Chapter 11

256 22 0
                                    

~ Happy Reading ~

"Nari, apa benar kamu pernah akselerasi waktu sekolah." tanya RM.

"Iya Oppa. Dari tingkat 2 menengah ke tingkat atas. Sebenarnya aku harus lulus lebih awal tapi aku tidak mau teman temanku menganggapku aneh." ucap Nari.

"Memangnya kenapa harus di bilang aneh, Bukannya itu bagus. Kamu pintar." ucap RM.

"Pintar bukan segalanya Oppa, aku dulu juga pernah menjadi korban bully." ucap Nari.

"Benarkah? Memangnya kenapa?." tanya Taehyung.

"Dulu aku sekolah sambil bekerja paruh waktu dan teman temanku mengataiku anak orang miskin yang hanya bisa hidup gratisan." ucap Nari.

"Kenapa mereka bilang seperti itu."

"Aku dulu bisa sekolah tingkat atas di tempat mewah karena mendapatkan beasiswa dari sekolah sebelumnya. Awalnya aku tidak ingin disana karena aku bukan golongan mereka yang memiliki tas bermerk, sepatu bermerk bahkan mobil yang berganti ganti. Waktu itu aku hanya ingin lulus menjadi lulusan terbaik. Ingin membuktikan kepada mereka kalau orang miskin sepertiku bisa lulus dengan hasil yang memuaskan jadi hal itu yang membuatku bersemangat sekolah disana. Pernah suatu hari teman sekelas mengunciku di toilet sampai jam pulang sekolah, hanya karena mereka iri kepadaku tapi itu hanya sampai tahun ke 2." ucap Nari.

"Dan pada tingkat akhir aku mendapatkan beasiswa lagi ke Jepang. Benar juga kata orang kalau aku hidup dengan menikmati gratisan dari orang lain tapi dari sana aku mulai menata hidupku. Walau awalnya jurusan yang aku ambil yakni ilmu Hukum tapi setelah semester ke 3 aku lebih memilih menjadi sebagai fotografer, karena hobiku dan jadilah aku sekarang." jelas Nari.

"Kau berjuang sejak awal, orang tua kamu pasti bangga." ucap Hoseok.

"Seharusnya seperti itu." ucap Nari sambil tersenyum.

"Maksudnya bagaimana?" tanya Hoseok.

"Sudah sudah. Apa kalian mewawancarainya? Jangan di jawab sayang, biarkan saja." uca Jungkook.

"Wahh Kookie aa. Kau jahat sekali, aku masih ingin mendengar cerita Nari." ucap Hoseok.

"Apa hidupmu sulit saat di Jepang?" tanya Jimin.


Jimin yang awalnya diam kemudian bertanya tentang kehidupan Nari di Jepang.

"Apa orangtua kamu selalu mendukungmu. Benar kata Hoseok Hyung, Mereka pasti sangat bahagia memiliki anak yang pintar dan mandiri sepertimu tapi ada benarnya, kepintaran bukan segalanya. Kalau kamu bisa menjual kepintaranmu harusnya kamu jauh lebih baik kan?" ucap Jimin. Entah apa maksud yang dikatakan tapi ucapannya seperti menyudutkan Nari.

"Hyung cukup." ucap Jungkook.

"Aku hidup dengan cukup baik walau banyak yang hilang dariku tapi aku tetap menjalaninya. Ya, benar. kepintaran memang bukan segalanya untuk orang miskin sepertiku. Aku tetap harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Sekeras apapun aku bekerja tetap tidak bisa membeli semuanya dengan uang. Ternyata Oppa begitu ingin tahu tentangku." ucap Nari.

"Hanya ingin tahu saja. Apa yang hilang darimu? Kamu seperti menikmati hidupmu dengan sangat baik. Kamu jadi seperti sekarang juga karena usahamu kan? Keberuntungan yang membuatmu seperti ini, kepintaran saja tidak akan bisa." ucap Jimin.

"Iya, kadang orang yang bergelimang harta akan menilai seseorang seperti ku dengan setelah mata. Berfikir segalanya bisa di beli dengan uang. Bahkan mengambil milik orang lain dengan mudahnya. Semua di ukur dengan uang tapi mereka tidak tahu betapa susahnya seorang itu menjalani hidupnya karena bicara tak semudah melakukannya." ucap Nari. Dia menatap Jimin saat menjawab ucapan Jimin.

The Truth Untold (END)Where stories live. Discover now