Uchiha Sasuke

204 24 0
                                    

11 Maret

Pria itu bagaikan pangeran tangguh di kerajaan yang selalu diselimuti salju. Pria yang teladan, cerdas, mempesona, dan dingin tidak mudah tersentuh.

Uchiha Sasuke sibuk membaca novel genre action. Dia mengabaikan Naruto yang numpang main, hanya untuk menonton video dewasa di kamarnya, begitu santainya pria kuning itu menonton dengan headset yang terpasang rapih pada telinga.

Sasuke sudah biasa dengan kebiasaan sahabatnya sedari bayi itu. Mereka memang bertolak belakang. Faktanya Sasuke tidak pernah sama sekali menonton video dewasa alias video yang berbau pornografi, dia tidak minat, apalagi Sasuke tidak pernah pacaran seumur hidupnya, dia mengabaikan semua wanita yang gencar berlomba mengejarnya karena hati Sasuke hanya teruntuk gadis musim semi seorang.

Sasuke menutup novelnya ketika selesai dilembar terakhir. Dia naik ke atas ranjang mengambil posisi di samping Naruto yang tidak terganggu sama sekali ketika laptopnya bergoyang karena pergerakan kasur. Sasuke tidak menatap laptop yang sedang dinikmati sahabatnya karena pria itu tidur berlawanan dengan posisi Naruto yang tiarap.

Sasuke memejamkan matanya, merasa damai karena Naruto akan tenang jika sudah disajikan video favoritnya.

Pikiran pria itu melayang tanpa perintah, mengalir begitu saja mengingat kembali bagaimana ketika bertemu Haruno Sakura untuk pertama kalinya.

Pertemuan mereka, tepatnya pada saat Sasuke sedang berbelanja dengan anak kesayangan Itachi yang bernama Yuki. Di hari minggu, mereka berdua pergi ke super market dekat perumahan, untuk membeli es krim.

"Kaka itu cantik, Yuki suka walna melah muda." Anak kecil berumur empat tahun yang bernama Uchiha Yuki menunjuk ke arah seorang gadis yang sedang membayar di kasir.

"Hn," Sasuke merespon tanpa menoleh ke arah yang ditunjukan Yuki. Pria itu sedang mengambil beberapa es krim dengan kedua tangannya lalu dimasukan kedalam keranjang.

Karena tangan Yuki yang tidak dituntun oleh Sasuke, membuat gadis itu bebas dapat berjalan kesana-kemari, seperti sekarang gadis kecil itu menghampiri subjek yang menarik perhatiannya.

"Kaka cantik," Yuki menarik rok selutut yang di pakai gadis merah muda didepannya.

Gadis itu menoleh dengan belanjaan yang sedang dia pegang disalah satu tangannya. "Eh, adik kecil?" Dia tersenyum, lalu mecubit gemas hidung lawan bicaranya.

Yuki tertawa membuat Sakura spontan ikut tertawa seraya membimbing Yuki sedikit kepinggir agar mereka tidak menghalangi antrian pembayaran.

"Yuki?" Sasuke menghampiri keponakannya dengan wajah yang cukup khawatir karena anak kecil itu sempat menghilang dari pengawasannya.

"Jadi, nama mu Yuki, hm?" Gadis merah muda itu merendahkan badannya agar sejajar dengan Yuki, lalu dia mengulurkan tangannya. "Aku Sakura, salam kenal." Dengan semangat Yuki menggerakan tangan mungilnya untuk bersalaman. "Yuki suka sama walna lambut ka Sakula!"

Sasuke yang sedari tadi berdiri, sudah dalam fantasinya, membayangkan jika Sakura adalah istri masa depannya dan mereka berdua akan mempunyai anak perempuan.

Ternyata Sakura adalah anak pindahan dari Suna yang tinggal satu perumahan dengannya, mereka hanya beda beberapa blok, Sasuke tahu karena saat itu ketika keluar dari supermarket mereka pulang bersama bertiga. Begitu gembiranya pria itu ketika tahu jika Sakura akan sekolah ditempat yang sama dengannya.

Saat junior high school Sakura adalah gadis yang pendiam tidak banyak tingkah, penampilannya kelewat sederhana dengan rambut pendek sangat tomboy, poni berantakan yang menutupi dahi hampir menutupi mata emeraldnya. Temannya di kelas hanya Hyuga Hinata yang pemalu dan anggun.

Sasuke terus mengawasi sikap dan penampilan gadis itu dalam diam, hanya Naruto yang tahu dengan kebiasaan Sasuke yang tidak biasa itu.

Sampai pada akhirnya mereka satu sekolah lagi di senior high school dan penampilan Sakura mulai sedikit berubah karena poninya yang kian memanjang dibuat miring sampai kebelakang telinga dengan dihiasi bandana merah, sikapnya selalu baik dan tulus, kemajuannya adalah dia tidak pendiam seperti dulu karena temannya bertambah seperti Ino yang suka bergosip dan cerewet, Tenten yang barbar dan konyol serta Matsuri yang jutek dan sedikit pemalu. Berteman dengan mereka membawa dampak baik karena kini pribadi Sakura menjadi lebih ceria.

Tatapan mata hijaunya, senyuman manis itu, dan entah kenapa Sasuke merasa banyak rahasia yang disimpan oleh Sakura. Hal itu membuatnya menjadi sangat tertarik sehingga tidak pernah berpaling kepada gadis lain.

"Woy, Teme, kau tidur?!"

Sasuke bahkan tidak sadar jika sekarang posisi Naruto sedang berada di atasnya dengan wajah yg cukup dekat tepat saling berhadapan.

"Baka, menjauhlah!" Sasuke mendorong sahabat kuningnya itu dengan kekuatan yang cukup membuat Naruto terjungkal.

"Kau selalu kasar Teme, sialan!"

"Posisimu tadi menjijikan Dobe!"

"Aku normal brengsek! Aku milik Hinata! Kau yang seperti gay, tidak memiliki kekasih sejak dulu!"

Bruk!!
Tanpa bisa menghindar, wajah Naruto sudah memerah karena terkena lemparan bantal dari Sasuke.

"Gggrrrrh! Milikilah Sakura secepatnya dasar payah!" Murka Naruto. Suaranya begitu menggema ditelinga Sasuke layaknya perkataan itu seperti sebuah kutukan keberuntungan untuknya.

 Suaranya begitu menggema ditelinga Sasuke layaknya perkataan itu seperti sebuah kutukan keberuntungan untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc
Vote and komentar
Sorry for typo

Sleep WolfWhere stories live. Discover now