Part 7

29 2 3
                                    

" Devil roll the dice, angels roll
their eyes"

_____________________________________________

Akane berkali-kali mencoba menghubungi ponsel Hiro namun tak juga mendapat respon dari laki-laki itu. Tak biasanya Hiro tak mengangkat telpon darinya, biasanya laki-laki itu selalu siap siaga.

"Kemana bocah itu? Dia tidak paham siapa gadis itu, gadis itu bisa membawa bencana untuk dirinya."

Telunjuk Akane mengetuk-ngetuk meja kayu di hadapannya. Jika saja ia bisa datang langsung ke apartemen Hiroki saat ini, sayangnya ia punya beberapa pekerjaan yang harus dilakukannya dan ini menyangkut keselamatan bocah itu.

●●●●

Sementara di tempat lain. Di sebuah supermarket besar di Tokyo dimana Hiroki berada bersama Kanna. Seperti yang Hiroki katakan tadi pagi. Ia benar menemani Kanna berbelanja. Beberapa kali Kanna melirik ke arah Hiroki yang berjalan di belakangnya. Laki-laki bersurai coklat itu memperhatikan setiap gerakan yang ia lakukan sedari tadi dan itu membuatnya risih, ini seperti ia punya kamera pengintai yang mengintai setiap pergerakannya. Memangnya dia apa? Tahanan? Sandera?

Hiroki sendiri bingung, kenapa juga ia melontarkan kalimat itu tadi pagi. Belanja? Belanja bulanan? Sejak kapan belanja bulanan menjadi kegiatannya? Tapi ia tak bisa biarkan gadis di depannya ini pergi begitu saja karena ia masih penasaran apa yang membuat semua perkataannya tidak mempan pada gadis ini terutama ia tak bisa membaca pikiran gadis itu. Sebenarnya ia sudah mempunyai satu jawaban di kepalanya namun ia butuh bukti lebih banyak.

"Hiroki-san! Hiroki-san kau mendengarku tidak?" tanya Kanna mendongak, ia menjentikkan jarinya di depan wajah Hiroki.

Hiroki terkesiap ia menatap Kanna bingung, "apa? Ya aku mendengarmu."

"Kau punya alergi tidak? Aku ingin membeli--" kalimat Kanna terpotong sesaat kemudian Telunjuk Hiroki sudah berada di depan bibirnya secara tiba-tiba.

Manik coklat muda Kanna menangkap ekpresi aneh dari wajah Hiroki. Laki-laki ini apa memang seaneh ini sifatnya? Pikir Kanna. Hiroki masih mengisyaratkan Kanna untuk diam. Hiroki sendiri bergerak gelisah memperhatikan sekelilingnya dengan penuh curiga.

"Mereka disini."

Hiroki tanpa aba-aba menarik tangan Kanna. Dia berlari menarik gadis itu melewati barisan rak-rak besi berisi makanan dan barang-barang lainnya di supermaket ini. Waktu seperti berhenti berputar dan untuk para manusia di sekeliling mereka satu persatu memudar dan hilang.

"Hey! Ada apa ini kenapa semua orang menghilang?!" pekik Kanna panik.

"Diam dulu."

Suara Hiroki menggema di telinga Kanna membuat Kanna mengulum bibirnya sendiri. Ia sudah cukup kaget kaget saat petir menyambar-nyambar di luar sana ditambah Hiroki yang tiba-tiba berseru seperti tadi. Ia ingat supermarket ini tadinya terang benderang sekarang yang ia rasakan hawa gelap yang tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam supermarket, menyelimuti mereka ditambah suara petir dan kilat menyambar diluar sana.

Kanna berpikir apa ia sedang berada dalam mimpi? Atau ini sebuah ilusi? Atau bagaimana? Jangan-jangan kiamat!

Seseorang setidaknya jelaskan keadaan ini padaku! batin Kanna.

Hiroki berhenti di depan pintu besi besar bertuliskan 'Storage'. Hiroki membawa nya masuk ke dalam gudang penyimpanan di supermarket itu.

Oh bagus ini lebih menyeramkan dan gelap pikir Kanna lagi.

Devil Meets Angel [FANFIC] Where stories live. Discover now