02. Keikutsertaan Fitri

1K 89 12
                                    

Hai haiiiiiiiii
Maaf karena kesalahan penulisan atau kata-kata di cerita ini ya
Jujur, break nggak buat cerita berbulan-bulan itu ngebut author jadi susah menyusun kata-kata yang pas
Mohon dimaklumi ya hehehe

###

"Keadaan Ibu Husna dan kandungannya baik-baik saja. Semuanya stabil. Ini bagus sekali. Bahkan asupan gizi yang dibutuhkan pun tercukupi. Semoga keadaan seperti ini dapat berlangsung hingga proses lahiran nanti ya Bu, Pak" jelas Dokter Gita setelah memeriksa Husna.

"Aminnnn. Semoga saja. Terimakasih, Dok" Hizam menimpali. Ia tersenyum, senang dengan hasil pemeriksaan istri dan calon buah hatinya.

"Iya, sama-sama".

"Permisi, Dok".

Setelah Dokter Gita mengangguk, Hizam dan Husna lalu keluar dari ruangan itu.

"Alhamdulillah..... Baik-baik disana ya, nak" ujar Hizam sembari mengelus perut Husna yang sudah membesar.

Husna hanya tersenyum. Ia sudah terbiasa dengan sikap manis Hizam.

"Sekarang kamu mau kemana, sayang? Aku bakal anterin kamu seharian. Kemanapun!".

"Beneran mas? Kamu nggak balik kerja".

"Khusus hari ini, aku mau fokus sama kamu dan calon anak kedua kita. Lagian di kantor tidak ada agenda penting. Sekertaris aku pasti bisa handel semuanya".

"Emmmmm.... Kalau gitu aku mau beli perlengkapan bayi yang kurang kemarin".

"Yaudah, ayo kita beli". Hizam langsung merengkuh pundak Husna dan melangkah menuju parkiran.

"Tapi beli ice cream dulu ya".

"Siap, bos".

Husna tertawa, ia memukul dada Hizam pelan. "Apaan sih, Mas. Malu tahu didengerin orang lain".

"Ya nggak papa. Biar mereka iri".

"Hahaha.... Ada-ada aja".

"Ehem ehemmmm" ujar seseorang yang tiba-tiba datang dari arah berlawanan. Ia menghampiri Hizam dan Husna. Membuat pasangan suami-istri itu menghentikan langkahnya.

"Meira" lirih Husna. Ia langsung menjauhkan diri dan Hizam.

"Yah, elo Ra, ganggu orang lagi mesra aja" protes Hizam yang mendapat pelototan dari Husna.

Meira menggeleng-gelengkan kepala "Ckckck.... Di rumah sakit masih aja mesra-mesraan. Nggak ada tempat lain apa".

"Namanya juga pasutri. Nanti kalau loe nikah sama Arshad juga sama".

"Emang iya?".

"Jangan dengerin Mas Hizam, Na. Suka ngaco kalau ngomong" sahut Husna. "Btw, loe kesini mau ketemu Arshad ya?".

Meira mengangguk.

"Terus itu apa?".

"Oh, ini... Makanan buat Mas Arshad. Sebagai ucapan terimakasih karena Mas Arshad udah siapin kejutan buat aku".

"Oh yang ke makam almarhumah ibu kalian kan?" celetuk Hizam.

"Iya".

"Mas Hizam tahu? Kok aku nggak tahu sih???".

"Arshad pernah cerita sekilas. Yang lebih tahu tuh Rafif sama Aisyah. Soalnya mereka yang ikut ngurusin semuanya".

"Oya? Kenapa Mas Hizam nggak ikut bantu ngurusin juga?".

"Arshad pengen aku fokus ke kamu dan calon bayi kita".

"Oh....." Husna mengangguk mengerti.

"Asal kamu tahu sayang, harusnya kamu yang ikut perjalanan Meira dan Arshad ke Jogja-Singapura. Tapi berhubung kamu hamil, jadi Fitri yang gantiin kamu".

Remaja Masa Kini 2Where stories live. Discover now