07. Temptation

276 24 0
                                    





Augusto sedang merapikan obat-obatan milik Mika. Lebih tepatnya Chabelita-lah yang sedang merapikan obat-obatan Mika, karena ia telah mengenakan rambut palsu dan rok wanitanya. Semalam setelah mendengar suara muntahan nona mudanya dari balik telepon lalu kemudian panggilan tiba-tiba terputus tiba-tiba, Augusto bergegas untuk pulang. Untunglah Augusto menyimpan cadangan rambut palsu beserta pakaian wanita di ruangan Layla, hal tersebut membantu memudahkan Augusto untuk memasuki kediaman Mika tanpa harus menyelinap.

Ketika sampai di kamar Mika, dokter keluarga telah memasangi infus pada nona mudanya tersebut. Wajah gadis itu pucat meskipun tampak tertidur pulas akibat obat yang dikonsumsinya. Dan sejak itu Chabelita selalu menunggui Mika sampai pagi menjelang.

"Cha..."

Suara lirih itu mengalihkan perhatian Chabelita. Secara reflek pria separuh wanita itu menghampiri Mika yang sudah terduduk menatap tajam kearahnya. Mika mengembangkan senyum cerah ketika mendapati sosok yang sedari tadi malam dicarinya. Chabelita membantu membenarkan posisi duduk nona mudanya, membuatnya mendapatkan posisi nyaman ketika nona mudanya itu duduk.

"Kapan kau datang?" Tanya Mika dengan pandangan mengikuti setiap gerak Chabelita.

"Semalam setelah panggilan anda terputus, saya langsung datang. Nona ingin sarapan apa? Nanti akan saya sampaikan ke dapur."

"Aku belum lapar."

"Susu dan roti saja kalau begitu."

"Aku—"

Belum sempat Mika menyelesaikan kalimatnya, Cha sudah menghilang dibalik pintu kamar Mika. Di ruangan tersebut bukanya tidak ada orang lain selain mereka berdua, Mikail berada di sana dan hanya memperhatikan. Lelaki itu memang tidak terlalu dekat dengan adiknya, tapi Mikail dapat melihat bagaimana adiknya sangat bergantung pada sosok bodyguard barunya. Rasa iri mulai Mikail rasakan. Dialah kakak kandung Mika, akan tetapi sang adik justru nampak sangat menyayangi orang lain.

"Mikail..."

Panggilan Mika sontak membuat Mikail beranjak dari duduknya, bibirnya mengembangkan senyum tapi nampak sedang dipaksakan.

"Cha sudah datang 'kan, dia akan menjagamu lebih baik dariku. Aku keluar dulu."

Mika menatap bingung kepada sang kakak. Gadis itu yakin bahwa terdapat maksud lain dari ucapan Mikail barusan. Tapi sayangnya Mika tidak tahu pasti apa maksud lain dari ucapan kakaknya tersebut.

Tepat setelah Mikail keluar, Chabelita muncul dengan senampan penuh makanan serta sekeranjang buah yang menggantung ditanganya. Nampan tersebut berisi bermacam makanan mulai dari roti isi, segelas susu, jus, dan air putih. Bukan hal baru bagi Mika saat melihat kekuatan diatas rata-rata milik Chabelita.

Itu baru senampan makanan dengan sekeranjang penuh buah. Sudah menjadi hal lumrah ketika Mika membiarkan tubuhnya digendong kesana-kemari oleh Chabelita dengan mudah, seakan tubuh Mika terbuat dari kapas yang teramat ringan. Bahkan sebelumnya Mika pernah tidak sengaja melihat Chabelita sedang berlatih dengan dua penjaga laki-laki rumahnya. Tidak bisa dibilang perkelahian feminin karena aksi jotos dan banting diantara ketiganya sangat mengerikan, bahkan mungkin mengalahkan aksi jotos didalam film-film box office dunia.

"Aku tidak lapar Chabelita."

"Perut nona harus diisi agar tidak lemas lagi."

"Tapi aku mual, Cha.."

Mika masih mendebat dan rupanya Chabelita pun tidak mau kalah dengan debatan Mika.

"Kalau tidak diberi makan justru akan semakin mual mantinya nona."

The Bodyguard : Man with a Girl's Uniform [ COMPLETE √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang