pintu depan

Ting tung... Ting tung...

"Sabar woi, ini lagi mau di bukain!"

Anindira terperanjat kaget ketika tiba-tiba Evano muncul saat ia membuka pintu

"Ambil nih dari nyokap!" Evano menyodorkan sepiring jengkol.

"Anjir ngagetin lo!" Anindira mengambil piring di tangan Evano, perempuan itu langsung hendak masuk.

"Eh eh! Main masuk aja lo!"

"Apaan lagi?" Lo mau berantem sama gue?"

"Heh! Lo dikasih makanan bukannya bilang makasih main nyelonong aja, terus itu piring emak gue balikin!"

"Eh Lo cowok tapi bawelnya kek emak-emak!"

"Bacot. Cepetan balikin piringnya!"

"Iya-iya sabar!" Anindira langsung masuk kedalam.

"Ini!"

"Gitu doang?" Evano menaikkan sebelah alisnya.

"Makasih!" Ujar Anindira ketus.

Evano mengangguk lalu kembali kerumahnya.

Anindira langsung menutup pintunya dengan keras.

"Eh pelan-pelan bisa rusak itu pintu, Ra!" Tegur Mahesa yang mengamati anaknya.

Anindira menyengir dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian menuju kamarnya, kuenya sudah diambil alih oleh ibunya lagi oleh karenanya Anindira memilih ke kamar.

Anindira merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Cukup letih hari ini. Ya, walaupun dia tidak melakukan apa-apa.

My Tetangga Is My Husband (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now