"Kemana ayah kalian?" itu suara dari seorang pria berpenampilan menarik yang menjadi rekan kerja Eunbi. Tubuhnya tegap tinggi dan senyumnya menawan. Namanya Chaeyeon—wonyoung pernah berkenalan dengannya tapi Yujin lupa lupa ingat, jadi dia selalu memanggil dengan sebutan paman. Yujin menaiki kursi putar empuk ibunya, menempatkan dirinya dengan santai dan mulai menikmati hawa AC yang membuatnya semakin mengantuk.
Wonyoung memilih duduk di kursi lain di hadapan meja Eunbi. "Papa bekerja" ucap Wonyoung. Dia sedang mengingat ingat perkataan ibunya ketika dia menanyakan pertanyaan yang sama, maka dia mengkopi jawaban Eunbi. Chaeyeon mengangguk mengerti.
Chaeyeon jelas tahu pekerjaan Hyewon, dia selalu mencari tahu. Dia kalah cepat dari pria yang bekerja sebagai PNS tersebut. Dia masih suka Eunbi, sangat suka meski wanita itu sudah beranak dua. Dia hanya suka, sadar bahwa jika wanita itu sudah dimiliki oleh orang lain—menghasilkan anak anak yang lucu seperti Yujin dan Wonyoung.
"Biasanya Papa kalian yang menjemput" Chaeyeon sedang melancarkan aksi PDKT terhadap calon anak anaknya. Dia bahkan suka sekali pada Yujin dan Wonyoung.
Mengangguk. "Papa sedang sibuk" Wonyoung tak perlu di ajarkan untuk menjelaskan bahwa ayahnya sedang tak punya waktu menjemputnya. Hyewon sedang melakukan tugas Negara—itulah yang dikatakan ayahnya ketika ayahnya ditanya olehnya tentang 'apa itu sibuk?'
Chaeyeon manggut manggut. "Bermain dengan paman saja, bagaimana?" tawarnya. Wonyoung tersenyum lebar. Tentu saja ia senang memperoleh teman untuk bermain—ia melirik membunuh pada Yujin yang sudah terlelap di kursi kerja ibunya. Menikmati masa tidurnya yang bahagia.
"Bukankah paman sedang bekerja?" Chaeyeon mencoba menimbang. Tapi dia kembali tersenyum.
"Tidak tidak, paman tidak sedang ada operasi" Wonyoung mengerti. Dia kemudian menyambut Chaeyeon. Bermain dengan Chaeyeon adalah harapannya untuk tidak bosan di dalam ruangan itu.
Eunbi melirik Wonyoung yang duduk di kursi samping kemudi, mereka baru saja selesai makan bersama Chaeyeon—rekan kerjanya yang ramah. "Kau senang sekali Wonyoung" Wonyoung mengangguk kemudian tersenyum lebar. "Apa Paman Chaeyeon sangat baik?"
"Iya, Ma. Paman Chaeyeon bermain terus dengan Wonyoung dan memberikan Wonyoung es krim. Dia juga membersihkan mulutku" Yujin mengerang dari jok belakang mobil. Dia juga senang paman itu menyuapinya dan selalu berbicara untuk mengunyah makanannya. Dia jadi tidak tersedak.
"Dia paman yang baik" kata Yujin. Wonyoung mengiyakan. "Paman apa tadi namanya?" dan Eunbi tak bisa kalau tidak tertawa. Yujin terlalu memaksakan dirinya ingin mengingat ingat nama Chaeyeon di tengah pemujiannya. Chaeyeon pun pasti tak merasa senang jika tahu tentang kenyataan ini.
.
Hari ini ada yang aneh. Masih pagi yang cerah, masih dengan Yujin yang mengantuk, masih dengan Wonyoung yang berisik. Si bungsu Ahn sedang berlari ke sana kemari, mencoba mencari di mana gerangan keberadaan sepatunya. Sepatunya yang mirip milik Yujin tidak ada di rak sepatu di sebelah sepatu milik Yujin. Aneh sekali.
"MAMAAAAAA" Wonyoung berteriak. Berlari menghampiri ibunya yang sedang menghidangkan susu, telur mata sapi dengan beberapa potong sosis di atas piring. "Sepatuku mana? Dia menghilang!" kata Wonyoung.
"Dimana kau meletakkannya?" Hyewon lah yang bertanya pada si anak. Eunbi memilih diam, wajahnya keruh dan senyuman serta kemarahan yang ditujukannya pada si bungsu juga menghilang pagi ini.

BINABASA MO ANG
LULLABY || Annyeong Ver. [ Yujin x Wonyoung]
Short StoryKisah slice of life dari si kembar keluarga Ahn Yujin si sulung Dan wonyoung si bungsu Cerita ini repost dari original story oleh ika.zordick. jika kalian penasaran silakan search dengan judul yang sama